Selasa, 30 Juni 2015

6 Perkara penghapus Amal

DALAM kehidupan, tidak jarang kita melakukan kesalahan dan kekhilafan. Namun sadarkah bahwa dosa-dosa yang dilakukan ada beberapa yang dapat menghapus amal-amal kebaikan yang telah kita perbuat. Tentunya hal ini akan sangat merugikan, bahkan dapat menyebabkan kita tergolong pada orang yang ‘bangkrut’ di akhirat kelak. Berikut enam perkara yang dapat menghapus amal-amal baik:

1. Al istighlal bi’uyubil kholqi (sibuk dengan aib orang lain) sehingga lupa pada aib sendiri. Pepatah mengatakan “Kuman diseberang lautan tampak, sedangkan gajah dipelupuk mata tidak tampak.” Mengkritik dan membicarakan keburukan orang lain memang mengasyikan, namun dampaknya akan merugikan kita sendiri. Rasulullah Saw bersabda  “jauhilah olehmu buruk sangka karena buruk sangka itu perkataan paling dusta, janganlah kamu memata-matai dan mencari-cari kesalahan orang lain…” (HR. Mutaffaq’alaih dan Imam Malik)

2. Qaswatul qulub (hati yang keras) kerasnya hati terkadang lebih keras dari batu karang. Sulit menerima nasehat.
3. Hubbun dunya (cinta mati terhadap dunia). Merasa hidupnya hanya di dunia saja, sehingga segala aktifitasnya tertuju pada kenikmatan dunia dan lupa akan kehidupan akhirat.

4. Qillatul haya’ (sedikit rasa malunya), jika seseorang telah kehilangan rasa malu maka akan melakukan apa saja tanpa takut dosa. Rasulullah saw sendiri telah memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada siapa saja yang tidak memiliki rasa malu untuk berbuat sesuka hatinya.

5. Thulul amal (panjang angan- angan), merasa hidupnya masih lama di dunia ini sehingga enggan untuk taubat.

6. Dhulmun la yantahi (kezhaliman yang tak pernah berhenti) perbuatan maksiat itu biasanya membuat kecanduan bagi pelakunya jika tidak segera taubat dan berhenti maka sulit untuk meninggalkan kemaksiatan tersebut. Maksiat itu ibarat candu, nikmat namun sesungguhnya kenikmatan itu justru akan mencelakakan pelakunya. Tidak hanya mendapatkan balasan di dunia, pelaku maksiat juga akan mendapatkan azab dari Allah swt di akhirat kelak.

Senin, 29 Juni 2015

Renungan, untuk suami isteri

“Assalaamu’alaikum…!” Ucapnya lirih saat memasuki rumah.

Tak ada orang yang menjawab salamnya. Ia tahu istri dan anak-anaknya pasti sudah tidur. Biar malaikat yang menjawab salamku,” begitu pikirnya.

Melewati ruang tamu yang temaram, dia menuju ruang kerjanya. Diletakkannya tas, ponsel dan kunci-kunci di meja kerja.

Setelah itu, barulah ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

Sejauh ini, tidak ada satu orang pun anggota keluarga yang terbangun. Rupanya semua tertidur pulas.

Segera ia beranjak menuju kamar tidur. Pelan-pelan dibukanya pintu kamar, ia tidak ingin mengganggu tidur istrinya.

Benar saja istrinya tidak terbangun, tidak menyadari kehadirannya.

Kemudian Amin duduk di pinggir tempat tidur. Dipandanginya dalam-dalam wajah Aminah, istrinya.

Amin segera teringat perkataan almarhum kakeknya, dulu sebelum dia menikah.

Kakeknya mengatakan, jika kamu sudah menikah nanti, jangan berharap kamu punya istri yang sama persis dengan maumu. Karena kamu pun juga tidak sama persis dengan maunya.

Jangan pula berharap mempunyai istri yang punya karakter sama seperti dirimu. Karena suami istri adalah dua orang yang berbeda. Bukan untuk disamakan tapi untuk saling melengkapi.

Jika suatu saat ada yang tidak berkenan di hatimu, atau kamu merasa jengkel, marah, dan perasaan tidak enak yang lainnya, maka lihatlah ketika istrimu tidur….

“Kenapa Kek, kok waktu dia tidur?” tanya Amin kala itu.

“Nanti kamu akan tahu sendiri,” jawab kakeknya singkat.

Waktu itu, Amin tidak sepenuhnya memahami maksud kakeknya, tapi ia tidak bertanya lebih lanjut, karena kakeknya sudah mengisyaratkan untuk membuktikannya sendiri.

Malam ini, ia baru mulai memahaminya. Malam ini, ia menatap wajah istrinya lekat-lekat. Semakin lama dipandangi wajah istrinya, semakin membuncah perasaan di dadanya. Wajah polos istrinya saat tidur benar-benar membuatnya terkesima. Raut muka tanpa polesan, tanpa ekspresi, tanpa kepura-puraan, tanpa dibuat-buat. Pancaran tulus dari kalbu.

Memandanginya menyeruakkan berbagai macam perasaan. Ada rasa sayang, cinta, kasihan, haru, penuh harap dan entah perasaan apa lagi yang tidak bisa ia gambarkan dengan kata-kata.

Dalam batin, dia bergumam,
“Wahai istriku, engkau dulu seorang gadis yang leluasa beraktivitas, banyak hal yang bisa kau perbuat dengan kemampuanmu. Aku yang menjadikanmu seorang istri. Menambahkan kewajiban yang tidak sedikit. Memberikanmu banyak batasan, mengaturmu dengan banyak aturan.

Dan aku pula yang menjadikanmu seorang ibu. Menimpakan tanggung jawab yang tidak ringan. Mengambil hampir semua waktumu untuk aku dan anak-anakku.

Wahai istriku, engkau yang dulu bisa melenggang kemanapun tanpa beban, aku yang memberikan beban di tanganmu, dipundakmu, untuk mengurus keperluanku, guna merawat anak-anakku, juga memelihara rumahku.

Kau relakan waktu dan tenagamu melayaniku dan menyiapkan keperluanku. Kau ikhlaskan rahimmu untuk mengandung anak-anakku, kau tanggalkan segala atributmu untuk menjadi pengasuh anak-anakku, kau buang egomu untuk menaatiku, kau campakkan perasaanmu untuk mematuhiku.

Wahai istriku, di kala susah, kau setia mendampingiku. Ketika sulit, kau tegar di sampingku. Saat sedih, kau pelipur laraku. Dalam lesu, kau penyemangat jiwaku. Bila gundah, kau penyejuk hatiku. Kala bimbang, kau penguat tekadku. Jika lupa, kau yang mengingatkanku. Ketika salah, kau yang menasehatiku.

Bercerai karena terlalu mencintai istri

Bercerai karena terlalu mencintai istri? Terdengar sangat janggal, namun itulah yang terjadi di masa Rasulullah. In sya Allah kisah ini dapat mengingatkan kita untuk tidak berlebihan dalam mencintai pasangan.

Inilah kisah selengkapnya...

Abdullah bin Abu Bakar RA baru saja melangsungkan pernikahan dengan Atikah binti Zaid, seorang wanita cantik rupawan dan berbudi luhur. Dia seorang wanita berakhlak mulia, berfikiran cemerlang dan berkedudukan tinggi. Pastilah Abdullah amat mencintai istri yang sangat sempurna menurut pandangan manusia.

Pada suatu hari, ayahnya Abu Bakar RA lewat di rumah Abdullah ingin mengajak pergi bersama-sama sholat berjamaah di Masjid. Namun, beliau mendapati anaknya sedang bermesraan dengan Atikah dengan lembut dan romantis sekali, beliau membatalkan niatnya dan meneruskan perjalanan ke Masjid.

Setelah selesai menunaikan sholat, Abu Bakar RA sekali lagi melalui jalan di rumah anaknya. Alangkah kesalnya Abu Bakar RA ketika mendapati anaknya masih bersenda gurau dengan istrinya sebagaimana sebelum beliau menunaikan sholat di Masjid.

Selain lalai dari menunaikan shalat, Abdullah pun lalai dalam perniagaan yang dimilikinya, ia terlalu larut dalam cinta dan bersenda gurau dengan istrinya sehingga melupakan hal lain dalam hidupnya.

Kecantikan dan keluhuran pribadi Atikah benar-benar menyihir hati Abdullah. Menyita seluruh jiwanya. Menyandera seutuh akalnya. Hari-harinya hanya mengagumi Atikah. Kecantikannya, jelitanya, dan adab mulianya.

“Ia (Atikah) menyibukkannya(Abdullah) dari perang-perangnya,” kata Imam Ibnu Hajar membicarakan biografi Atikah.

Jika cinta telah mulai berubah menjadi diktator dan mulai terlihat angkuh. Memaksa untuk hanya dia yang diperhatikan dan dipedulikan. Bahkan memaksa untuk melupakan berbagai kewajiban hidup. Maka ia harus ditegur.

Dan Abu Bakar sang ayah pun menegurnya. "Wahai Abdullah, adakah kamu sholat berjama'ah?"

Tanpa berhujjah panjang Abu Bakar berkata: "Wahai Abdullah, Atikah telah melalaikan kamu dari kehidupan dan pandangan hidup malah dia juga telah melupakan kamu dari sholat fardhu, ceraikanlah dia!"

Demikianlah perintah Abu Bakar kepada Abdullah. Suatu perintah ketika Abu Bakar mendapati anaknya melalaikan hak Allah. Ketika beliau mendapati Abdullah mulai sibuk dengan istrinya yang cantik. Ketika beliau melihat Abdullah terpesona keindahan dunia sehingga menyebabkan semangat juangnya semakin luntur. 

Lalu bagaimana tanggapan Abdullah? Tanpa membuat dalih apalagi mencoba membunuh diri, Abdullah terus mengikuti perintah ayahandanya dan menceraikan istri yang cantik dan amat dicintainya. Subhanallah!

Namun setelah itu, Abdullah sangat gundah. Setiap guratan kegundahannya dituangkan dalam untaian syair. Hari-harinya bersyair kegundahan akan pahitnya perpisahan:

“Hai Atikah, aku tidak kan melupakanmu selama angin bertiup
Dan selama burung merpati masih bersuara
Hai Atikah, saya tidak akan melupakanmu selama orang masih berhaji
Dan selama bintang yang bergantungan di langit bersinar
Hai Atikah, hatiku tiap hari dan malam
Tergantung kepadamu apa-apa yang tersembunyi dalam jiwa
Kalau bukan karena taqwa kepada Allah yang berhubungan dengan ayahku
Dan ketaatan kepadanya, maka kita tidak akan berpisah

Mendengar syair tersebut, serta melihat anaknya yang berubah menjadi kurus dan lemah serta kehilangan semangat, Abu Bakar pun luluh. Setiap kata Abdullah mengundang simpati Abu Bakar. Ayah bijak itu mengizinkan anaknya untuk kembali ke istrinya.

Setelah bersatu kembali, Abdullah dan Atikah menyadari bahwa cinta pada Allah harus lebih besar daripada cinta mereka. Abdullah kemudian mengikuti peperangan bersama Rasulullah, dan menjadi syuhada di medan jihad.

Demikianlah kisah pasutri yang saling mencintai, namun kemudian menyadari Hak Allah yang tidak boleh mereka lalaikan atas nama cinta.

Sabtu, 27 Juni 2015

Siapa bilang Rasulullah tidak suka bercanda

MELIHAT seorang sahabatnya sedang naik kuda, Nabi saw menegur, ”Hai, mengapa kaunaiki seekor anak kuda?

Sahabatnya itu terkejut dan menyanggah, “Bukan ya Rasulullah. Kuda saya sudah dewasa. Ini induk kuda, bukan anak  kuda.”

Nabi tertawa, “Bagaimana mungkin? Induk kuda pun anak kuda juga bukan? Apakah anak kucing?”

Sahabat itu terpingkal-pingkal setelah menyadari kebodohannya.

Pada hari yang berbeda beliau melihat seorang sahabat sedang makan kurma dalam keadaan matanya yang sebelah sakit. Nabi bertanya kaget, “Hai, sungguh mengherankan. Bagaimana caranya engkau memakan kurma, padahal matamu yang sebelah sedang sakit?”

Sahabat itu tahu Nabi sedang bercanda. Dengan nada yang sama ia menjawab, “Saya makan dengan mata yang sebelahnya lagi, ya Rasulullah.”

Nabi saw memang  suka berkelakar  untuk menghidupkan suasana ceria dengan para sahabatnya. Sehingga hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin berlangsung wajar dan tidak kaku.

Pernah Rasulullah terlambat tiba di masjid ketika para sahabat sudah ramai berkumpul. Biasanya Rasulullah sudah berada lebih dahulu di mesjid  sebelum para sahabat berdatangan.

Melihat  Nabi saw muncul dipintu mesjid, para sahabat langsung berdiri untuk menghormati kehadirannya.

Beliau segera mencegah seraya berkata, “Janganlah kalian berdiri menyambut kedatanganku. Aku bukan raja. Aku cuma seorang hamba Allah yang makan dan minum seperti kalian juga.”

Abu Hurairah pernah pagi-pagi bercerita kepada para sahabatnya, “Aku baru saja ditengok Rasulullah, padahal aku hanya sakit gigi.”

Ketika Rasulullah tidak melihat orang tua yang biasa membersihkan mesjid, beliau bertanya kepada para sahabatnya, “Kenapa orang tua itu tidak datang? Sakitkah dia, atau ada halangan yang lainya?”

Seorang sahabat menerangkan, “Orang tua itu meninggal dunia kemarin dan telah dikebumikan dengan baik.”

Nabi  terperanjat. Beliau bertanya, “Mengapa tidak ada seorangpun yang memberitahukan hal itu kepadaku?”

Para sahabat berdalih, bahwa kematian seorang tua adalah soal biasa. Sedangkan Rasululah nampak selau  sibuk. Jadi mereka berpendapat tidak perlu mengabarkan hal itu kepada beliau.

Nabi menyesal sekali dan wajahnya berubah muram. Beliau lantas menanyakan dimana kuburannya. Seorang sahabat menyahut, “Jauh sekali Rasulullah.”

Nabi tetap bersikeras untuk menziarahi kuburannya. Beliau memperingatkan bahwa semua manusia memiliki derajat yang sejajar. Manusia berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah. Jangan memperdayakan seseorang dari yang lainnya. Tidak ada kelebihan orang kulit putih dibanding dengan orang kulit hitam. Tidak ada kelebihan bangsa Arab daripada bangsa Ajam. Semua dinilai dari kadar takwa masing-masing.

Seperti yang dikatakan, akhirnya Nabi berziarah ke makam orang tua itu walaupun tempatnya jauh sekali dan amat terpencil. Matahari panas terik, sampai Nabi menderita sakit kepala. Pada waktu kembali ke Madinah dari luar  kota tempat dikuburkannya orang tua itu, pakaiannya basah kuyup oleh keringat, matanya pedih dan merah, namun wajahnya berseri-seri karena merasa lega. [sumber:  30 Kisah Teladan, Aburrahman Ar-Raisi, Penerbit Rosda Karya]

Sabit di kuku, indikator kesehatan



Orang yang sehat memiliki sabit di jempolnya, jari tengah dan jari telunjuk juga harus ada sabit, jari manis boleh tidak ada sabit. Jumlah sabit di kedua tangan harus mencapai 8-10 itu lebih baik. Makin sedikit sabitnya berarti kesehatan, konsentrasi, kekebalan tubuh makin jelek, berarti orang itu mudah letih. Berapa sabit yang kamu punya?

Kenapa ada orang yang tidak punya sabit di jarinya? Hal ini berhubungan dengan kesehatan badan? Hitunglah jumlah sabit di kuku jarimu, bisa terlihat bagian tubuh manakah yang sedang sakit. Singkatnya, dari kuku bisa terlihat kesehatan organ tubuhmu.

Seorang ahli dokter Cina mengatakan, adalah ilmiah dan logis bila menilai kesehatan seseorang dilihat dari kukunya. Selain jempol, bila di jari lainnya tidak ada sabit, ginjalnya mudah sakit.

Sabit yang "hilang" bisa dicari kembali 

Kuku yang sehat berwarna kemerahan, halus dan bersinar, sabitnya terlihat jelas. Orang yang energinya makin penuh berarti sabitnya makin putih, kondisi sebaliknya adalah bisa sabit terlihat tak jelas. Biasanya luas sabit adalah 1/5 kuku kita, pinggirannya jelas. Saat sakit, sabitnya akan mengecil, bila kembali sehat, sabit akan muncul lagi.

Di jempol harus ada sabit

Orang yang sehat harus punya sabit di kedua jempol jarinya, jari telunjuk dan jari tengah harus ada sabit, jari manis tidak harus ada sabit. Total 8-10 sabit di kedua tangannya. Biasanya di jempol, telunjuk, jari tengah ada sabit, total minimal 6 sabit baru dikatakan sehat.

Orang yang sehat, sabitnya sebesar 1/5 kuku, bila tidak, berarti energinya kurang, penyerapan usus besar kurang sehat. Bila sabit tiba-tiba berubah gelap, mengecil, hilang, berarti ada penyakit yang parah, atau ada tumor, pendarahan di dalam, dll. Bila sabit lebih besar dari 1/5, kemungkinan menderita hipertrofi jantung, kerentanan terhadap kardiovaskular, hipertensi, stroke dan penyakit lainnya

Menjaga sabit berarti menjaga kesehatan

Anak-anak sebelum masa perkembangan, tidak punya sabit, jadi para orang tua jangan khawatir, tunggu setelah ia mulai berkembang, sabitnya akan muncul. Bila sering tidur malam atau bergadang, kehidupan seksnya tidak bersih, sabit akan menghilang dan sulit untuk kembali lagi. Maka jangan bergadang dan indulgensi ya.

Para ahli menyatakan,makin kecil sabit, energy makin kecil, kesehatan tubuh makin jelek, kekebalan menurun. Bila tidak ada sabit juga bukan berarti penyakitan, tapi yang perlu diperhatikan adalah : bila tidak ada sabit, sekali sakit bisa parah. Bila sabitmu makin berkurang, banyaklah konsumsi protein dan makanan yang hitam, seperti beras merah, jamur hyuka. Jaga stamina badan, dan seringlah berolahraga.

Melihat apakah dirimu sakit, dan juga digabung dengan faktor-faktor lainnya, harus lewat pemeriksaan dokter baru tahu, jangan hanya karena melihat perubahan sabit, dan membuatmu khawatir.

Karakteristik Anak Sulung

A.    Pengertian anak sulung

Anak sulung adalah anak tertua atau anak pertama dari sepasang orang tua. Anak sulung dapat menjadi anak tertua tetapi bukan anak pertama jika ibunya melahirkan (anak-anak) sebelumnya jika tidak ada yang masih hidup. Seorang anak sulung juga dapat dikatakan anak pertama, namun bukan anak tertua jika ia memiliki saudara tiri yang lebih tua darinya.[1] Anak sulung adalah anak yang sangat dinanti-nantikan untuk keluarga. Dapat dibayangkan besarnya perhatian, kasih sayang yang tercurah, kemudahan toleransi yang akan didapatkan. Bisa jadi tiap hari ada hal baru. Saat lahir si adik, anak sulung pun memperoleh pembelajaran tentang berbagi, mengalah, berkorban, dan juga memimpin, karna tak  jarang orang tua menuntut nak sulung untuk mengalah.[2] Menurut Adler, anak pertama memiliki posisi yang unik, yaitu sebagai anak satu-satunya pada suatu waktu dan kemudian mengalami pergeseran status ketika anak kedua lahir. Anak pertama awalnya mendapatkan perhatian utuh sampai terbagi saat adiknya lahir. Peristiwa tersebut mengubah situasi dan pandangan anak pertama terhadap dunia. Bila anak pertama berusia lebih tua 3 tahun atau lebih ketika memiliki adik, maka biasanya akan merasakan bermusuhan dan kebencian terhadap adiknya.[3]

B.     Kesalahpahaman perlakuan orangtua terhadap anak sulung

Anggapan umum yang kurang benar adalah anak sulung membawa beban terberat diantara saudara-saudaranya. Pendapat semacam itu timbul karena logika bahwa anak sulung akan mengganti kedudukan orangtua jika orangtua tidak ada lagi.[4] Sejak kecil seorang anak sulung sudah dilatih untuk ikut bertanggung jawab atas adik-adiknya. Penyerahan tanggung jawab sudah mulai dilatih orangtua kepadanya seperti Ia harus mengasuh, menjaga, mengajak bermain, memberinya makan adik-adiknya, bahkan anak sulung dijadikan oleh orangtua sebagai figur bagi adik-adiknya dan penjaga keselamatan adik-adiknya. Setiap kekeliruan perbuatan adik-adiknya, terkadang anak sulunglah yang ditegur dan yang harus menerima hukuman. Perlakuan yang demikian akan membentuk anak sulung menjadi anak yang bertanggung jawab dan matang lebih cepat dari usia yang sebenarnya.

Kekurangbenaran anggapan ini terletak pada penyerahan tanggung jawab orangtua yang terlalu cepat pada anak sulung sebab pada saat si adik lahir, ia masih dalam usia anak-anak. Ia belum mempunyai sifat kedewasaan bahkan oleh karena kelahiran adiknya, ia merasa terabaikan oleh orang tuanya sehingga membuat ia selalu bersaing dengan adiknya dengan jalan berbuat sesuatu agar perhatian orang tua yang memusat pada adiknya dengan jalan berbuat sesuatu agar perhatian orang tua yang memusat pada adiknya dapat direbutnya. Anak sulung sering diminta agar lebih banyak mengalah terhadap adik-adiknya, kadang-kadang dengan alasan dengan sengaja dicari-cari dan lebih merugikannya.

Orang tua seharusnya dapat bertindak bijaksana dengan berbuat adil terhadap anak-anaknya dengan pembagian tugas yang rata dan adil sehingga pada anak tidak timbul prasangka adanya pilih kasih, berat sebelah dan sebagainya. Jika orang tua menginginkan anak sulung menjadi contoh sehingga anak dapat mengetahui suatu peraturan, sesuatu keharusan memang berlaku sama untuk semua. Hal-hal yang sering terjadi pada anak sulung dilaksanakan sebagaimana mestinya tanpa mempercepat waktu dan memperberat beban tentu tidak akan menimbulkan anggapan-anggapan yang kurang benar.

C.    Sifat dan Karakteristik anak sulung

Sifat dasar anak pertama adalah bijaksana, bersikap lebih dewasa dan memiliki paling banyak ilmu namun kadang jarang dikeluarkan/diucapkan. Anak Sulung berpikir lebih kritis (umumnya memiliki daya analisa yang paling kuat). Anak pertama banyak ilmunya di dalam dirinya namun tidak banyak dikeluarkan oleh ucapan kecuali oleh teman terdekatnya saja.[5] Sifat baik anak Sulung yang lain adalah jarang memukul atau tidak usil karena sifatnya agak serius. Sifat buruk anak Sulung adalah paling perhitungan, paling pelit, egois, dan sangat pemilih dalam urusan jodoh daripada anak-anak yang lain (pada umumnya), dan biasanya sangat mengharapkan sekali pasangan yang ganteng atau yang cantik, ataupun mapan dan berduit.

Karakteristik umum anak sulung adalah bertanggung jawab dan cenderung mengikuti aturan, pemimpin alamiah, kebanyakan berbakat menjadi politisi, direktur atau juru bicara perusahaan, Bercita-cita tinggi, bisa menyusun target dan mencapainya, Suka pilih-pilih, Akurat, menaruh perhatian pada detail dan ingin selalu sempurna saat bekerja, Terorganisir dan kompeten, Tepat waktu,  Ingin selalu merasa terkendali, kurang suka kejutan, Suasana hati gampang berubah, Kurang sensitif, Sulit menerima kata ‘tidak”, Memiliki kemampuan mengintimidasi, Kadang-kadang terkesan serba tahu, jika merasa ditolak, bentuk protesnya adalah melanggar peraturan, Selalu berusaha menyenangkan orang lain, khususnya ayah-ibu. Sebisanya tidak akan berkata “tidak” atau tidak setuju karena tidak mau mencari gara-gara, dan Kurang bisa mendelegasikan tugas karena ingin yakin segalanya dikerjakan dengan benar.[6] Menurut para ahli, anak sulung memiliki kecenderungan menikahi orang yang ia cintai sejak masa pubernya, ketika ia masih mengalami “cinta monyet”.

Menurut beberapa psikologi, anak pertama cenderung mengambil posisi sebagai pemimpin di dalam keluarga. Sangat bertanggung jawab, penuh perhatian dan cenderung mengikuti aturan dari orang tuanya dan dari masyarakat.[7] Kelebihan lainnya, anak sulung pintar mengatur emosinya. Dalam situasi sulit yang membuat panik, dia bisa tetap kelihatan tenang. Anak sulung biasanya menikmati posisi istimewa dalam keluarga. Boleh dibilang, ia memiliki segalanya, status sebagai yang tertua, perhatian dan kasih sayang penuh dari orang tua, serta memperoleh pengalaman-pengalaman mengasyikkan yang mungkin tidak dinikmati adik-adiknya. Namun ada kalanya posisi sebagai sulung, membuat seorang anak memiliki beban mental yang berat.[8]

Anak tertua atau sulung biasanya memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaga adik-adiknya serta sebagai pemimpin. Situasi ini membantu dalam membangun rasa percaya diri, kedewasaan, kepemimpinan, kemampuan perencanaan, dan prestasi. Namun, karakter 'kakak tertua' sering digambarkan sebagai bossy.

D.    Mitos Anak Sulung Memiliki IQ Lebih Tinggi

Anak yang dilahirkan sebagai yang tertua dalam sebuah keluarga besar kemungkinan akan memiliki IQ lebih tinggi dibandingkan saudara yang lain. Sebuahpenelitian yang dilakukan oleh tim Norwegia menemukan anak pertama, mereka yang kehilangan saudara lebih tua, sehingga kemudian menjadi yang tertua, mencatat skor lebih tinggi dalam tes intelegensi (IQ). Selama berpuluh-puluh tahun, para ahli tidak sependapat mengenai bagaimana urutan kelahiran berpengaruh terhadap intelektualitas dan pencapaian prestasi. Mereka yang mendukung teori ini mengatakan anak-anak tertua biasanya mendapatkan perhatian serius dari orang tua mereka sejak usia dini.

Yang lainnya berpendapat bahwa perbedaan disebabkan ketika janin berkembang di dalam perut ibunya, dengan kehamilan berikutnya, sang ibu akan menghasilkan antibodi yang bisa merusak otakbayi. Sementara yang lainnya mengatakan bahwa hubungan antara urutan kelahiran dan intelegensi adalah hal yang tidak benar, atau biasa karena besarnya jumlah keluarga, secara historis, pasangan dengan IQ yang lebih rendah cenderung memiliki anak-anak yang lebih tinggi IQnya. Professor Petter Kristensen mengatakan bahwa alasan di balik penemuan ini karena faktor sosial, bukan faktor biologi.

Frank Sulloway mengatakan Anak Sulung Memiliki IQ Lebih Tinggi karena mereka mengajarkan sesuatu kepada adik-adik mereka. “Dan tambahannya juga, kecenderungan anak-anak pertama mendapatkan tempat terhormat di mata orang tua mereka, dan juga mengambil peran sebagai kaka yang matang, berdisplin, menjelaskan juga mengapa anak-anak sulung ini IQnya lebih tinggi.” kata Sulloway.[9]

E.     Jodoh berdasarkan personality birth order

Selera jodoh, anak sulung yang pengertian dan dewasa. Biasanya langsung suka dngan anak bungsu, namun tidak menutup kemungkinan ke tipe anak lainnya asalkan nyamubung dan ada rasa cinta. Karena pada umumnya anak pertama menyukai psangan yang cantik/tampan atau yang mapan.[10]

1.        Sulung bertemu sulung, keduanya sama-sama ambisius. Ada positif dan negatifnya. Tergantung keduanya bisa saling kerjasama dan mengatur hubungan. Jangan sampai yang terjadi cuman keegoisan.

2.        Sulung bertemu tengah, keduanya termasuk cocok. Karena peran anak sulung cenderung mengasuh. Selain itu keduanya bisa saling berbagi dan memberi rasa aman.

3.        Sulung bertemu bungsu, keduanya termasuk pas. Hanya saja terkadang si bungsu seringkali terlalu minta perhatian lebih. Harus pintar-pintar si sulung menjaga perasaannya. Tetapi pada dasarnya kedua pasangan bisa kompak.

4.        Sulung bertemu tunggal, ada kecocokan, tetapi si sulung harus bisa mengasuh. Kecenderungan si tunggal yang manja. Berarti harus ada pengorbanan yang harus terus dibina. Kalau memang cinta, apapun juga bisa dijalanin.[11]

F.     Fakta seputar anak sulung

§  52% presiden Amerika adalah anak sulung dalam keluarga. Antara lain Truman, Johnson, Carter, George W. Bush

§  21 dari 23 astronot yang dikirim ke antariksa adalah anak sulung, 2 astronot anak tunggal

§  2/3 dari entrepreneurs adalah anak sulung

§  2/3 dari orang dalam buku Who’s Whoadalah anak sulung.

G.    Tips untuk Anak Sulung dan Orangtua

a.       Salah satu ciri khas anak sulung adalah terlibat dalam terlalu banyak hal. Usahakan untuk menyediakan waktu untuk diri sendiri.

b.      Belajar berkata tidak. Kebanyakan anak sulung ingin menyenangkan orang lain. Mereka senang jika disukai orang dan hampir selalu menerima undangan. Salah satu cara terbaik untuk berkata tidak adalah kenali keterbatasan-keterbatasan anda.

c.       Nikmati sifat ingin tahu anda. Anak sulung terkenal banyak bertanya dan menginginkan jawaban yang detail, yang merupakan ciri pemimpin.

d.      Tidak perlu meminta maaf untuk kecermatan dan kesungguhan anda dalam bekerja. Anda cenderung menyukai keteraturan dan senang dengan daftar to do anda. Usahakan jangan sampai ekstrim keras dalam meraih apa yang anda inginkan.

e.       Jangan mengharapkan kesempurnaan. Si sulung sudah cukup membebani diri dengan keinginan menjadi anak terbaik, karena itu jangan lagi mengharapkan dia lebih begini, lebih begitu. Anak sulung membuat target bagi dirinya sendiri. Tugas orang tua adalah memastikan terget tersebut realistis sehingga kelak dia tidak frustasi. Kalau perlu, jelaskan harapan anda pada si sulung. Biasanya dia akan berusaha mencapai lebih dari harapan anda tersebut.

f.       Jangan berharap terlalu banyak

Banyak anak sulung mendapat tugas lebih banyak dari adik-adiknya. Jangan sampai ini terjadi. Bagilah tugas dengan adil dan jangan berharap si sulung harus selalu “lebih”. Perhatikan kondisi mereka saat diberi tugas misalnya “apakah cukup sehat?”. Jangan menugaskan si sulung untuk menjaga adik, karena meski sulung, ia belum bisa diserahi tanggung jawab tersebut. Bila hal buruk menimpa adik, jelaskan pada si sulung pada si sulung hal itu bukan semata-mata akibat kesalahannya.

g.      Sediakan waktu one-on-one

Anak sulung sangat senang meluangkan waktu bersama orang dewasa. Jika orang tua selalu sibuk dengan adik, si sulung akan merasa tersisihkan. Untuk itu, sediakan waktu berdua dengannya. Lakukan kegiatan yang bisa anda nikmati bersama.

h.      Ajari dia sabar

Anak sulung cenderung bossy. Mereka merasa bisa berbuat lebih banyak daripada adiknya, sehingga mengaggap dirinya lebih baik. Terkadang si sulung frustasi karena adiknya tidak “sebaik dirinya”. Orang tua harus mengingatkan bahwa adik masih kecil dan si sulung harus sabar. Bantu si sulung mengatasi rasa frustasi menghadapi adik dengan membantu adik, bukan memerintah.[12] 


[1]http://id.m.wikipedia.org/wiki/bungsu

[2] http://myquran.org/forum/index.php?topic=29799.0

[3] Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. (1985). Intoduction to Theories Personality. New York: John Wiley and Sons Inc.

[4] Sujanto Agus, Lubis Halem, Hadi Taufik. (1980). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara

[5] http://www.radarbanten.com

[6] www.ayahbunda.co.id

[7]http://nagapasha.blogspot.com/2010/05/sifat-sifat-anak-tunggalsulungtengah.html

[8]http://selembarkertas.blogspot.com/2007/04/psikologi-anak-sulung.html

[9]http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2007/06/070622_siblingiq.shtml

[10]http://unikmenarik.blogspot.com/200806/sifat-karakter-anak-sulungtengah.html&q=0CCgQFjAG

[11] http://edwi.dosen.upnyk.ac.id   

[12] http://kejujurancinta.wordpress.com/2009/01/14/si-anak-sulung/

Rabu, 24 Juni 2015

Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara

JANGAN sampai kita menyesal dalam hidup. Apalagi di akhir hidup. Sesal kemudian tiada berguna. Seorang yang menyesal pasti ia telah melewati masa tertentu kaena ia mengerjakan ataupun tidak mengerjakan sesuatu. Ada seoang ayah yang menyesal karena memukul anaknya hingga mati. Ada pula seorang ibu rumah tangga tang menyesal tidak membeli pakaian setelahdiscount sale di sebuah butik tersebut ditutup.

Rasulullah mengingatkan kita agar tidak menyesal kemudian lakukanlah lima hal sebelum datangnya lima hal yang lain. Yang pertama, sebelum waktu tua tiba, manfaatkanlah masa muda kita. Banyak orang menyesal ketika di hari tua ia ingin banyak beramal namun sudah tidak ada kesempatan. Fisiknya sudah lemah dan yang penting waktunya sudah terbatas. Ia punya niat membaca dan mempelajari Al-Quran, namun betapa sulitnya belajar huruf hijaiyyah. Ibnu Qayyim mengatakan, Belajar di usia muda laksana mengukir ilmu di atas batu. Belajar di usia senja seperti menulis di atas air”. Padahal banyak hal yang bisa dia lakukan di masamudannya. Namun apa daya usia telah tua dan ia tidak bisa berbuat apa-apa. Oleh karena itu selagi muda, manfaatkan untuk berbuat amal kebaikan.

Kedua selagi sehat, banyaklah beramal. Kadang kalau kita sedang tergeletak di atas tempat tidur karena sakit, terpikir dalam benak kita untuk berbagai macam kegiatan. Saya ingin mengaji setelah sehat nanti. Atau aku ingin naik haji kalau kelak peyakitku sudah hilang. Dan sebagainnya. Apalagi kalau penyakitnya sudah parah mendekati ajal. Penyesalanlah yang akan dia lakukan, padahal itu semua tiada guna.

Ketiga, selagi waktu senggang masih banyak, manfaatkan untuk beramal. Mengerjakanaktivitas yang bermanfaat. Seorang mantan aktivis yang sudah jadi direktut berkali-kali menolak ajakn rekan-rekannya untuk mengaji dan melakukan aksi sosial hanya karena susah menemukan waktu selanya. “Waduh, saya sibuk sekali nih”. Sambil bolak-balik agendanya yang penuh dengan janji bisnis. Orang ini pun kelak akan menyesal karena kesibukannya mencari dunia. Dia tidak punya waktu luang buat mengerjakan amal kebaikan atau amal akhirat. Ketika kesibukan sudah melingkupi diinya, menyesallah dirinya, kapan aku sempat mengerjakan amal ibadah ini?

Keempat, apabila ada harta segeralah disedekahkan atau dipergunakan untuk kebaikan. Kadang ketika kaya kita lupa untuk beramal. Kita sibuk menginvestasikan harta tersebut agar bisa berkembang lebih banyak. Tahu-tahu investasinnya gagal dan bangkrut. Padahal ketika kaya ia berkeinginan untuk menyumbangkan ini membantu itu. Namun niatnya tidak kesampaian karena ditunda-tunda, akhirnya gagal karena jatuh miskin. Oleh karena itu. Selagi ada harta tersebut di jalan Allah, kebangkrutan tidak akan terjadi. Justru hartanya berkembang lebih banyak. Tidak ingatkah kita pada janji Allah, “Perumpamaan orang-orang yang menafakahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas lagi Maha mengetahui”. (QS.Al-Baqarah [2]: 261)

Terakhir, sampai akhir hayat kita harus memanfaatkan hidup untuk beramal kebaikan. Meski waktu tinggal sedikit, beramal jangan ditinggalkan. Nasihat sebelumnya. Intinya adalah manfaatkan waktu yang ada sebelum maut menjemput. Insya Allah kita akan menjadi orang yang beruntung.

Selasa, 23 Juni 2015

Keutamaan Shalat Shubuh Berjamaah di Masjid

SHALAT Subuh merupakan shalat yang istimewa dari shalat-shalat lainnya,  selain ada banyak sekali keutamaan dalam pelaksanaannya, untuk menunaikan shalat ini kita harus melawan rasa kantuk yang luar biasa serta bangkit untuk meninggalkan kasur yang empuk dan selimut yang hangat. Di dalam adzan subuh juga ditambahkan kalimat Assholaatu khairum minan naum yang artinya “Shalat itu lebih baik daripada tidur”.

Ada banyak sekali keutamaan shalat Subuh berjamaah, di antaranya adalah:

Berada dalam Jaminan Allah
“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)

Disaksikan oleh para Malaikat
Orang yang melakukan shalat Subuh berjamaah di masjid akan disaksikan oleh para malaikat yang bertugas di malam hari dan para malaikat yang bertugas di siang hari. Karena ketika waktu subuh tiba, bergantian para malaikat yang bertugas pada malam hari akan naik ke langit dan para malaikat yang bertugas pada siang hari turun ke bumi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Malaikat-malaikat siang bergantian mendampingi kalian dengan malaikat-malaikat malam, dan mereka berkumpul pada waktu sholat Subuh dan Ashar. Setelah itu, malaikat yang semalaman menjaga kalian naik ke langit, lalu Allah bertanya kepada mereka – dan Dia lebih tahu tentang mereka-, ‘Bagaimana kalian tinggalkan hamba hamba Ku?’ Mereka menjawab, ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan sholat, dan kami datang kepada mereka ketika mereka sholat,” (HR Bukhari)

Dijauhkan dari Sifat Munafik
“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 141 dan Muslim no. 651)

Mendapatkan Keutamaan Shalat Sepanjang Malam
“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)

Dilapangkan Rezeki
Pernah suatu ketika Nabi SAW shalat subuh. Begitu selesai, beliau pun kembali ke rumah dan mendapati putrinya Fathimah ra sedang tidur. Kemudian beliau pun membalikkan tubuh Fatimah dengan kaki beliau, kemudian mengatakan kepadanya, “Hai Fathimah, bangun dan saksikanlah rezeki Rabb-mu karena Allah membagi-bagikan rezeki para hamba antara shalat subuh dan terbitnya matahari.”(H.R. Baihaqi).

Kunci Kemenangan
“Rasulullah apabila hendak menyerbu suatu kaum, beliau menundanya hingga tiba waktu subuh.” (HR Bukhari) Dikisahkan pasca meletusnya perang Mesir-Israel tahun 1973 ada seorang tentara Mesir yang mengajak berbicara tentara Yahudi yang paham bahasa Arab. Tentara Mesir itu berkata, “Demi Allah, kami akan memerangi dan mengalahkan kalian sampai ada di antara kalian yang bersembunyi di balik pohon dan batu, kemudian pohon dan batu itu mengatakan,’hai hamba Allah, hai muslim, ini ada Yahudi di belakangku, ke mari dan bunuhlah dia.’” Tentara Yahudi menjawab, ”Semua itu tidak akan terjadi sebelum shalat subuh kalian sama dengan shalat Jumat.”

Lebih Baik daripada Dunia dan Seisinya
“Dua rakaat shalat sunnah subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.” (HR. Muslim 725).

Shalat Subuh adalah Penyelamat dari Neraka
“Tidak akan masuk neraka, orang yang melaksanakan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelamnya,” (H.R. Muslim).

Sabtu, 20 Juni 2015

Menghilangkan batu empedu alami

MENGHILANGKAN BATU EMPEDU SECARA ALAMIAH dengan APEL
oleh Dr Lai Chiu-Nan

Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat.

Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. “Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama” kata Dr.Chiu-Nan.

“Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya.

Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja.. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan penuh di perut (‘nek, busung) sehabis makan. Rasanya kurang tuntas mencernakan makanan. Dalam kondisi parah ada tambahan rasa nyeri pada ginjal.”

Bila anda menduga ada batu pada empedu anda, cobalah cara yang dianjurkan oleh Dr. Chiu Nan untuk menghilangkannya secara alamiah. Pengobatan ini juga dapat dipakai bila ada keluhan gangguan hati, karena hati dan kandung empedu saling berkaitan.

Tata-cara pengobatannya adalah sebagai berikut :

1. Selama lima hari berturut-turut minumlah empat (4) gelas sari buah apel segar setiap hari, atau makanlah empat atau lima buah apel segar, tergantung selera anda. Apel berkhasiat melembutkan batu empedu. Selama masa ini anda boleh makan seperti biasa.

2. Pada hari ke-enam jangan makan malam. Jam 6 petang, aduklah satu sendok teh “Epsom salt” (magnesium sulfat, garam Inggris) dengan segelas air hangat. Jam 8 malam lakukan hal yang sama. Magnesium sulfat berkhasiat membuka pembuluh-pembuluh kandung empedu. Jam 10 malam campurkan setengah cangkir teh minyak zaitun (atau minyak wijen) dengan setengah cangkir sari jeruk segar. Aduklah secukupnya sebelum diminum. Minyaknya melumasi batu2 untuk melancarkan keluarnya batu empedu.

Keesokan hari Anda akan menemukan batu-batu berwarna kehijauan dalam limbah air besar anda. “Batu-batu ini biasanya mengambang,” menurut Dr. Chiu-Nan. “Cobalah hitung jumlahnya. Ada yang jumlahnya 40, 50 sampai 100 batu. Banyak sekali. Tanpa gejala apapun Anda mungkin memiliki ratusan batu yang berhasil dikeluarkan melalui metoda ini, walaupun mungkin tidak semuanya keluar.

Rabu, 17 Juni 2015

Manfaat Es Batu



Anda mungkin tidak pernah berpikir bahwa penggunaan sehari-hari dari es batu dapat membantu tubuh Anda menjadi lebih sehat dan juga bisa mengisi kembali tenaga dalam tubuh Anda.

Selain itu meletakkan es batu pada titik tersebut bisa membuat Anda lebih energik dan menjadi awet muda. Caranya mudah sekali yaitu dengan meletakan es batu berukuran kecil di leher bagian belakang dimana letaknya adalah bagian tengah antara pundak dan kepala.

Teknik ini berkaitan erat dengan akupunktur Cina dan manfaatnya seperti hal tersebut. Titik di mana Anda meletakan es batu itu adalahFeng Fu atau jika diterjemahkan yang berarti “Rumah Angin”.

Hanya dengan cara memegang es batu selama 20 menit pada titik Feng Fu Anda akan merasakan hal luar biasa walaupun pada awalnya memang Anda akan merasa dingin pada titik tersebut. Namun, setelah tiga puluh atau empat puluh detik Anda akan merasakan kehangatan.

Dengan melakukan hal ini setiap hari Anda akan mulai merasa euforia. Hal ini terjadi karena hormon endorfin akan mengalir pada darah Anda. Tidak hanya itu saja manfaat teknik tersebut, ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan, seperti:

Meningkatkan kualitas tidurPencernaan menjadi lebih baikJauh dari penyakit seperti pilekMengurangi nyeri sendi , sakit gigi dan sakit kepalaPerbaikan sistem pernapasan dan sistem kardiovaskular yang lebih baikTidak ada lagi perubahan degeneratif tulang belakang dan gangguan neurologisMembantu mengurangi infeksi seksual yang menular dan gastrointestinaMenghilangkan gangguan kelenjar tiroidMenghilangkan hipotensi, hipertensi dan arthritisAsma akan pergi seketikaMembantu permasalahan kekurangan gizi atau obesitasKatakan tidak pada selulitmenstruasi yang lebih baik dan membantu permasalahan seperti impotensi, infertilitas, kelenjar endokrin dan frigiditasinsomnia, kelelahan kronis, depresi, stres, dan manajemen gangguan psiko-emosional

Metode ini membantu tubuh untuk mengembalikan keseimbangan tanpa menggunakan obat yang berbahan kima. Ingin mencoba? Rasakanlah manfaat yang akan terjadi.


Selasa, 16 Juni 2015

Rahasia angka 19 dalam Al Qur'an

Setiap muslim pasti meyakini kebenaran Quran sebagai kitab suci yang tidak ada keraguan sedikitpun, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Namun kemukjizatan Quran tidak hanya dibuktikan lewat kesempurnaan kandungan, keindahan bahasa, ataupun kebenaran ilmiah yang sering mengejutkan para ahli.

Suatu kode matematik yang terkandung di dalamnya misalnya, tak terungkap selama berabad-abad lamanya sampai seorang sarjana pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa berhasil menyingkap tabir kerahasiaan tersebut. Hasil penelitiannya yang dilakukan selama bertahun-tahun dengan bantuan komputer ternyata sangat mencengangkan. Betapa tidak, ternyata didapati bukti-bukti surat-surat/ayat-ayat dalam Quran serba berkelipatan angka 19.

Penemuannya tersebut berkat penafsirannya pada surat ke-74 ayat : 30-31, yang artinya sbb : “Yang atasnya ada sembilanbelas. …….., dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu (angka 19) melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir berkata: Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?”.

Hasil penemuannya yang sangat mengejutkan ini pada tahun 1976 telah didemonstrasikan di depan umum ketika diselenggarakan Pameran Islam Sedunia di London. Berikut cuplikan dari sebagian penemuannya tersebut :

1. Kita mengetahui bahwa setiap surat-surat dalam Quran selalu diawali dengan bacaan ‘Basmalah’ sebagai statement pembuka, yaitu “Bismillaahirrahmaanirraah

iim” (yang artinya : “dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”). Ternyata bacaan ‘Basmalah’ tersebut (dalam bahasa Arabnya) terdiri dari 19 huruf (atau 19 X 1 ).

