Senin, 02 Maret 2015

Penyebab Terkuncinya Hati

Minimal tujuh belas kali dalam sehari, orang-orang beriman berdoa kepada Allah Ta’ala agar dikaruniai petunjuk menuju jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang yang dianugerahkan nikmat kepada mereka sebagaimana para Nabi dan Rasul, Sahabat, Tabi’in, Pengikut Tabi’in, Syuhada’, Shiddiqin, dan para penerus mereka; bukan jalannya orang yang sesat dari kaum Nashrani ataupun ingkar sebagaimana kaum Yahudi.

Orang-orang yang sesat itulah golongan yang disebutkan dalam al-Qur’an telah dikunci mati mata hati, telinga dan ditutup penglihatannya oleh Allah Ta’ala. Qatadah menafsirkan ini dengan mengatakan, “Setan telah menguasai mereka karena mereka menaatinya.”

Sebab menaati setan itu, “Allah Ta’ala mengunci mata hati dan pendengaran, serta menutup pandangannnya.” Sehingga, lanjutnya menerangkan, “Mereka tidak dapat melihat petunjuk, tidak bisa mendengarkan, memahami dan berfikir.”

Semua itu terjadi lantaran dosa dan kesalahan yang dilakukan semakin menggunung, dan tidak ada niat ataupun keinginan untuk meminta ampun kepada Allah Ta’ala. Padahal, dosa sebagaimana disebutkan dalam hadits ibarat noda hitam yang mengotori hati. Jika bertambah dosa, semakin banyak noda hitam di hati. Kemudian tatkala seseorang meminta ampun seraya beristighfar, noda hitam itu akan menjadi jernih.

“Jika seorang mukmin mengerjakan suatu dosa,” sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “maka akan timbul noda hitam di dalam hatinya.” Lanjut Nabi dalam riwayat Imam Tirmidzi dan an-Nasa’i ini, “Jika ia bertaubat, menarik diri dari dosa itu dan mencari ridha Allah Ta’ala, maka hatinya menjadi jernih.” Sebaliknya, “Jika dosanya bertambah, maka bertambah pula nodanya sehingga memenuhi hatinya.”

Dosa yang semakin banyak itulah yang disebut ar-Ran (penutup) sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, “Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hatinya.” (Qs. al-Muthaffifiin [83]: 14)

Dijelaskan oleh Imam Ibnu Jarir ath-Thabari, ketika dosa semakin menumpuk dan menutupi mata hati, “Maka tidak ada jalan bagi iman untuk masuk ke dalamnya, dan tidak ada jalan bagi kekufuran untuk keluar dari darinya.”

Inilah yang terjadi ketika seseorang bergelimang dalam dosa. Hingga dosa itu menutupi seluruh hati dan pendengaran, dan juga penglihatannya. Mereka menjadi sosok yang sombong dan tidak mau menerima kebenaran sekalipun cahaya kebenaran itu seterang bulan ketika purnama.

Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari ketertutupan hati, dan menjadikan kebenaran mudah masuk kemudian bersemayam di dalam hati kita semua. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar