Minggu, 10 Februari 2019

Dampak Makanan dan Harta Haram

Sebagian dari kita mungkin sudah paham mengenai dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung dari makanan haram dan harta yang haram. Namun banyak yang belum tau jika Allah akan menolak doa orang yang didalam tubuhnya terdapat makanan haram dan selama 40 hari amalannya tidak akan diterima Allah swt.

Ibnu Abbas berkata bahwa Sa'ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi SAW, "Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh Allah. " Apa jawaban Rasulullah SAW,  "Wahai Sa'ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak baginya."  (HR At-Thabrani)

Berikut ini dampak dari makanan dan harta haram : 

A. 5 Dampak Langsung

1. Tidak Diterima Amalan

Rasulullah saw bersabda,  "Ketahuilah bahwa suapan haram jika masuk ke dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari."  (HR At-Thabrani). 

2. Tidak Terkabul Doa
Sa'ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullan saw, "Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul." Rasulullah menjawab, "Wahai Sa'ad, perbaikilan makananmu, maka doamu akan terkabulkan."  (HR At-Thabrani).

Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa Rasulullah saw bersabda,  "Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, "Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!" Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?"  (HR Muslim). 

3. Mengikis Keimanan Pelakunya
Rasulullah saw bersabda,  "Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin."  (HR Bukhari Muslim). 

4. Mencampakkan Pelakunya ke Neraka
Rasulullah saw bersabda,  "Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya."  (HR At Tirmidzi). 

5. Mengeraskan Hati
Imam Ahmad ra pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab, "Dengan memakan makanan halal."  (Thabaqat Al Hanabilah : 1/219). At Tustari, seorang mufassir juga mengatakan,  "Barangsiapa ingin disingkapkan tanda-tanda orang yang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan sunnah,"  (Ar Risalah Al Mustarsyidin : hal 216).

B. 4 Dampak Tidak Langsung

1. Haji dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah saw bersabda,  "Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan, "Labbaik, Allahumma labbaik!" Maka yang berada di langit menyeru, "Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangkan dosa dan tidak diterima."  (HR At Thabrani)

2. Sedekahnya ditolak
Rasulullah saw bersabda,  "Barangsiapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala, dan dosa untuknya."  (HR Ibnu Huzaimah) 

3. Shalatnya tidak diterima
Dalam kitab Sya'bul Imam disebutkan,  "Barangsiapa yang membeli pakaian dengan harga sepuluh dirham di antaranya uang haram, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama pakaian itu dikenakan."  (HR Ahmad)

4. Silaturrahminya sia-sia
Rasulullah saw bersabda,  "Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka. Lalu Rasulullah saw bersabda, " Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara' (berhati-hati)."  (HR Abu Daud). 

Jumat, 08 Februari 2019

Yakin harta yang kita peroleh halal ??


Yakin Harta yang Kita Peroleh Halal?

Harta, wanita dan tahta adalah sebuah momok yang sering kita dengar yang paling diperebutkan di dunia ini, dan menjadi salah satu pencetus terjadinya perselisihan hingga peperangan.

Kita tidak akan membahas mengapa tahta dan wanita menjadi salah satu pencetus perselisihan.

Yang kita akan bahas adalah harta, yang halal dan yang haram.

Pernah mendengar seseorang bicara demikian?
"Harta Haram aja susah apa lagi yang Halal?"

Ini benar-benar kebablasan. Ini adalah perihal Tauhid atau Aqidah, keyakinan kita kepada Allah sang pencipta dan pemilik sejati harta.

Jika ada kesulitan bagi kita mencari harta halal? Masalah terbesarnya kadang kita tidak mau mencarinya dengan penuh kesungguhan. Karena, jika kita tahu dampak buruk dari harta haram, bicara hal demikian pun tidak akan terlintas di benak kita untuk mencari yang haram.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Akan datang suatu masa orang-orang tidak peduli dari mana harta dihasilkannya, apakah dari jalan yang halal atau dari jalan yang haram”. (HR. Bukhari).

Apakah jaman ini sudah masuk seperti yang Rasulullah katakan?
Wallahu a'lam..

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang dikabulkan doanya, bila ia mendoakan kehancuran untuk para pemuja harta, niscaya kebinasaan akan menimpa mereka.

Bagaimana tidak, saat manusia di hatinya di penuhi kecintaan akan harta, maka apa yang menjadi hak Allah terhadap dia, akan di kesampingkan. Seolah-olah harta yang mereka dapatkan berasal dari keahlian dan hasil kerja kerasnya, tidak ada campur tangan siapa pun, termasuk Allah.

Bukan kah sering kita mendengar, tempatkan hartamu ditangan bukan dihati mu, agar jelas harta hanyalah alat untuk kita mendekatkan diri kepada Allah bukan semakin menjauh dari Allah.

“Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; Maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan”. (QS. Al-Ankabut: 17).

Lalu bagaimana dengan orang yang masih memiliki hati yang peka, akan tetapi mereka tidak pernah mengerti dan memahami muamalah, kelompok ini mau tidak mau, suka tidak suka akan melanggar syariat Allah saat mereka mengumpulkan harta atas ketidaktahuan mereka.

Mereka adalah orang yang dimaksud oleh khalifah ke 4, yaitu Ali bin Abi Thalib radhyalahu ‘anhu.
“ Barang siapa yang melakukan perniagaan sebelum mempelajari fikih (muamalah) dia akan terjerumus ke dalam riba, dia akan terjerumus dan terjerumus”. (dinukil oleh Abu Layts, Tanbih Al Ghafilin, hal. 364).

Jika sudah seperti ini, kembali ke pertanyaan di atas,
"Yakin Harta yang Kita Peroleh Halal?"