2. Bacaan ‘Basmalah’ terdiri dari kelompok kata : Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim. Penelitian menunjukkan jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam Quran ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19.

a. Jumlah kata ‘Ismi’ dalam Quran ditemukan sebanyak 19 buah (atau 19 X 1 )
b. Jumlah kata ‘Allah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 2.698 buah (atau 19 X 142 )
c. Jumlah kata ‘Arrahman’ dalam Quran ditemukan sebanyak 57 buah (atau 19 X 3 )
d. Jumlah kata ‘Arrahim’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6 )

Apabila faktor pengalinya dijumlahkan hasilnya juga merupakan kelipatan angka 19 , yaitu 1 + 142 + 3 + 6 = 152 (atau 19 X 8).

3. Jumlah total keseluruhan surat-surat dalam Quran sebanyak 114 surat (atau 19 X 6 ).

4. Bacaan ‘Basmalah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6 ), dengan perincian sbb: Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9, sedangkan sebuah lagi ditemukan di surat ke-27 ayat : 30.

Berbeda dengan surat-surat lain, surat ke-9 memang khusus sengaja tidak diawali bacaan ‘Basmalah’ karena isinya merupakan ayat-ayat perang. Dalam Surat ke-9 ini kebanyakan pokok pembicaraannya berisi tentang pernyataan pemutusan perjanjian damai dengan kaum musyrikin karena pengkhianatan mereka, sebaliknya surat ke 27 terdapat kisah ajakan penyerahan diri Ratu Balqis oleh Sulaiman. Jadi terdapat antagonis antara surat ke-9 dan surat ke-27.

Berikut terjemahan surat ke-9 ayat 3 : “Dan suatu permakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin, kemudian jika kamu bertobat maka bertobat itu lebih baik bagimu, dan jika kamu berpaling maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir bahwa bagi mereka siksa yang pedih.”

Terjemahan surat ke-27 ayat: 29-31: ”Ia (Balqis) berkata, Hai pembesar-pembesarku, telah dikirim kepadaku sebuah surat yang berharga. Surat itu dari Sulaiman yang isinya berbunyi : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku dengan berserah diri.”

5. Pada surat ke-27 ayat : 30 tempat ditemukannya bacaan ‘Basmalah’, kalau bilangan surat dan ayatnya dijumlahkan hasilnya merupakan kelipatan angka 19 , yaitu 27 + 30 = 57 (atau 19 X 3 ).

6. Dari point 4 di atas, ditemukan hubungan yang menarik antara surat ke-9 dan ke-27. Surat ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika dihitung dari surat ke-9.

surat ke : 9, 10, 11, 12, ………………., 25, 26, 27
urutan surat ke : 1, 2, 3, 4, ………………., 17, 18, 19.

7. Dari point 6, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-9 s/d ke-27, (9+10+11+12+…+24+25+26+27) maka hasilnya adalah 342 (atau 19 X 18 ).

8. Wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ) dan 76 huruf (atau 19 X 4 )

9. Wahyu kedua (Surat ke-68 ayat : 1-9 ) terdiri dari 38 kata (atau 19 X 2 ).

10. Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10 ) terdiri dari 57 kata (atau 19 X 3).

11. Wahyu terakhir (Surat ke-110 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ), dan ayat pertama dari Surat ke-110 tersebut terdiri dari 19 huruf (atau 19 X 1).

12. Wahyu yang pertamakali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (Surat ke-112)

13. Surat ke-96 tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri dari 19 ayat (atau 19 X 1 ) dan 304 huruf (atau 19 X 16 ). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-19 bila diurut/ dihitung mundur dari belakang Quran.

surat ke : 114, 113, 112, 111, ………………., 98, 97, 96
urutan surat ke : 1, 2, 3, 4, ………………., 17, 18, 19.

Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa Quran tersusun dengan perhitungan sistim kunci (interlocking system), sesuai maksud dari surat ke-85 ayat : 20, yang artinya : “Allah telah mengepung/ mengunci mereka dari belakang”.

14. Dari point 13, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-114 s/d ke-96, (114+113+112+111+…+98+97+96) maka hasilnya adalah 1995 (atau 19 X 105 ).

15. Bagian tengah-tengah Quran jatuh pada Surat ke-18 ayat : 19 (atau 19 X 1 ).

16. Penulis juga menemukan bukti bahwa surat-surat yang memiliki 8 (delapan) ayat dan 11 (sebelas) ayat ditemukan yang paling banyak dalam Quran, yakni masing-masing terdiri dari 5 (lima) buah surat. Disusul kemudian surat-surat yang memiliki 3 (tiga), 19 (sembilan belas), 29 (dua puluh sembilan), 30 (tiga puluh), dan 52 (lima puluh dua) ayat, yang masing-masing terdiri dari 3 (tiga) buah surat. Apabila dijumlahkan ayat-ayat tersebut sesuai dengan kelompoknya maka hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu sbb :

surat ke: 94, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri dari: 8 ayat
surat ke: 62, 63, 93, 100, 101 masing-masing terdiri dari: 11 ayat
Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 8+11=19, (atau 19 X 1 )

surat ke : 103, 108, 110 masing-masing terdiri dari: 3 ayat
surat ke : 82, 87, 96 masing-masing terdiri dari: 19 ayat
surat ke : 48, 57, 81 masing-masing terdiri dari: 29 ayat
surat ke : 32, 67, 89 masing-masing terdiri dari: 30 ayat
surat ke : 14, 68, 69 masing-masing terdiri dari: 52 ayat
Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 3+19+29+30+52=133, (atau 19X7).

17. Quran merupakan satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki tanda-tanda khusus (initials) berupa huruf-huruf (code letters) atau sebagaimana disebut dalam bahasa Arab “Muqatta-‘aat” yang artinya “kata singkatan”. Di dalam Quran terdapat sebanyak 29 (dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali dengan 14 (empat belas) macam kombinasi dari 14 (empat belas) huruf-huruf “Muqatta- ‘aat”.

14 huruf-huruf itu adalah : alif, lam, mim, ra’, kaf, ha’, yaa’, ain, shad, tha’, shin, qaf, nun, dan kha’.

14 macam kombinasi huruf adalah :
1. Alif, lam, mim
2. Kha, mim
3. Alif, lam, ro’
4. Alif, lam, mim, ro’
5. Tho’, sin
6. Tho’, sin, mim
7. Ya’, sin
8. Nun
9. Kaf, kha’, ya’, ain, shod
10. Alif, lam, mim, shod
11. Shod
12. Qof
13. Ain, sin, qof
14. Tho’, ha’

29 surat-surat adalah : surat ke : 2, 3, 7, 10 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68.

Maka apabila bilangan dari banyaknya huruf, banyaknya kombinasi, dan banyaknya surat dijumlahkan maka hasilnya merupakan kelipatan 19, yaitu 14 + 14 + 29 = 57 (atau 19 X 3 ).

Tanda-tanda dengan kata singkatan ini, ahli tafsir mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat ‘mutasyaabihaat’, ada pula yang berpendapat huruf-huruf abjad itu berfungsi untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan bacaan-bacaan dalam Quran.

Namun berkat penemuan angka 19 kini terbukalah maksud sesungguhnya dari adanya huruf-huruf “Muqatta-‘aat” tersebut, yaitu berfungsi sebagai penjaga keaslian/ keautentikan Quran karena berhubungan dengan angka 19, perhatikan demonstrasi berikut :

18. Surat ke-68 diawali huruf ‘Nun’. Setelah diteliti jumlah huruf ‘Nun’ yang terdapat pada surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke ‘Nun’ kelipatan 19
68 133 19 X 7

Berikut terjemahan surat ke-68 ayat 2-6 : “Nun. Berkat kemuliaan Tuhanmu, engkau (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila, dan sesungguhnya bagimu pahala yang besar, dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur, maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila.”
19. Surat ke-42 dan surat ke-50 diawali huruf ‘Qof’. Setelah diteliti huruf ‘Qof’ yang terdapat pada kedua surat tersebut sebanyak 114 huruf (atau 19 X 6 ). Ada yang berpendapat bahwa huruf ‘Qof’ ini singkatan dari kata ‘Quran’ karena Quran terdiri dari 114 surat.

Surat ke ‘Qof’ kelipatan 19
42 57 19 X 3
50 57 + 19 X 3
=114

Hal lain yang mengherankan adalah Allah biasanya menyebut kaumnya Nabi Luth dengan kalimat “Qaumu Luuth” yang ditemukan sebanyak 12 kali dalam Quran, namun pada surat ke-50 ayat 13, sebutan tersebut berganti menjadi “Ikhwanu Luuth” yang artinya “saudara-saudaranya Nabi Luuth”. Tampaknya Allah sengaja menghilangkan unsur ‘Qaf’ dalam kalimat tersebut agar jumlah huruf ‘Qaf’ dalam Quran tetap berkelipatan 19, sebab jika tidak diganti maka jumlahnya akan bertambah menjadi 115.

Berikut terjemahan surat ke-50 ayat: 1-2 : “Qaaf, demi Al Quran yang sangat mulia, mereka tercengang lantaran datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir : “Ini sesuatu perkara yang amat aneh”.”

20. Surat ke-42 diawali huruf ‘Ain’, ’Sin’, dan ‘Qof’. Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf tersebut pada surat ke-42 merupakan kelipatan 19.

Surat ke: ‘Ain’ ‘Sin’ ‘Qof’ total kelipatan 19
42 98 + 54 + 57 = 209 19 X 11

21. Surat ke-36 diawali huruf ‘Ya’, dan ‘Sin’. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat ke-36 merupakan kelipatan 19.

Surat ke: ‘Ya’ ‘Sin’ total kelipatan 19
36 237 + 48 = 285 19 X 15

22. Surat ke-13 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-13 merupakan kelipatan 19.

Surat ke: ‘Alif’ ‘Lam’ ‘Mim’ ‘Ro’ total kelipatan 19
13 605 + 480 + 260 + 137 = 1482 19 X 78

23. Surat ke-7 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-7 merupakan kelipatan 19.

Surat ke: ‘Alif’ ‘Lam’ ‘Mim’ ‘Shod’ total kelipatan 19
7 2529 + 1530 + 1164 + 97 = 5320 19 X 280

24. Surat ke-19 diawali huruf ‘Kaf’, ‘Kha’, ‘Ya’, Ain, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-19 merupakan kelipatan 19.

Surat ke: ‘Kaf’ ‘Kha’ ‘Ya’ Ain‘ Shod’ total kelipatan 19
19 137 + 175 + 343 + 117 + 26 = 798 19 X 42

25. Surat ke-7, 19, dan 38 diawali huruf ‘Shod’. Total jumlah huruf ‘Shod’ dalam ketiga surat tersebut ternyata merupakan kelipatan 19.

Surat ke ‘Shod’
7 97
19 26
38 29 +
=152 (19 X 8 )

Ada hal yang menarik, yakni pada surat ke-7 ayat 69 ditemukan kata ‘basthatan’ (jika dieja terdiri dari huruf ba’, shod, tho’, ta’). Padahal lazimnya kata tersebut haruslah dieja dengan huruf ba’, sin, tho’, ta’ (contohnya pada surat ke-2 ayat 247). Menurut riwayat, pada saat turunnya ayat 69 tersebut Jibril menyuruh Nabi Muhammad menuliskan kata ‘basthatan’ dengan huruf shod, namun unsur huruf ‘shod’ itu tetap harus dibaca sebagai huruf ‘sin’, dan hal ini ditandai dengan huruf sin tersebut ditempatkan sebagai huruf kecil di atas huruf ‘shod’. Tampak sekali bahwa Allah memberi tambahan huruf ‘shod’ agar jumlahnya dalam Quran menjadi berkelipatan 19, sebab jika tidak maka jumlahnya berkurang menjadi 151.

Berikut terjemahan surat ke-7 ayat 69 : “Apakah kamu (tidak percaya) dan heran ketika datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu ? Dan ingatlah ketika Allah menjadikan kamu sebagai angkatan pengganti sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah ‘melebihkan’ kekuatan tubuh dan perawakanmu.”

26. Surat ke-40 s/d ke-46 diawali huruf ‘Kha’ dan Mim. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke ‘Kha ’Mim
40 64 380
41 48 276
42 53 300
43 44 324
44 16 150
45 31 200
46 36 225
=292 + 1855 = 2147 (atau 19 X 113)

27. Surat ke-10, 11, 12, 14, dan 15 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke: ‘Alif’ ‘Lam’ ‘Ro’ total kelipatan 19
10 1319 + 913 + 257 = 2489 19 X 131
11 1370 + 794 + 325 = 2489 19 X 131
12 1306 + 812 + 257 = 2375 19 X 125
14 585 + 452 + 160 = 1197 19 X 63
15 493 + 323 + 96 = 912 19 X 48

28. Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Mim’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke: ‘Alif’ ‘Lam’ ‘Ro’ total kelipatan 19
2 4502 + 3202 + 2195 = 9899 19 X 521
3 2521 + 1892 + 1249 = 5662 19 X 298
29 774 + 554 + 344 = 1672 19 X 88
30 544 + 393 + 317 = 1254 19 X 66
31 347 + 297 + 173 = 817 19 X 43
32 257 + 155 + 158 = 570 19 X 30

29. Surat ke-19 diawali huruf kaf, ha’, ya’, ain, dan shod. Surat ke-20 diawali huruf tho’ dan ha’. Surat ke-26 diawali huruf tho’, sin, dan mim. Surat ke-27 diawali huruf tho’ dan sin. Surat ke-28 diawali huruf tho’, sin, dan mim. Maka perhatikanlah hubungan yang sangat menarik berikut ini :

Surat ke: ‘Ha’ ‘Tho’ ‘Sin’ Mim
19 175 — — —
20 251 28 — —
26 — 33 94 484
27 — 27 94 —
28 — 19 102 460
426 +107 + 290 + 944 = 1767 (19 X 93)

Data pada point 29 di atas dapat dijelaskan dalam Ilmu Matematika. Kumpulan huruf-huruf yang memulai kelima surat di atas adalah himpunan yang anggota-anggotanya adalah huruf-huruf yang bersangkutan. Pada kolom pertama adalah irisan himpunan 1 dan 2 yang adalah huruf ‘Ha’ pada surat ke-19 dan 20; yaitu 175+251=426. Pada kolom kedua adalah 28+33+27+19 yang merupakan irisan empat himpunan; yaitu himpunan 1 iris, himpunan 2 iris, himpunan 3 iris, himpunan 4 iris, himpunan 5 iris; yang adalah himpunan dengan anggota huruf Tho’. Lebih lanjut kolom ketiga adalah irisan himpunan 3 dan 5 dikurangi himpunan 4; yaitu himpunan dengan anggota huruf ‘Mim’.
Hal di atas ini merupakan suatu kenyataan bahwa Quran perlu dilihat dengan kaca mata orang-orang eksak, karena tak mungkin diungkap oleh seorang sastrawan.

Lebih jauh tentang keistimewaan Angka 19 :
1. Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematik dikenal sebagai salah satu ‘Bilangan Prima’ yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut melambangkan bahwa sifat-Nya yang serba MAHA tidak dibagikan kepada siapapun juga kecuali bagi diri-Nya sendiri (Surat ke-112 ayat 3).

2. Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana angka 1 merupakan bilangan pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah yakni ‘Maha Awal dan Maha Akhir’ (Surat ke-57 ayat : 3).

3. Angka 1 melambangkan sifat-Nya yang ‘Maha Esa’ (surat ke-112 ayat 1), sedangkan angka 9 sebagai bilangan pokok terbesar melambangkan salah satu sifatnya yang ke-38 yaitu ‘Maha Besar’.

4. Dalam Kalender Tahun Komariyah (Sistem Peredaran Bulan), terjadinya Tahun Kabisat terjadi pada setiap 19 tahun sekali.

5. Dalam buku "Atlas Anatomi" yang disusun oleh Prof. Dr. Chr. P. Raven dapat diketahui bahwa sebagian dari kerangka manusia yaitu : - tulang leher ada 7 ruas, tulang punggung ada 12 ruas, jadi jumlahnya 19 ruas. Menurut para biolog, ke-19 ruas tulang tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap manusia karena didalamnya terdapat sumsum yang merupakan lanjutan dari otak, dengan saraf-saraf yang menuju ke seluruh bagian tubuh. Adanya gangguan pada ruas tersebut maka seluruh tubuh akan kehilangan kekuatan.

6. Pada point 5, juga ditemukan hal yang menarik, alat-alat tubuh manusia seperti tangan dan kaki sangatlah penting fungsinya bagi kehidupan kita. Bila diteliti ternyata terdapat 19 ruas tulang pada masing-masing tapak tangan/kaki (dengan mengecualikan ruas-ruas pergelangan tangan). Dan tahukah anda, bila bentuk tapak tangan/ kaki kita menyerupai bentuk kata Allah (dalam Bahasa Arab) ?

Bahwa angka 19 adalah kode matematik yang melatarbelakangi komposisi literer Quran, suatu fenomena unik yang tiada duanya yang sekaligus membuktikan bahwa Quran adalah wahyu Illahi, bukan karya manusia. Otak manusia tidak akan mampu mencipta karya literer yang tunduk pada suatu kode matematik yang sekaligus membawa tema utamanya. Apalagi mengingat turunnya wahyu secara berangsur-angsur, dengan bahagian-bahagian surat yang acak tidak berurutan, disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang melatar-belakanginya.

Selanjutnya angka 19 dapat berfungsi sebagai pemeliharaan keutuhan Quran. Angka 19 dapat digunakan untuk mencek apakah dalam sebuah kitab Quran terdapat suatu kesalahan atau tidak, dengan cara menghitung kata-kata krusial yang jumlahnya dalam Quran multiplikatif dengan angka 19, kemudian membagi angka hasil hitungan dengan 19, maka akan terlacaklah ada atau tidaknya suatu kesalahan. Demikianlah seluruh isi Quran seutuhnya akan tetap asli hingga di akhir zaman karena telah disegel oleh-Nya dengan angka 19 yang merupakan lambang identitas-Nya. Wallahu a’lam bissawab.

Sebagai bahan renungan saya cuplikkan beberapa ayat di bawah ini :

“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran dan Kami pulalah yang tetap menjaganya.”(QS.15 : 9)

“Yang tidak datang kepadanya (Quran) kesalahan/kekeliruan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.”(QS.41 : 42)

“Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman-Nya yang membedakan antara yang benar dengan yang salah.”(QS.86 : 13)

“Dan bacakanlah apa yang diwahtukan kepadamu yaitu Kitab Tuhanmu (Quran). Tidak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.”(QS.18 : 27)

Senin, 15 Juni 2015

Siapkah Menghadapi Empat Pertanyaan di Padang Mashyar??

Segala puji dan sanjungan hanya pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita bersyukur atas nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita berupa nikmat Islam, iman, dan amal sholeh. Shalawat dan salam semoga tercurahkan untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, para shahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hingga akhir zaman. Amma Ba’du

Setiap Muslim wajib mengenal Hari Akhir atau Hari Kiamat. Bahkan hal itu merupakan rukun iman yang kelima. Di dalam hadits-hadits shahih diterangkan bahwa setelah dunia ini hancur, manusia yang di dalam kubur dibangkitkan dan semua akan dikumpulkan oleh Allah di Padang Mashyar.

Siapkah kita menghadapi peristiwa tersebut? Apa saja yang akan terjadi pada saat itu?

Pada saat itu manusia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Ta’ala tentang segala macam yang telah dilakukan selama hidup di dunia ini. Pada hari itu tidak berguna harta, anak, tidak bermanfaat apa yang dibanggakan selama di dunia ini. Pada hari itu hanya ada penguasa tunggal, yaitu Allah Ta’ala yang telah memberikan berbagai macam nikmat kepada manusia, kemudian Dia menyuruh menggunakan nikmat tersebut sebaik-baiknya dalam rangka mengabdi kepada-Nya.

Karena Allah Ta’ala telah menganugerahkan nikmat-nikmat itu kepada manusia, maka sangat wajar apabila Dia menanyakan kepada manusia untuk apa nikmat-nikmat itu digunakan.

Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

”Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shiratul mustaqim) sehingga ia ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan, hartanya darimana ia peroleh dan kemana ia habiskan, dan badannya untuk apa ia gunakan.” (HR Tirmidzi dan Ad-Darimi).

1. UMUR

Umur adalah sesuatu yang tidak pernah lepas dari manusia. Bila kita berbincang-bincang tentang umur, maka berarti kita berbicara tentang waktu. Allah dalam Al-Qur’an telah bersumpah dengan waktu: ”Demi masa”, maksudnya agar manusia lebih memperhatikan waktu. Waktu yang diberikan Allah adalah 24 jam dalam sehari-semalam. Untuk apa kita gunakan waktu itu? Apakah waktu itu untuk beribadah atau untuk yang lain, yang sia-sia?

Diantara sebab-sebab kemunduran umat Islam ialah bahwa mereka tidak pandai menggunakan waktu untuk hal-hal yanag bermanfaat, sebagian besar waktunya untuk bergurau, bercanda, ngobrol tentang hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan terkadang membawa kepada perkataan yang tidak berarti dan pertikaian. Sementara orang-orang kafir menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga mereka maju dalam berbagai bidang kehidupan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Keadaan umat Islam saat ini sangat memprihatinkan. Ada di antara mereka yang tidak mengerti ajaran agamanya dan ada yang tidak mengerti ilmu pengetahuan umum. Bahkan ada di antara mereka yang buta huruf baca tulis Al-Qur’an. Bila kita mau meningkatkan iman dan amal, maka seharusnyalah kita bertanya kepada diri masing-masing. Sudah berapa umur kita hari ini dan apa yang sudah kita ketahui tentang Islam, apa pula yang sudah kita amalkan dari ajaran Islam ini? Janganlah kita termasuk orang-orang yang merugi.

 2. ILMU

Yang membedakan antara Muslim dan kafir adalah ilmu dan amal. Orang Muslim berbeda amalannya dengan orang kafir dalam segala hal, dari mulai kebersihan, berpakaian, berumah tangga, bermuamalah dan lain-lain. Seorang Muslim diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya agar menuntut ilmu. Allah berfirman:”Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS Az-Zumar [39] : 9)

Ayat ini kendatipun berbetuk pertanyaan tetapi mengandung perintah untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu agama hukumnya adalah wajib atas setiap individu Muslim, misalnya tentang membersihkan najis, berwudhu yang benar, cara shalat yang benar dan hal-hal yang dilaksanakan setiap hari. Karena bila ia tidak tahu, maka amalannya akan tertolak, dan Allah akan bertanya kenapa ia mengikuti apa yang tidak ia ketahui, seperti dalam firman-Nya:”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS Al-Isra [17] : 36)

Ilmu yang sudah dipelajari oleh umat Islam harus digunakan untuk kepentingan Islam. Ilmu yang sudah dituntut dan dipelajari wajib diamalkan menurut syariat Islam. Ilmu tidak akan berarti apa-apa dalam hidup dan kehidupan manusia kecuali bila manusia mengamalkannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Beramallah kamu (dengan ilmu yang ada) karena tiap-tiap orang dimudahkan menurut apa-apa yang Allah ciptakan atasnya.” (HR Muslim)

3. HARTA

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

”Bagi tiap-tiap umat itu fitnah dan sesungguhnya fitnah umatku adalah harta.” (HR At-Tirmidzi dan Hakim)

Harta pada hakikatnya adalah milik Allah Ta’ala. Harta adalah amanat Allah yag dilimpahkan kepada umat manusia agar dia mencari harta itu dengan halal, menggunakan harta itu pada tempat yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Bila kita amati keadaan umat Islam saat ini, banyak kita dapati di antara mereka yang tidak perduli lagi dengan cara mengumpulkan hartanya, apakah dari jalan yang halal atau jalan yang haram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah meramalkan hal ini dengan sabdanya: ”Nanti akan datang suatu masa, di masa itu manusia tidak perduli dari mana harta itu ia peroleh, apakah dari yang halal ataukah dari yang haram.” (HR Al-Bukhari)

Setiap Muslim harus hati-hati dalam mencari mata pencaharian hidupnya karena banyak manusia yang terdesak masalah ekonomi lalu ia hingga tidak perduli lagi dari mana harta itu ia peroleh. Ada yang memperoleh harta dari usaha-usaha yang batil, misalnya hutang tidak dibayar, korupsi, riba, merampok, berjudi dan lain sebagainya. Orang yang mencari usaha dari yang haram akan mendapat siksa dari Allah, seperti disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: ”Barangsiapa yang dagingnya tumbuh dari barang yang haram, maka Neraka itu lebih patut baginya (sebagai tempat).” (HR Al-Hakim).

Harta yang kita dapat dengan cara yang halal harus pula kita infaqkan pada jalan yang benar pula. Bila tadi disebutkan bahwa harta itu milik Allah, maka wajib pula kita gunakan harta itu untuk dalam rangka menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini.

Di dalam Al-Qur’an ada delapan golongan yang berhak mendapatkan zakat, yaitu para fuqara (orang fakir), masakin (orang miskin), amil (pengurus zakat), muallaf (orang yang baru masuk Islam), untuk membebaskan budak, orang-orang yang berhutang, untuk perjuangan di jalan Allah (jihad fii sabilillah) dan orang yang sedang dalam perjalanan (musafir). Di masa-masa sekarang ini ada beberapa kelompok yang masuk prioritas ulama yang berhak mendapatkan infaq dan shadaqah, yaitu folongan fuqara, masakin danorang yang berjuang di jalan Allah.

Orang fakir adalah orang yang butuh, tetapi tidak mempunyai pekerjaan, sedangkan hidupnya digunakan untuk membantu agama Islam. Jadi orang fakir yang dibantu adalah orang yang hidupnya untuk berjuang di jalan Allah bukan pemalas yang tidak mau berusaha dan tidak melaksanakan syariat Islam. Sedangkan orang miskin adalah orang yang berusaha, tetapi usahanya hanya mencukupi kebutuhan minimalnya dalam keluarganya untuk makan sehari-hari.

4. BADAN

Manusia merupakan mahluk yang paling sempurna yang diciptakan Allah di muka bumi ini. Dengan kesempurnaan susunan tubuh serta akal fikiran yang diberikan Allah, manusia dijadikan sebagai khalifah di bumi, manusia dibebani taklif agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Jasmani manusia ini dituntut bekerja untuk melaksanakan fungsi khilafah dalam rangka mengabdi kepada Allah. Letihnya manusia dalam melaksanakan ibadah kepada Allah akan diganjar dengan pahala. Tetapi bila letihnya dalam rangka bermain-main, mengerjakan maksiat, perbuatan sia-sia, beribadah dengan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka sia-sia letihnya itu, bahkan ada yang akan diganjar dengan api Neraka, karena mereka termasuk orang-orang yang celaka, sebagauna sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:”Tiap-tiap amal (pekerjaan) ada masa-masa semangat dan tiap-tiap masa semangat ada masa lelahnya, maka barangsiapa lelah letihnya karena melaksanakan sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk, dan barangsiapa yang letihnya bukan karena melaksanakan sunnahku, maka dia termasuk orang yang binasa.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi).

Demikianlah, pada hari mashyar masing-masing manusia akan diminta pertanggung jawaban atas segala perbuatan yang telah dikerjakannya selama hidupnya di dunia. Sudah siapkan kita menjawab pertanyaan-pertanyaan itu? Kalau belum, kapan lagi kita memperisapkan diri kalau tidak sekarang?

Segala puji bagi Allah, Penguasa sekalian alam, semoga shalawat dan salam tercurah atas Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya.