Jumat, 25 September 2015

Jebakan Maut Kartu Kredit

JEBAKAN MAUT KARTU KREDIT!

oleh : SAPTUARI SUGIHARTO

Kawan saya wajahnya kuyu, pengusaha bisnis kesehatan di Jakarta. Bisnisnya sedang turun drastis, beberapa cabangnya gulung tikar.
"Pusing gue, utang gak selesai-selesai, apalagi kartu kredit nih.. Masih 150 juta, capek ngadepin debt collectornya"

Kawan saya lainnya di Jogja, gaya hidup semu yang dulu dilaluinya membawa dampak tak juga berakhir, aset-aset kemewahan telah dia jual, termasuk motor besar yang dulu menghiasi foto facebooknya. 
"Masih berapa hutang kartu kreditmu?" Tanya saya
"Duh! Masih 265 juta lebih.. Ya gimana lagi dah dipakai duitnya, bayar minimum payment gak kurang-kurang juga hutangnya.."

Satu lagi, kawan saya juga ada, sudah 3 bulan tagihan 75 juta kartu kreditnya tak terbayar, rumah disatroni debt collector yang kasar sudah jadi langganan. Fiuuuh!

Saya pun jadi korban, karena nomer HP saya tercatat diperbank-kan bahkan mungkin sudah diperjual belikan, walaupun saya sudah tidak punya kartu kredit apapun, bulan lalu saya dapat SMS dengan huruf besar semua: 
BAPAK SAPTUARI SUGIHARTO, SAMPAIKAN KEPADA TEMAN BAPAK PENGUSAHA XXX DI JOGJA YANG ALAMATNYA DI GEJAYAN UNTUK SEGERA MEMBAYAR KARTU KREDITNYA SENILAI 16,7 JUTA YANG SUDAH TELAT BAYAR. ATAU HUBUNGI KAMI DI 024-SEKIAN SEKIAN DI SEMARANG.

..... Gendeng!!! Kalo kalian jadi saya pasti pengen "misuh" juga. Ini siapa dengan SMS memerintah seenaknya pakai huruf besar, Saya mikir enteng sajalah, mungkin dia masih pakai HP keypad yang capslocknya jebol!

Masih inget kasus Irzen Octa tahun 2011 lalu, ketika mau membayar tagihan kartu kredit dari 48 juta yang membengkak jadi 100 juta, dia malah diinterogasi kasar oleh 3 debt collector yang membuatnya meninggal dunia. Searching aja beritanya, masih bertebaran di dunia maya...

------------------------
Mari kita bahas.. Siap?

Dari hasil diskusi kawan-kawan pebisnis syariah beberapa waktu lalu:
Produk Bank yang tidak mengandung riba:
1. Biaya Transfer antar bank
2. Biaya admin bulanan tabungan
3. Biaya penggunaan ATM beda bank
4. Fee Payroll
5. Sewa Deposit box
6. Fee Pembelian pulsa
7. Fee Pembelian tiket pesawat
8. Fee pembayaran PLN/token listrik
9. Fee pembayaran Telkom
10. Fee pembayaran PDAM
12. Fee pembayaran pajak online
13. Fee dari banyak transaksi e-commerce (sampai pembelian tiket bioskop, TV kabel, dll)
14. Simpanan dana titipan (tanpa bagi hasil/bunga)
15. Ada lagi mau menambahkan?
Akadnya disini adalah penjualan manfaat atau jasa (ijarah/ganti/upah), bank mendapatkan fee dari layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Naaah...
Produk Bank yang mengandung riba:
1. Kartu kredit
2. KPR
3. Kredit Multiguna
4. Kredit Tanpa Agunan (KTA)
5. Leasing kendaraan
6. Asuransi
7. Ada lagi ? 
Akadnya adalah hutang piutang dengan kelebihan bayar (bunga) dan denda keterlambatan, yang jelas-jelas adalah riba yang dilarang sangat tegas oleh agama.

Agama apa mas?
ISLAM sangat jelas dan Quran dan Hadist:
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah, dan Allah tidak menyukai orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa" 
(Al Baqarah 276)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan TINGGALKAN SISA RIBA (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), MAKA KETAHUILAH, BAHWA ALLAH DAN RASUL-NYA AKAN MEMERANGIMU. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” 
(Al-Baqarah: 278-279)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), penyetor riba (nasabah yang meminjam), penulis transaksi riba (sekretaris) dan dua saksi yang menyaksikan transaksi riba.” Kata beliau, “Semuanya sama dalam dosa.” 
(HR. Muslim no. 1598)

KATHOLIK? Saya malah tau dari pembaca di group facebook ini yang mengirim pesan pribadi kesaya: 
Saya seorang Katholik mas, membaca tulisan mas Saptuari tentang riba saya kira hanya di Islam saja, penasaran saya cari di beberapa kitab, ternyata saya menemukan banyak larangan memakan riba di agama saya, ini salah satunya:
Mazmur 15:5 "Siapakah yang tinggal di kemahmu Tuhan dan siapakah yang tinggal di gunungmu yang suci..... yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan RIBA dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya."

AGAMA LAIN? Silahkan cari sendiri, bertanya kepada pemuka agama betapa dzalimnya praktek hutang piutang ini.
Atau coba ketik Riba di wikipedia, dibahas lengkap dari banyak sudut agama.

------------------
Kembali ke Kartu Kredit, kartu yang membuat kita merasa kaya dengan bunga 3-4% perbulannya, atau 36-48% pertahunnya. Denda telat bayar seenak jidat, admin bulanan sampai yang diambil berulang kali tanpa konfirmasi. 
Kok sepertinya banyak banget bebannya ya mas?
Yess! Karena ini kartu tanpa agunan/jaminan. Gak ada rumah, tanah, mobil, motor kita yang dijadikan agunan. Agunannya adalah badan kita, bakal dijadikan sangsak dan bemper jika telat bayar waktu di dikejar-kejar debt collector. Kasus Irzen Octa itu yang paling nyata.

Kartu bunga berbunga! Maksudnya?
Jika kamu hutang 5 juta, belanja pakai kartu kredit dengan bunga 3% perbulan plus biaya admin dan lain-lain, berapa tagihanmu?
5 juta + (3% x 5juta) = 5.150.000 bisa dibayar minimum 515.000. 
Kamu bayar 515.000 berapa sisa hutangmu bulan depan? = (5.150.000-515.000) = 4.635.000? Tentu tidaaak.. Hehe! 
Tagihan bulan berikutnya adalah: 4.635.000 + (4.635.000 x 3% ) = gak akan ada habisnya!! Bunga yang dibungakan lagi..

Saya pernah hitung pakai Excel di komputer, jika saya berhutang 5 juta pakai kartu kredit, saya bayar minimum payment 10% tiap bulan, maka saya butuh waktu 12 tahun sampai hutang saya bener-bener lunas! Gileee lu ndro!
Eits, itupun masih ada biaya tambahan lain-lain:
1. Membership fee bulanan: 28.500
2. Denda keterlambatan bayar: 150.000
3. Asuransi bulanan: 45.000
4. Materei: 6.000 (ini masuk kas negara)
Merasa duitmu kesedot terus tiap bulan di kartu kredit? Jelasssss lah! Sudah jelas produk riba yang membuat rejeki kita dimusnahkan Allah, juga banyak jebakan di dalamnya.
Saya dulu punya 4 kartu kredit, yang 2 sudah lama saya tutup, yang 2 lagi sudah beres semua sejak habis lebaran lalu. Tutup tup! Tak ada lagi tagihan kertas dan email lagi dengan tulisan INTEREST yang bikin puyeng!

Masih banyak yang ngeyel, ini argumennya: 
1. "Mas saya pakai tawaran cicilan produk 0% dan saya autodebet tiap bulan jadi gak kena bunga, gak kena riba kan? Saya hanya gunakan sebagai alat bayar!"
Jawab: 
Tidak kena di bunga, tapi kena di Akad! Kita sudah sepakat dan mengizinkan akan terjadi transaksi riba dan denda jika kita ingkar, walaupun itu belum terjadi, kita sudah membukakan pintunya lebar-lebar!

Dalam sebuah seminar Pengusaha Tanpa Riba, ada ibu-ibu yang tetap ngeyel dengan alasan selain sebagai alat bayar juga buat jaga-jaga jika ada kebutuhan mendadak, dan dia sanggup membayar sebelum jatuh tempo biar tidak kena bunga.

Ustadz Samsul Arifin diatas panggung memberikan penjelasan dengan entengnya: "ibu-ibu semua, setelah sholat Dzuhur dan makan siang kembali lagi ke ruangan, kita bikin kesepakatan, jika ada ibu-ibu yang telat 1 menit saja akan dihukum yaitu dicium oleh 10 bapak-bapak yang ada disini!"
Seketika ballroom itu gempar! Ibu-ibu jelas protes kerassss! Heboh! Menjijikkan!

Ustadz Samsul melanjutkan:
"Lhooo kenapa protes? Kan belum terjadi? Itu hanya kesepakatan kita saja biar ibu-ibu tertib masuknya! Apa bedanya dengan dengan bunga dan denda kartu kredit? Ibu-ibu tertib bayar biar gak kena bunga, tapi kalo telat sehari saja, ibu-ibu harus rela bayar bunga dan denda yang dilaknat Allah, seperti dicium bapak-bapak yang ada disini... Jijik?"
Semua langsung terdiam.. Klakep! Hehehe

2. "Mas Saptu, saya gunakan kartu kredit buat bayar iklan di Facebook, buat beli aplikasi di App Store dan PlayStore dan lagu itunes, juga buat bayar hotel dan belanja kalo di luar negeri!"
Jawab:
Iklan Facebook sudah bisa bayar deposit pakai bank lokal. Kalo akunmu sudah biasa pakai kartu kredit, bikin akun baru, seminggu gunakan secara wajar (posting status, add teman, komen di halaman teman, gabung group dll), setelah seminggu masuk setting pembayaran iklan, ada tulisan bayar via ATM, Kamu bisa deposit 500 ribu transfer ke salah satu bank mitra facebook, jadi akunmu seperti nomer rekening yang ada uang tabunganmu.

Beli aplikasi di iOS (iPhone, iPad) atau Mac, cukup ketik di google: "jual apple giftcard", ada banyak penjualnya, beli 500.000 harga 600.000, cari penjual yang kredibel, suntik itu kupon giftcard ke akun Applemu, daah kamu beli aplikasi dan lagu apapun di itunes!

Beli aplikasi di semua HP Android? Gampaaang lagi.. Sekarang bisa potong pulsa Indosat, Telkomsel, XL.. Beres!

Belanja dan bayar hotel di luar negeri? 
Pakai semua KARTU DEBIT yang ada logonya Visa dan Mastercard bisa, tanpa riba tuh kartunya, kamu gesek ya duitmu sendiri, duit cash uangmu bukan duit utangan!

Apa lagi?
"Saya butuh kartu kredit buat jaga-jaga jika ada kebutuhan mendadak mas!"
Jawab:
Hei.. Bersandar itu pada Allah Yang Maha Pemilik Rezeki, Yang Maha Mencukupkan! Bukan bersandar pada kartu kredit, ingeeet.. Ancaman Allah memusnahkan riba, semakin kamu bersandar pada kartu kredit, semakin banyak halangan yang bakal datang. Itu kartu utang bakal digesek terus, diperbudak gaya hidup dan nafsu, gak bakal pernah kumpul rejeki kita.. Ludess des!

Di Amerika mbahnya kapitalis yang menciptakan kartu kredit malah sudah ada gerakan "Cut Your Credit Card", searching aja banyak foto-fotonya, karena disanapun jutaan orang jadi korbannya, gaya hidup meningkat karena dikasih kartu utang.

Yuk dipahami sekali lagi!
Bayar tiket liburan dengan kartu kredit itu = utang beli tiket, dengan bunga 3-4% perbulan dengan denda 150.000 jika telat bayar, dan diintai debt collector sadis kalo 2 bulan gak bayar.

Beli laptop dengan kartu kredit cicilan 0% = kita dipaksa beli laptop yg belum tentu kita butuh, tanpa bunga cicilan dari tokonya, tapi kita harus siap dengan resiko bunga 3-4% perbulan dari bank, denda 150.000 jika telat, dan diintai oleh debt collector sadis jika kita telat bayar 2 bulan.

Makan direstoran mewah gesek kartu kredit = kita makan makanan utangan! Masuk ke perut dengan akad riba yang dilaknat Allah dan semua agama, makanan itu bisa menjadi penyakit fatal yang akan menyerang kita dengan biaya yang akan meludeskan harta kita. Buat apa punya kartu kredit 10 limit 500 juta, tapi terkapar di ICCU dengan tagihan 600 juta? 
Mau main-main dengan ancaman Allah? Mending gak punya apa-apa tapi sehaaat haaattt! Bebas pergi kemana-mana! 
Sehat itu milik Allah bro, dan datangnya ke tubuh kita Allah yang berkehendak. Berapa banyak yang badannya kelihatan sehat, ternyata kena kanker, jantung, bisa jadi penyakit itu datang karena berani nantang pada aturan Allah.

Bikin usaha dari uang kartu kredit = kita mencari rejeki dengan cara yang tidak diridhoi oleh Yang Maha Pemilik Rezeki. Belum cukupkah ribuan testimoni orang yang bangkrut karena hutang riba di group ini dan di luar sana? Masih mau ngeyel dan jadi korban kebangkrutan berikutnya?
Emang rezeki kita dari konsumen? 
Dari pembeli produk kita? Bukaaan... 
Laaah.. Siapa yang membolak-balik hati konsumen kita agar tertarik dan mau bertransaksi dengan kita? 
"Ya Muqolibal Qulub... Hanya Allah yang membolak balikkan hati!"
Ayolah.. Berbisnis dengan cara yang diridhoi Allah saja.. Selamet dunia akherat!

Di satu sesi seminar Pangusaha Tanpa Riba, peserta ditantang untuk action! Buktikan kalo mau mencari keberkahan Allah, bisnis tanpa riba.. Potong kartu kredit kredit sekarang juga! 
Wuaaah... Puluhan orang langsung berebut naik ke panggung, disaksikan ratusan bahkan ribuan mata, kartu kredit yang selama ini memperbudaknya langsung dilumatkannya. Kress! Kresss! Ceklak! Ceklak! Potooong!
Gileeee ada yang naik ke panggung bawa 20 kartu kredit yang disimpan dalam dompet khusus.. Sadizzz!

Segitu saja mas? Ya enggak lah... 
Tanggung jawab tetep! Potong kartu kredit bukti kita taubat! Menutup akses kita tidak akan menambah hutang riba lagi. Itu jadi tonggak sejarah..

Sisa cicilan masih 20 juta masss!! Huwaaa... 
Ya bayarlah! Sekarang fokus di usaha menaikkan pendapatan.. Bukan fokus di hutang dan barang kreditan! 
Tunda semua kesenangan, tutup mata gak usah beli barang apapun walaupun dengan cicilan 0%!
Bayarnya bukan minimum payment lagi, tapi 30% nya, insya Allah dalam hitungan bulan beress! Lunass! Bebas!!

Jangan lupa ikhtiar langitnya juga dimainkan bro!
Pesan Kanjeng Nabi Muhammad SAW: "Tidaklah ada orang yang berutang, dan Allah mengetahui dia BERNIAT MELUNASI UTANGNYA, melainkan Allah akan melunasinya di dunia" 
(HR Nasa'i dan Ibnu Majah)

Tuuuh kuncinya di niat.. niat.. niat! 
Soal jalannya? Pasrahkan pada Allah sambil kita berikhtiar.. Nanti akan adaaaa aja rejekinya, min haitsu layah tasib (dari jalan yang tidak terduga-duga)

Banyakin doanya juga 1000 kali sehari juga boleh: 
Ayo dicatat, diapalkan, diamalkan. Doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW: 
ALLAHUMA INNI AUDZUBIKA MINAL MA'TZAM WAL MAGHROM 
"Ya Allah aku berlindung dari dosa dan jeratan hutang"

Kawanku.. 
Ingatlah, seberat apapun masalah kita hari ini, yakinlah kita masih punya Allah, Tuhan yang menciptakan dan memiliki kita, satu-satunya tempat terbaik untuk bersandar..

Salam..
@Saptuari

Note: 
Yang mau ngupload foto potongan kartu kredit seperti ribuan orang lainnya di comment bawah silahkan.. Semoga jadi syiar bareng-bareng untuk saling menguatkan!

Selasa, 22 September 2015

Meluruskan Pemahaman Qurban

Oleh : Syeikh Ali Jaber

Syeikh Ali Jaber meluruskan beberapa pemahaman yang keliru tentang tata cara pelaksanaan ibadah Qurban. Dalam sebuah kesempatan beliau berceramah di mesjid Ar-Rahim, Menara 165 ESQ, Jakarta, tepatnya pada 03 Oktober 2014 yang lalu.

Ada tiga hal yang beliau sorot yaitu tentang jumlah qurban per-orang, memakan daging qurban dan pembayaran ongkos penyembelihan dengan kulit hewan qurban.

1. Jumlah qurban

Persoalan pertama yang beliau luruskan adalah tentang jumlah qurban. Ada pemahaman yang berkembang di masyarakat, satu orang wajib berkurban dengan satu ekor kambing. Apabila dalam sebuah keluarga ada lima orang anak, maka menjadi genap tujuh orang sehingga wajib berkurban dengan 1 ekor sapi (konversi dari 7 ekor kambing). Jika tidak mampu, maka bisa berqurban dengan kambing dahulu, misal tahun ini mampu 1 ekor kambing atas nama istri, tahun depan atas nama anak, demikian seterusnya hingga seluruh anggota keluarga sudah dijatah per 1 ekor kambing.

"Ini hal keliru! Qurban berbeda dengan Aqiqah dan Zakat Fitrah yang dihitung perorang. Qurban hitungannya perkeluarga bukan perorang. Ketika nabi Ibrahim AS hendak sembelih Ismail, diganti dengan 1 ekor kambing oleh Allah SWT, padahal Ibrahim beserta 2 istri dan 2 anak harusnya lima ekor. Demikian juga Nabi Muhammad SAW, berkurban dengan 2 kambing. Pada kambing pertama beliau berkata 'Bismillah atas nama Muhammad dan keluarga Muhammad'. Lalu pada kambing kedua beliau berkata 'Atas namaku dan ummatku'. Padahal berapa jumlah istri dan anak serta umat beliau?" kata Syeikh Ali menjelaskan.

"Kewajiban itu tidak lebih dari 1 ekor kambing. Jika mampu 1 sapi atau 1000 sapi silahkan, karena tidak ada larangan atas kemampuan. Misalnya seorang bapak dengan seorang anak berqurban dengan 1 kambing, sah. Dengan 1 sapi silahkan. Seorang bapak dengan 4 orang istri dan masing-masing 10 orang anak hendak berqurban, wajib dengan 1 kambing saja untuk 45 orang sekeluarga. Jika mampu 1000 kambing atau 1000 sapi, boleh, silahkan," lanjut Syeikh menambahkan penjelasannya.

Tentang nama-nama yang disebut saat penyembelihan, Syeikh Ali mengatakan tidak ada kewajiban atas hal tersebut. Karena hakikatnya menyebut atas nama keluarga sudah mencakup seluruh anggota keluarga termasuk orang tua yang sudah meninggal dunia.

"Bismillah atas namaku dan keluarga. Tidak perlu membawa nama-nama. Atas namaku dan keluarga sudah termasuk orang tua yang meninggal. Ada sebagian ulama membolehkan, kalau kita mampu dan mau khusus, kambing atas nama orang tua, tidak masalah. Kalau tidak mampu, maka 1 ekor sudah termasuk keluarga dan orang tua kita. Ini adalah salah satu sedekah yang berguna bagi orang tua yang meninggal di keluarga kita," katanya.

2. Makan daging qurban

Persoalan kedua yang beliau sorot adalah sunnah yang mulai hilang yaitu banyak yang tidak mau makan dari hasil qurban. Sebagian besar masyakarat tidak mau memakan daging qurban dengan alasan ingin disedekahkan semua untuk fakir miskin.

"Padahal ini adalah sunnah Rasul seperti dalam aqiqah. Rasululullah membagi qurban menjadi tiga, pertama dihadiahkan kepada orang kaya untuk silaturrahim, kedua disedekahkan untuk orang miskin, dan yang ketiga untuk diri sendiri. Bahkan Rasulullah SAW sebelum shalat 'Ied berpuasa, lalu membatalkannya sesudah shalat dari hasil sembelihan hewan qurban," kata Syeikh Ali.

Beliau menekankan bahwa daging qurban yang ingin disedekahkan semua tidak masalah, namun mengajak jamaah agar sesekali menghidupkan sunnah Rasul dengan memakan daging qurban.

3. Pembayaran dengan kulit dan kepala

Persoalan ketiga yang beliau sorot adalah maraknya pembayaran ongkos penyembelihan hewan qurban dengan kulit dan kepala, padahal tidak dibenarkan.

"Tidak boleh pembayaran hasil sembelihan dari kulitnya. Banyak tukang sembelih datang, ketika kita tawarkan untuk sembelih dan tanya berapa, 'ndak papa kasi aja kulitnya sama kepalanya'. Jangan anda setuju dan terima," kata beliau menegaskan.

"Qurban itu lillahi ta'ala bukan jual beli. Kalau sudah dijual berarti bukan qurban karena tidak lillahi ta'ala," tambahnya.

Beliau memberikan jalan keluar dengan terlebih dahulu menjelaskan akad awal dengan tukang sembelih terutama berapa ongkos atau biaya yang diminta. Sedangkan kulit dan kepala bisa diberikan sebagai hadiah.

"Ijab kabul. Tentukan, misal ongkos sembelihan 50 ribu. Jika setuju, selesai! Jika sesudah penyembelihan kita berikan ongkosnya dan tambahkan kulit dan kepala sebagai hadiah, tidak masalah. Tetapi bukan untuk bayar sembelihan. Jadi harus dibedakan," kata beliau.

Beliau juga menegaskan bahwa amalan ibadah qurban bisa tidak diterima Allah, jika sebagian dari hasil sembelihan dijadikan pembayaran atau ongkos.

Syeikh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber, adalah salah seorang Imam di Mesjid Nabawi, Madinah. Beliau menyelesaikan 30 juz hafalan Al-Qur'an pada usia 11 tahun di Madinah. Sebagian besar masa kecilnya dihabiskan dengan mengaji kepada para Syeikh di Mesjid Nabawi.

Wallahu a'lam bish showab. 

Jika suamimu seorang Polisi

Jika Suamimu Seorang Polisi

Ketika seseorang memilih untuk menginjakkan kaki di dunia Kepolisian, maka dia telah menyerahkan sebagian besar hidupnya kepada masyarakat. Hanya sebagian kecil darinya yang dia ditinggalkan untuk keluarga, bahkan untuk dirinya sendiri.

Waktunya akan lebih banyak dihabiskan untuk orang lain daripada untukmu sebagai istri atau anak-anak. Pikiran dan tenaganya akan tercurah kepada orang-orang asing yang mungkin tidak akan mengingatnya dalam setiap doa, tidak sepertimu atau orang tuanya.

Kamu tahu? Dia akan lebih sering di rumah kantor daripada di rumahmu sendiri. Itu bukan karena dia menyukai Kantornya. Rumahmu tetaplah tempat yang membayang di pelupuk matanya setiap detik dia di Kantor ataupun Di Jalan. Karena KerjaanNya adalah tempat yang penuh tekanan.

Jika kamu bukan tenaga Keamanan, maka tidak akan terbayangkan seperti apa rasanya hidup di sana. Jangan heran jika seringkali mereka menyebutnya “Pasukan Bumi”.
Maka ketika dia terlihat dingin dan lelah, peluklah. Peluk sampai ke dalam lubuk hatinya.

Karena kamu mungkin tidak tahu bahwa Rekan Kerjanya baru saja meninggal dunia, atau KomandanNya baru saja memarahi dan menghukumnya, atau ada Masyarakat yang menyalahkan atas Tugasnya, atau rekan kerjanya yang tidak bisa diajak bekerja sama. Dengarkan ceritanya dengan sabar.

Jangan lupa ceritakan juga harimu padanya. Tawarkanlah untuk berdiskusi, karena kamu lebih dia percaya daripada siapapun di dunia.
Jika kamu menikahi seorang Polisi, jangan memiliki persepsi yang sama seperti kebanyakan orang, bahwa Polisi pasti kaya secara materi.

Sama seperti yang lain, dia akan mendaki dari bawah. Bahkan jam kerjanya di awal pendakian itu lebih banyak daripada profesi lain dengan imbalan yang pas-pasan. Tetaplah di sisinya, sama seperti dia yang selalu berusaha ada di sisimu.

Tetapi, sebanyak apapun Tugasnya, kamu dan kaluarga tetap menjadi prioritasnya. Dia akan menganggap dirinya sendiri sebagai Aparat Keamanan pribadimu.

Dia akan sangat kritis terhadap apapun mengenai dirimu yang terkait dengan Keamananmu, baik jasmani maupun rohani. Mungkin akan terdengar bawel, tapi itu adalah bentuk perhatiannya.

Seorang Polisi akan sangat perhatian kepada orang lain, tetapi tidak kepada dirinya sendiri. Maka tidak jarang kamu mendengar ironi tentang seorang Polisi meninggal dunia karena Tugas yang dilaksanakannya

Dia akan mendengarkan keluhan orang lain tapi mengabaikan keluhannya sendiri. Siklus makannya akan berantakan, begitu juga dengan waktu tidur yang jumlahnya dalam jam bisa dihitung dengan satu tangan saja.

Maka jadilah satu-satunya yang memperhatikan dia. Ingatkan untuk makan dan shalat, atau jika tidak sama sibuknya, bawakan makanan saat dia jaga malam. Kehadiranmu akan lebih menyenangkannya daripada makanan itu sendiri.

Jika Suamimu seorang Polisi, siapkah kau membagi perannya dengan orang lain?

Beda Jin, Syaithon dan Iblis

ALAM jin adalah alam yang berdiri sendiri, ia terpisah dan berbeda dengan alam manusia namun keduanya hidup dalam dunia yang sama, kadang tinggal dalam rumah yang dibangun atau di diami manusia. Keduanya pun mempunyai kesamaan yakni berkewajiban untuk beribadah kepada Allah: “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanyalah untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz-Dzariyat 51:56).

Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al- Jann,mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan jinkarena secara bahasa jin artinya yang tersembunyi,terhalang, tertutup. Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat mata manusia. Oleh karena itu, bayi yang masih berada di dalam perut ibu, disebut janin (kata janin dan jinmemiliki kata dasar yang sama yakni jann) karena ia tidak dapat dilihat dengan mata. Demikian juga orang gila dalam bahasa Arab disebut denganmajnun (dari kata jann juga) karena akal sehatnya sudah tertutup dan terhalang.

Sedangkan kata syaithan, dalam bahasa Arab berasal dari kata syathona yang berarti ba’uda (jauh, yakni yang selalu menjauhkan manusia dari kebenaran). Kemudian kata syaithan ini digunakan untuk setiap mahluk berakal yang durhaka dan membangkang (kullu ‘aat wa mutamarrid). Pada awalnya istilah setan (syaitan) ini diberikan kepada salah satu golongan jin (Iblis) yang beribadah kepada Allah dan tinggal bersama dengan malaikat di dalam surga. Akan tetapi ketika mereka menolak untuk sujud kepada Adam karena membangkang kepada perintah Allah, maka diusirnya dari surga dan sejak itu ia menjadi makhluk yang terkutuk sampai hari kiamat kelak.

Tidak semua jin adalah Setan (syaitan). Karena, jin juga ada yang shaleh, ada yang mukmin. Jadi setan hanyalah ditujukkan untuk jin yang membangkang (kafir, munafik, musyrik dst). Demikian juga tidak semua setan adalah jin. Karena dalam surat an-Nasditegaskan, bahwa setan juga ada dari golongan manusia. Setiap manusia yang membangkang, durhaka dan selalu menjauhkan manusia lainnya dari petunjuk Allah, mereka dinamakan syaithan.

Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shaleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.(al-Jin 72:11)

Dilihat dari struktur kalimat, atau dalam tinjauan kaidah sharfiyah, setan (syaitan) merupakan bentukkalimat isim ‘alam (nama sesuatu) dia adalah laqab(gelar) yang diberikan Allah kepada setiap mahluk yang berakal (jin dan manusia) yang membangkang terhadap perintah Allah. Oleh karenanya penyebutan syaitan (setan) dapat dikenakan kepada jin dan manusia sebagaimana tersurat dalam ayat-ayat diatas.

Merujuk kepada kisah Adam dan Iblis dari ayat 12-20 surat al-‘Araf, gelar setan diberikan Allah untuk pertama kalinya kepada Iblis tatkala dia menyatakan alasan penolakan untuk sujud kepada Adam. Dan pada surat Thaha 20:117 , Allah memberi peringatan kepada Adam bahwa mahluk yang terkutuk itu akan menjadi musuh Adam dan Istrinya. Dan pada surat Yasin 36:60 , Allah menegaskan kembali gelar setan diberikan kepada musuh Adam tersebut dan dijadikan peringatan bagi anak cucu Adam. Berikut runtut ayat-ayat dimaksud yang artinya;

1. Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”. Iblis menjawab: “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya”. (Dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang dzalim”.Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”. (Al-‘Araf 7:12-20)

2. Maka kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.(Thaha 20:117)

3. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”, (Yasin 36: 60)

Adapun Iblis terambil dari kata al-balas yang berarti orang yang tidak mempunyai kebaikan sedikitpun (man la khaira ‘indah), atau terambil dari kata ablasayang berarti putus asa dan bingung (yaisa wa tahayyara). Disebut iblis (putus asa) karena mereka merasa putus asa dengan rahmat Allah, juga disebut iblis lantaran mereka tidak pernah berbuat kebaikan sedikitpun. Menurut satu riwayat, dahulunya iblis ini bernama Naail, akan tetapi sejak ia membangkang dan menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam, ia dirubah nama menjadi syaithan. 

Sabtu, 19 September 2015

Permusuhan Yahudi terhadap Muslim dalam Sejarah

Oleh: Ustadz Khalid Syamhudi, Lc.

Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka. Namun dewasa ini banyak usaha menciptakan opini bahwa permusuhan yahudi dan islam hanyalah sekedar perebutan tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama yang mulia ini.

Padahal pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan eksistensi, bukan persengkataan perbatasan. Musuh-musuh islam dan para pengikutnya yang bodoh terus berupaya membentuk opini bahwa hakekat pertarungan dengan Yahudi adalah sebatas pertarungan memperebutkan wilayah, persoalan pengungsi dan persoalan air. Dan bahwa persengketaan ini bisa berakhir dengan (diciptakannya suasana) hidup berdampingan secara damai, saling tukar pengungsi, perbaikan tingkat hidup masing-masing, penempatan wilayah tinggal mereka secara terpisah-pisah dan mendirikan sebuah Negara sekuler kecil yang lemah dibawah tekanan ujung-ujung tombak zionisme, yang kesemua itu (justeru) menjadi pagar-pagar pengaman bagi Negara zionis. Mereka semua tidak mengerti bahwa pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan lama semenjak berdirinya Negara islam diMadinah dibawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta yaitu Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam

Demikianlah permusuhan dan usaha mereka merusak Islam sejak berdirinya Negara islam bahkan sejak Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hijrah ke Madinah sampai saat ini dan akan berlanjut terus. Walaupun tidak tertutup kemungkinan mereka punya usaha dan upaya memberantas islam sejak kelahiran beliau n . hal ini dapat dilihat dalam pernyataan pendeta Buhairoh terhadap Abu Thalib dalam perjalanan dagang bersama beliau diwaktu kecil. Allah Ta’ala telah jelas-jelas menerangkan permusuhan Yahudi dalam firmanNya:

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (Qs. 5:82)

Melihat demikian panjangnya sejarah dan banyaknya bentuk permusuhan Yahudi terhadap Islam dan Negara Islam, maka kami ringkas dalam 3 marhalah;

Marhalah pertama:
Upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa awal perkembangan dakwah islam dan cara mereka dalam hal ini.

Diantara upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa-masa awal perkembangannya adalah:

1. Pemboikotan (embargo) Ekonomi: Kaum muslimin ketika awal perkembangan islam di Madinah sangat lemah perekonomiannya. Kaum muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta mereka dan kaum Anshor yang menolong mereka pun bukanlah pemegang perekonomian Madinah. Oleh karena itu Yahudi menggunakan kesempatan ini untuk menjauhkan kaum muslimin dari agama mereka dan melakukan embargo ekonomi. Para pemimpin Yahudi enggan membantu perekonomian kaum muslimin dan ini terjadi ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengutus Abu Bakar menemui para pemimpin Yahudi untuk meminjam dari mereka harta yang digunakan untuk membantu urusan beliau dan berwasiat untuk tidak berkata kasar dan tidak menyakiti mereka bila mereka tidak memberinya. Ketika Abu Bakar masuk Bait Al Midras (tempat ibadah mereka) mendapati mereka sedang berkumpul dipimpin oleh Fanhaash –tokoh besar bani Qainuqa’- yang merupakan salah satu ulama besar mereka didampingi seorang pendeta yahudi bernama Asy-ya’. Setelah Abu Bakar menyampaikan apa yang dibawanya dan memberikan surat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kepadanya. Maka ia membaca sampai habis dan berkata: Robb kalian butuh kami bantu! Tidak hanya sampai disini saja, bahkan merekapun enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang, jual beli dan amanah kepada kaum muslimin. Berdalih bahwa hutang, jual beli dan amanah tersebut adanya sebelum islam dan masuknya mereka dalam islam menghapus itu semua. Oleh karena itu Allah berfirman:Di antara Ahli Kitab ada orang yang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: ”Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. (QS 3:75)

2. Membangkitkan fitnah dan kebencian: Yahudi dalam upaya menghalangi dakwah islam menggunakan upaya menciptakan fitnah dan kebencian antar sesama kaum muslimin yang pernah ada di hati penduduk Madinah dari Aus dan Khodzraj pada masa jahiliyah. Sebagian orang yang baru masuk islam menerima ajakan Yahudi, namun dapat dipadamkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam . diantaranya adalah kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Siroh Ibnu Hisyam (2/588) ringkas kisahnya: Seorang Yahudi bernama Syaas bin Qais mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis bareng dengan kaum Anshor, kemudian mengingatkan mereka tentang kejadian perang Bu’ats hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa senjata-senjata masing-masing. Lalu hal ini sampai pada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. maka beliau shallallahu ’alaihi wa sallam segera berangkat bersama para sahabat muhajirin menemui mereka dan bersabda:يَا مَعْشَر المُسْلِمِيْنَ اللهَ اللهَ أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ وَ أَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ بَعْدَ أَنْ هَدَاكُمُ اللهُ لِلإِسْلاَمِ وَ أَكْرَمَكُمْ بِهِ وَ قَطَعَ بِهِ أَمْرَ الْجَاهِلِيَّةِ وَاسْتَنْقَذَكُمْ بِهِ مِنَ الْكُفْرِ وَ أَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ “Wahai kaum muslimin alangkah keterlaluannya kalian, apakah (kalian mengangkat) dakwah jahiliyah padahal aku ada diantara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan muliakan kalian, memutus perkara Jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan Islam serta menyatukan hati-hati kalian.” Lalu mereka sadar ini adalah godaan syetan dan tipu daya musuh mereka, sehingga mereka mengangis dan saling rangkul antara Aus dan Khodzroj. Lalu mereka pergi bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dengan patuh dan taat yang penuh. Lalu Allah turunkan firmanNya: Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan. Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan.” Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS 3:99)

3. Menyebarkan keraguan pada diri kaum muslimin: Orang Yahudi berusaha memasukkan keraguan di hati kaum muslimin yang masih lemah imannya dengan melontarkan syubhat-syubhat yang dapat menggoyahkan kepercayaan mereka terhadap islam. Hal ini dijelaskan Allah dalam firmanNya: Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min) kembali (kepada kekafiran). (Qs. 3:72). Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan pernyataan: Ini adalah tipu daya yang mereka inginkan untuk merancukan perkara agama islam kepada orang-orang yang lemah imannya. Mereka sepakat menampakkan keimanan di pagi hari (permulaan siang) dan sholat subuh bersama kaum muslimin. Lalu ketika diakhir siang hari (sore hari) mereka murtad dari agama Islam agar orang-orang bodoh menyatakan bahwa mereka keluat tidak lain karena adanya kekurangan dan aib dalam agama kaum muslimin.

4. Memata-matai kaum Muslimin: Ibnu Hisyam menjelaskan adanya sejumlah orang Yahudi yang memeluk Islam untuk memata-matai kaum muslimin dan menukilkan berita Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan yang ingin beliau lakukan kepada orang Yahudi dan kaum musyrikin, diantaranya: Sa’ad bin Hanief, Zaid bin Al Lishthi, Nu’maan bin Aufa bin Amru dan Utsmaan bin Aufa serta Rafi’ bin Huraimila’. Untuk menghancurkan tipu daya ini Allah berfirman:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:”Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):”Marilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (QS 3:118-119)

5. Usaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallamOrang Yahudi tidak pernah henti berusaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, diantaranya adalah kisah yang disampaikan Ibnu Ishaaq bahwa beliau berkata: Ka’ab bin Asad, Ibnu Shaluba, Abdullah bin Shurie dan Syaas bin Qais saling berembuk dan menghasilkan keputusan berangkat menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam untuk memfitnah agama beliau. Lalu mereka menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Muhammad engkau telah tahu kami adalah ulama dan tokoh terhormat serta pemimpin besar Yahudi, Apabila kami mengikutimu maka seluruh Yahudi akan ikut dan tidak akan menyelisihi kami. Sungguh antara kami dan sebagian kaum kami terjadi persengketaan. Apakah boleh kami berhukum kepadamu lalu engkau adili dengan memenangkan kami atas mereka? Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam enggan menerimanya. Lalu turunlah firman Allah: Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati. hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (QS 5:49)

Semua usaha mereka ini gagal total dihadapan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan Allah membalas makar mereka ini dengan menimpakan kepada mereka kerendahan dan kehinaan.

Marhalah kedua:
Masa perang senjata antara Yahudi dan Muslimin di zaman Rasulullah shallallahu ’alaihi wa salla.

Orang Yahudi tidak cukup hanya membuat keonaran dan fitnah kepada kaum muslimin semata bahkan merekapun menampakkan diri bergabung dengan kaum musyrikin dengan menyatakan permusuhan yang terang-terangan terhadap islam dan kaum muslimin. Namun Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tetap menunggu sampai mereka melanggar dan membatalkan perjanjian yang pernah dibuat diMadinah. Ketika mereka melanggar perjanjian tersebut barulah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan tindakan militer untuk menghadapi mereka dan mengambil beberapa keputusan untuk memberikan pelajaran kepada mereka. Diantara keputusan penting tersebut adalah:

1. Pengusiran Bani Qainuqa’
2. Pengusiran bani Al Nadhir
3. Perang Bani Quraidzoh
4. Penaklukan kota Khaibar

Setelah terjadinya hal tersebut maka orang Yahudi terusir dari jazirah Arab.

Marhalah ketiga:
Tipu daya dan makar mereka terhadap islam setelah wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam

Orang Yahudi memandang tidak mungkin melawan Islam dan kaum muslimin selama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam masih hidup. Ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam wafat, orang Yahudi melihat adanya kesempatan untuk membuat makar kembali terhadap Islam dan muslimin. Mereka mulai merencanakan dan menjalankan tipu daya mereka untuk memalingkan kaum muslimin dari agamanya. Namun tentunya mereka lakukan dengan lebih baik dan teliti dibanding sebelumnya. Sebagian target mereka telah terwujud dengan beberapa sebab diantaranya:

1. Kaum muslimin kehilangan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallamOrang 
2. Yahudi dapat mengambil pelajaran dan pengalaman dari usaha-usaha mereka terdahulu sehingga dapat menambah hebat makar dan tipu daya mereka.
3. Masuknya sebagian orang Yahudi ke dalam Islam dengan tujuan memata-matai kaum muslimin dan merusak mereka dari dalam tubuh kaum muslimin.

Memang berbicara tentang tipu daya dan makar Yahudi kepada kaum Muslimin sejak wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hingga kini membutuhkan pembahasan yang panjang sekali. Namun rasanya cukup memberikan 3 contoh kejadian besar dalam sejarah Islam untuk mengungkapkan permasalahan ini. Yaitu:

1. Fitnah pembunuhan khalifah UtsmanIni adalah awal keberhasilan Yahudi dalam menyusup dan merusak Islam dan kaum muslimin. Tokoh yahudi yang bertanggung jawab terjadinya peristiwa ini adalah Abdullah bin Saba’ yang dikenal dengan Ibnu Sauda’. Kisahnya cukup masyhur dan ditulis dalam kitab-kitab sejarah Islam.

2. Fitnah Maimun Al Qadaah dan perkembangan sekte Bathiniyah. Keberhasilan Abdullah bin Saba’ membuat fitnah di kalangan kaum Muslimin dan mengajarkan saba’isme membuat orang Yahudi semakin berani. Sehingga belum habis fitnah Sabaiyah mereka sudah memunculkan tipu daya baru yang dipimpin seorang Yahudi bernama Maimun bin Dieshaan Al Qadaah dengan membuat sekte Batiniyah di Kufah tahun 276 H. Imam Al Baghdadi menceritakan: Diatara orang yang membangun sekte Bathiniyah adalah Maimun bin Dieshaan yang dikenal dengan Al Qadaah seorang maula bagi Ja’far bin Muhammad Al Shodiq yang berasal dari daerah Al Ahwaaz dan Muhammad bin Al Husein yang dikenal dengan Dandaan. Mereka berkumpul bersama Maimun Al Qadah di penjara Iraaq lalu membangun sekte Bathiniyah.Tipu daya Yahudi ini terus berjalan dalam bentuk yang beraneka ragam sehingga sekte ini berkembang menjadi banyak sekali sektenya dalam kaum muslimin, sampai-sampai menghalalkan pernikahan sesama mahrom dan hilangnya kewajiban syariat pada seseorang.

3. Penghancuran kekhilafahan Turki Utsmani ditangan gerakan Masoniyah dan akibat yang ditimbulkan berupa perpecahan kaum muslimin.Orang Yahudi mengetahui sumber kekuatan kaum muslimin adaalh bersatunya mereka dibawah satu kepemimpinan dalam naungan kekhilafahan Islamiyah. Oleh karena mereka segera berusaha keras meruntuhkan kekhilafahan yang ada sejak zaman Khulafa’ Rasyidin sampai berhasil menghapus dan meruntuhkan negara Turki Utsmaniyah. Orang Yahudi memulai konspirasinya dalam meruntuhkan Negara Turki Utsmaniyah pada masa sultan Murad kedua (tahun 834-855H) dan setelah beliau pada masa sultan Muhammad Al Faatih (tahun 855-886H) yang meningal diracun oleh Thobib beliau seorang Yahudi bernama Ya’qub Basya. Demikian juga berhasil membunuh Sultan Sulaiman Al Qanuni (tahun 926-974H) dan para cucunya yang diatur oleh seorang Yahudi bernama Nurbaanu. Konspirasi Yahudi ini terus berlangsung di masa kekhilafahan Utsmaniyah lebih dari 400 tahunan hingga runtuhnya di tangan Mushthofa Ataturk.

Orang Yahudi dalam menjalankan rencana tipu daya mereka menggunakan kekuatan berikut ini:

1. Yahudi Al Dunamah. Diantara tokohnya adalah Madhaat Basya dan Mushthofa Kamal Ataturk yang memiliki peran besar dan penting dalam penghancuran kekhilafahan Utsmaniyah.

2. Salibis Eropa yang sangat membenci islam dan kaum muslimin dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan beberapa Negara eropa yaitu Bulgaria, Rumania, Namsa, Prancis, Rusia, Yunani dan Italia.

3. Organisasi bawah tanah/rahasia, khususnya Masoniyah yang terus berusaha merealisasikan tujuan dan target Zionis.

Usaha-usaha Musthofa Kamal Basya Ataturk dalam menghancurkan kekhilafahan setelah berhasil menyingkirkan sultan Abdulhamid kedua adalah:

1. Pada awal November 1922 M ia menghapus kesultanan dan membiarkan kekhilafahan
2. Pada tanggal 18 November 1922M ia mencopot Wahieduddin Muhammad keenam dari kekhilafahan.
3. Pada Agustus 1923 M ia mendirikan Hizb Al Sya’b Al Jumhuriah (Partai Rakyat Republik) dengan tokoh-tokoh pentingnya kebanyakan dari Yahudi Al Dunamah dan Masoniyah.
4. Pada tanggal 20 oktober 1923 M Republik Turki diresmikan dan Al Jum’iyah Al Wathoniyah (Organisasi nasional) memilih Musthofa Kamal sebagai presiden Turki.
5. Pada tanggal 2 Maret 1924 M Kekhilafahan dihapus total.

Demikianlah sempurna sudah keinginan orang-orang Yahudi untuk menjadikan kekhilafahan sebagai Negara sekuler yang dipimpin seorang Yahudi yang berkedok muslim.

Mudah-mudahan ringkas sejarah permusuhan Yahudi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi pelajaran bagi kaum muslimin.

(Muslim/Islampos)

Caraka Walik, Mantra Jawa Kuno

Caraka Walik,

Mantra Jawa Kuno untuk menangkal roh jahat.
menjadi ilmu penolak yang sangat ampuh. bisa menolak segala malapetaka. termasuk menolak tuju, teluh, teranjana, leak, desti, pepasangan,
sesawangan, rerajahan, dan lain sebagainya.
Bacaan itu juga ada di bait terakhir mantra untuk
memanggil jailangkung, fungsinya untuk menolak
bencana / malapetaka yang tidak diinginkan. 

Penjelasannya adalah sebagai berikut :

nga ta ba ga ma = tidak ada kematian
nya ya ja da pa = tidak ada kesaktian
la wa sa ta da = tidak ada peperangan
ka ra ca na ha = tidak ada utusan.

Arti caraka walik:

Nga – Ngracut busananing manungso – melepaskan egoisme pribadi, manusia.
Tha – Tukul saka niat – sesuatu harus dimulai, tumbuh dari niatan.
Ba – Bayu sejati kang andalani – menyelaraskan diri pada gerak alam.
Ga – Guru sejati sing muruki – belajar pada guru nurani
Ma – Madep mantep manembah mring Ilahi – yakin, mantap dalam menyembah Ilahi
Nya – Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki – memahami kodrat kehidupan
Ya – Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi – yakin atas titah / kodrat Illahi
Ja – Jumbuhing kawula lan Gusti – selalu berusaha menyatu, memahami kehendak Nya
Dha – Dhuwur wekasane endek tumindak kang dumadi – yakin atas titah / kodrat Illahi
Ja – Jumbuhing kawula lan Gusti – selalu berusaha menyatu, memahami kehendak Nya
Dha – Dhuwur wekasane endek wiwitane – Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar
Pa – Papan kang tanpa kiblat – Hakekat Allah yang ada di segala arah
La – Lir handaya paseban jati – mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi
Wa – Wujud hana tan kena kinira – ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas
Sa – Sifat ingsun handulu sifatullah- membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan
Ta – Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa – mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup
Da – Dumadining dzat kang tanpa winangenan – menerima hidup apa adanya
Ka – Karsaningsun memayuhayuning bawana –
hasrat diarahkan untuk kesajetraan alam
Ra – Rasaingsun handulusih – rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani
Ca – Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi-satu arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal
Na – Nur candra, gaib candra,warsitaning candara-
pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi
Ha – Hana hurip wening suci – adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci

Caraka walik, atau caraka sungsang memang biasa
digunakan untuk menangkal atau membalikkan suatu malapetaka, santet, teluh, dsb arti secara harfiah, saya ambil dari Kawruh Pepak Boso Jowo
disitu di tulis makna harfiah aksara jawa

Hanacaraka = ada ucapan, ada kata-kata
Datasawala = saling perselisihan
Padajayanya =adanya adu kekuatan yg sama jaya nya (sama kuatnya)
Magabathanga= terjadilah bangkai/mati (Jawa=bathang)

Nah jika di balik maka yg terjadi adalah kebalikannya
Tidak ada ucapan
Tidak adanya peerselisihan
Tidak ada adu kekuatan
Tidak adanya tumpah darah yg akibatkan kematian.

Silahkan dilengkapi tata lakunya bagi yg menguasai ilmu carakan sungsang

Jumat, 18 September 2015

Perjuangan Rasulullah menyederhanakan Shalat menjadi 5 waktu

SALAH satu ibadah umat Muslim adalah menjalankan ibadah shalat. Ada shalat fardhu dan shalat sunnah. Shalat fardhu adalah shalat yang wajib dikerjakan bagi umat Islam yang berjumlah 17 rakaat. Shalat ini dilakukan dalam lima waktu yang berbeda setiap harinya. Shalat lima waktu ini bisa dibilang sedikit jika dibandingkan dengan perintah Allah SWT yang pertama kepada Rasulullah SAW yaitu sebanyak lima puluh waktu dalam sehari.

Proses yang dilakukan oleh Rasulullah SAW mencapai shalat lima waktu terdapat dalam peristiwa Isra Mi’raj. Dalam peristiwa itu Rasulullah SAW berkali-kali memohon kepada Allah SWT agar waktu shalat bisa dikurangi. Setelah melalui proses panjang maka ditetapkan jumlah shalat menjadi lima waktu.

Isra’ dan Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting yang menguji keimanan. Terjadi pada bulan Rajab tahun ke-12 dari kenabian. Isra’ adalah perjalanan Rasulullah SAW pada malam hari dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Allah SWT berfirman,

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير

“Maha suci Allah, yang telah memerjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada suatu malam, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat,” (QS. Al-Isra: 1).

Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan Nabi SAW dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha. Tempat beliau menerima perintah shalat dari Allah SWT. Kata mi’raj berasal dari kata ‘araja, artinya perjalanan naik ke langit. Kata ini juga digunakan untuk menjelaskan perjalanan naik para malaikat pencatat amal ke langit. Bentuk lain kata ini menjadi nama salah satu surah dalam al-Qur’an, surah al-Ma’arij (tempat-tempat naik). Allah SWT berfirman,

تَعْرُجُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang setara dengan lima puluh ribu tahun,” (QS. Al-Ma’arij: 4).

Namun dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj, kekuasaan Allah SWT berlaku atas Rasulullah SAW. Beliau melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, dan dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha hanya dalam waktu satu malam. Apa saja yang beliau alami dalam perjalanan Isra’ dan Mi’rajnya?

Imam al-Bukhari meriwayatkan salah satu sabda Rasulullah SAW tentang peristiwa Isra’ dan Mi’raj, yang diriwayatkan dari Hudbah bin Khalid, dari Hammam bin Yahya, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, dari Malik bin Sha’sha’ah. Nabi SAW bercerita tentang malam perjalanan Isra, “Ketika aku berada di al-Hathim-atau, beliau menyebut, di al-Hijr-dalam keadaan berbaring, tiba-tiba seseorang datang lalu membelah.”

Qatadah berkata, “Dan aku juga mendengar beliau berkata, ‘Lalu dia membelah apa yang ada di antara ini dan ini.’ Aku bertanya kepada al-Jarud yang saat itu ada di sampingku, ‘Apa maksudnya?’ Dia berkata, ‘Dari atas dadanya sampai tempat tumbuh rambut kemaluan.’”

Rasulullah SAW melanjutkan, “Lalu laki-laki itu mengeluarkan kalbuku (hati), kemudian dibawakan kepadaku sebuah tempayan emas yang dipenuhi dengan iman, lalu dia mencuci hatiku, dan mengisinya dengan iman dan diulanginya. Kemudian didatangkan kepadaku hewan tunggangan berwarna putih, yang lebih kecil dari bagal namun lebih besar dari keledai.”

Al-Jarud berkata, “Apakah itu yang dinamakan buraq, wahai Abu Hamzah?” Anas menjawab, “Ya, buraq itu meletakkan langkah kakinya pada pandangan mata terjauh.”

“Aku menungganginya,” lanjut Nabi SAW, “Aku berangkat bersama Jibril hingga sampai di langit dunia. Jibril lalu meminta dibukakan pintu langit, dan dia ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘Ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang’.”

“Maka pintu langit pertama pun dibuka. Setelah melewatinya, aku berjumpa dengan Adam. Jibril berkata, ‘Ini adalah bapakmu, Adam. Berilah salam kepadanya.’ Aku lalu memberi salam kepadanya dan Adam membalas salamku lalu berkata, ‘Selamat datang anak yang saleh dan nabi yang saleh.’”

“Aku kemudian dibawa naik ke langit kedua, lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit kedua kemudian ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Ditanyakan lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘Ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang’.”

“Selanjutnya, aku dibawa naik ke langit ketiga, lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit ketiga. Jibril kemudian ditanya, ‘Siapa?,’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘Ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang.’ Pintu langit kedua pun dibuka. Setelah aku melewatinya, aku berjumpa dengan Yahya dan Isa, keduanya adalah anak dari satu bibi. Jibril berkata, ‘Ini adalah Yahya dan Isa, berilah salam kepada keduanya.’ Aku pun memberi salam kepada keduanya dan mereka membalas salamku lalu berkata, ‘Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh’.”
“SELANJUTNYA, aku (Rasulullah SAW) naik ke langit ketiga, lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit ketiga. Jibril kemudian ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘Ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang.’ Pintu langit ketiga pun dibuka. Setelah melewatinya, aku berjumpa dengan Yusuf. Jibril berkata, ‘Ini adalah Yusuf. Berilah salam kepadanya.’ Maka aku memberi salam kepadanya. Yusuf membalas salamku dan berkata, ‘Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh’.”

“Aku kemudian dibawa naik ke langit keempat. Jibril kemudian meminta dibukakan pintu langit keempat dan dia ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘Ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang.’ Maka pintu langit keempat dibuka.

Setelah melewatinya, aku berjumpa dengan Idris. Jibril berkata, ‘Ini adalah Idris, berilah dalam kepadanya.’ Aku pun memberi salam kepadanya. Idris membalas salamku lalu berkata, ‘Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh’.”

“Aku kemudian dibawa ke langit kelima. Jibril lalu meminta dibukakan pintu langit kelima dan dia ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘Ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang.’ Pintu langit kelima pun dibuka. Setelah melewatinya, aku bertemu dengan Harun. Jibril berkata, ‘Ini adalah Harun. Berilah salam kepadanya.’ Aku lalu memberi salam kepadanya. Harun membalas salamku dan berkata, ‘Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh.’”

“Aku kemudian dibawa naik ke langit keenam. Jibril meminta dibukakan pintu langit keenam kemudian ditanya ‘Siapa?’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘Ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang.’ Pintu langit keenam pun dibuka. Setelah melewatinya, aku mendapatkan Musa. Jibril berkata, ‘Ini adalah Musa. Berilah salam kepadanya.’ Aku pun memberi salam kepadanya. Musa membalas salamku lalu berkata ‘Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh.’ Ketika aku sudah selesai, tiba-tiba Musa menangis. Ditanyakan kepadanya, ‘Kenapa kamu menangis?’ Musa menjawab, ‘Aku menangis karena anak ini diutus setelahku, namun orang yang masuk surga dari umatnya lebih banyak dari orang yang masuk surga dari umatku’.”

“Aku kemudian dibawa naik ke langit ketujuh. Jibril kemudian meminta dibukakan pintu langit ketujuh, kemudian ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dia ditanya lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘Ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang.’ Pintu langit ketujuh pun dibuka. Setelah melewatinya, aku mendapatkan Ibrahim. Jibril berkata, ‘Ini adalah bapakmu, Ibrahim. Berilah salam kepadanya.’ Aku pun memberi salam kepadanya. Ibrahim membalas salamku dan berkata, ‘Selamat datang anak saleh dan nabi yang saleh’.”

“Setelah itu ditampakkan kepadaku Sidratul Muntaha, bentuknya seperti tempayan daerah milik Hajar dengan daunnya mirip telinga-telinga gajah. Jibril berkata, ‘Ini adalah Sidratul Muntaha.’ Ternyata di dasarnya ada empat sungai, dua sungai batin dan dua sungai zahir. Aku bertanya, ‘Apakah ini wahai Jibril?’ Jibril menjawab, ‘Dua sungai batin adalah dua sungai yang berada di surga, sedangkan dua sungai zahir adalah Nil dan Eufrat.’ Aku kemudian diangkat ke Baitul Ma’mur dan diberi tiga gelas minuman. Satu gelas berisi Khamr, satu gelas berisi susu, dan satu gelas lagi berisi madu. Aku mengambil gelas berisi susu. Jibril berkata, ‘Ini merupakan fitrah yang kamu dan umatmu berada di atasnya,’ kemudian diwajibkan bagiku shalat lima puluh kali setiap hari.”

“Saat aku kembali dan lewat di hadapan Musa, dia bertanya, ‘Apa yang telah diperintahkan kepadamu?’ Aku menjawab, ‘Aku diperintahkan shalat lima puluh kali setiap hari.’ Musa berkata, ‘Umatmu tidak akan sanggup melaksanakan shalat lima puluh kali dalam sehari. Demi Allah, aku telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu, dan aku juga telah berusaha keras membenahi Bani Israil dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu.’ Aku pun kembali dan Allah SWT memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat. Aku kembali menemui Musa. Musa pun mengatakan sebagaimana yang dikatakan sebelumnya. Aku pun kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat, lalu aku kembali menemui Musa. Musa kembali berkata sebagaimana yang dia katakan sebelumnya. Aku pun kembali, dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat, lalu aku kembali menemui Musa. Musa masih berkata sebagaimana yang dia katakan sebelumnya. Aku pun kembali, dan aku diperintah dengan sepuluh kali shalat setiap hari. Aku pun kembali dan Musa kembali berkata seperti sebelumnya. Aku pun kembali kepada Allah. Akhirnya, aku diperintahkan dengan lima kali shalat dalam sehari. Aku kembali kepada Musa dan dia berkata, ‘Apa yang diperintahkan kepadamu?’ Aku menjawab, ‘Aku diperintahkan dengan lima kali shalat dalam sehari.’ Musa berkata, ‘Sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakan shalat lima kali sehari. Aku telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu, dan aku juga telah berusaha keras membenahi Bani Israil dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu.’ Lalu aku berkata, ‘Aku telah banyak memohon (keringanan) kepada Rabbku hingga aku malu, Aku telah ridha menerimanya’.”

“Ketika aku telah selesai, terdengar suara yang berseru, ‘Sungguh Aku telah memberikan keputusan kewajiban-Ku dan Aku telah meringankannya untuk hamba-hamba-Ku’,” (HR. Al-Bukhari).

Dalam peristiwa Mi’raj ini, Rasulullah SAW berkali-kali memohon keringanan jumlah shalat kita dari lima puluh waktu menjadi lima waktu. Selanjutnya apakah yang menyebabkan kita mengeluh?

KAJIAN YURIDIS TENTANG KEWENANGAN POLRI DALAM MENERBITKAN SIM, STNK DAN BPKB

KAJIAN YURIDIS TENTANG KEWENANGAN POLRI DALAM MENERBITKAN SIM, STNK DAN BPKB

Oleh: Brigjen Pol. Dr. Bambang Usadi, MM

Kewenangan Polri dalam bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor serta penerbitan Surat Ijin Mengemudi sebagaimana diatur dalam Pasal15 ayat (2) huruf b dan c UU No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia serta pasal 64 ayat (4) dan ayat (6), pasal 67 ayat (3), pasal 68 ayat (6), pasal 69 ayat (2) dan ayat (3), pasal 72 ayat (1) dan ayat (3), pasal 75, pasal 85 ayat (5), pasal 87 ayat (2), dan pasal 88 UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Jalan dan Angkutan Jalan dipersoalkan secara hukum dengan mengajukan permohonan pengujian peraturan perundang-undangan (judicial review) ke Mahkamah Konstitusi karena dinilai bertentangan dengan pasal 30 ayat (4) UUD Negara RI 1945.

Pemohon menilai kewenangan Polri di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor serta penerbitan Surat Ijin Mengemudi sebagai perluasan dan penyimpangan kewenangan Polri di bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat sebagaimana diamanahkan dalam pasal 30 ayat (4) UUD Negara RI 1945, yang menyebabkan berkurangnya perhatian atau tidak maksimalnya Polri dalam melaksanakan kewenangan di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat, sehingga timbul kerugian bagi masyarakat, khususnya bagi diri para pemohon.

Pasal 30 ayat (4) UUD Negara RI 1945 yang menegaskan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum. Patut diketahui bahwa pada dasarnya, fungsi kepolisian menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat tersebut mencakup fungsi penangkalan (preemptif), pencegahan (preventif) dan penegakan hukum (represif). Itulah sebabnya dalam penjelasan UU No 2 Tahun 2002 ditegaskan bahwa tindakan pencegahan tetap diutamakan melalui pengembangan asas preventif dan asas kewajiban umum kepolisian, yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Sebagaimana Prof. Awaloedin Djamin MA dalam bukunya “Kedudukan Kepolisian Negara RI dalam Sistem Ketatanegaraan: Dulu, Kini dan Esok”, yang mengemukakan bahwa, “sedemikian rinci fungsi dan kewenangan Polri menjadikan Polri memiliki tugas mulai dari proses pre-emtif, preventif sampai represif. Keseluruhan fungsi tersebut merupakan fungsi kepolisian yang bersifat universal”.

Tujuan penerbitan SIM adalah untuk memastikan pengguna jalan memiliki kesiapan jasmani dan rohani, serta memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Tujuan tersebut jelas merupakan bagian dari upaya dan tindakan nyata fungsi preventif kepolisian sebagai bagian integral fungsi Kamtibmas untuk menekan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang mengancam dan membahayakan keselamatan, harta dan jiwa pengguna jalan dan masyarakat secara umum yang merupakan tugas utama Polri sebagaimana ditegaskan pada UU No 2 Tahun 2002 pasal 14 ayat (1) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas: (i) melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Tanpa fungsi preventif kepolisian yang diterapkan secara menyeluruh (holistik) dan menyatu (integral), maka praktis fungsi kepolisian dalam menjaga kamtibmas tidak akan mampu berjalan secara efektif, mengingat sedemikian kuatnya dorongan Polri untuk mengkedepankan aspek fungsi preventif dalam menjalankan fungsi menjaga kamtibmas dibandingkan dengan mengandalkan fungsi represif kepolisan semata.

Demikian halnya dengan penerbitan STNK dan BPKB, yang di dalamnya berisi data yang sangat dibutuhkan oleh bagian forensik kepolisan untuk keperluan identifikasi alat bukti pada penanganan tindak pidana yang melibatkan kendaraan bermotor, baik menyangkut pelanggaran lalu lintas maupun tindak pidana umum, bahkan tindak pidana luar biasa (extraordinary crime) seperti kasus terorisme, dimana dibutuhkan juga kemudahan akses data yang terintegrasi dengan fungsi represif kepolisian dalam menjalankan fungsi menjaga kamtibmas, sehingga kewenangan penerbitan BPKB dan STNK nyata merupakan bagian untuk menguatkan fungsi represif Kepolisian. Hal ini dibuktikan dengan pengungkapan kasus Bom Bali, dimana identifikasi terhadap bukti-bukti forensik yang diperoleh dari nomor rangka kendaraan dan data-data forensik lainnya dari kendaraan, turut memberikan andil besar mengungkap pelaku teror peledakan bom Bali, pengungkapan kasus pencurian kendaraan bermotor, kejahatan dengan menggunakan kendaraan bermotor, kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas, termasuk kasus tabrak lari.

Penghimpunan data kendaraan pada saat penerbitan BPKB dan STNK di bawah kewenangan Polri sangat mendukung fungsi represif kepolisian dalam menjalankan fungsi kamtibmas disebabkan BPKB dan STNK berisi semua data identifikasi kendaraan bermotor seperti nomor polisi, merk dan tipe, tahun pembuatan, nomor mesin, nomor rangka, dan juga asal usul kendaraan seperti negara pembuat, cara impor, nama perusaahaan penjual atau dealer, dan nama pembeli atau pemilik. BPKB juga memuat data mutasi yakni apabila kendaraan berganti pemilik, nomor polisi, atau apabila kendaraan tersebut mengalami modifikasi ataupun diubah cirinya. STNK berisi identitas kepemilikan (nomor polisi, nama pemilik, alamat pemilik) dan identitas kendaraan bermotor (merk/tipe, jenis/model, tahun pembuatan, tahun perakitan, isi silinder, warna, nomor rangka/NIK, nomor mesin, nomor BPKB, warna TNKB, bahan bakar, kode lokasi, dsb). Nomor polisi dan masa berlaku yang tertera dalam STNK kemudian dicetak pada plat nomor untuk dipasang pada kendaraan bermotor bersangkutan.

UUD Negara RI 1945 pasal 34 ayat (3) menegaskan Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Konsideran UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik menegaskan bahwa negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dimana pada UU yang sama, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (1) mendefinisikan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan administratif penerbitan SIM, STNK dan BPKB merupakan pelaksanaan dari amanah UUD Negara RI 1945 menyangkut kewajiban pemerintah memberikan pelayanan publik, sehingga pelayanan publik adalah bagian dari penyelenggaraan negara. Polri adalah bagian dari institusi penyelenggara negara sesuai dengan Pasal 30 ayat (4) UUD Negara RI 1945 yang menegaskan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara, yang dipertegas juga dalam UU No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 2 Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara. Sehingga, sebagai alat negara dan penyelenggara fungsi pemerintahan negara, Kepolisian Negara Republik Indonesia tunduk pada ketentuan Asas-Asas Umum Penyelenggaraan Negara.

Asas-Asas Umum Penyelenggaraan Negara sebagaimana ditegaskan dalam UU No 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, BAB III Asas Umum Penyelenggaraan Negara: Pasal 3 menyebutkan asas-asas umum penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas, dimana asas tertib penyelenggaraan negara adalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian Penyelenggara Negara, sedangkan asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Bagian Kedua: Asas Penyelenggaraan Pemerintahan, Pasal 20 menambahkan asas Asas Umum Penyelenggaraan Negara mencakup juga asas efisiensi dan asas efektivitas.

Merujuk pada asas-asas penyelenggaraan negara tersebut, maka sudah sangat tepat menetapkan Polri sebagai satu-satunya institusi yang memiliki kewenangan menerbitkan SIM, STNK dan BPKB, mengingat kewenangan tersebut mampu mengefektifkan dan mengefisienkan kinerja fungsi preventif dan represif kepolisian dalam menjalankan fungsi menjaga Kamtibmas. Kewenangan tersebut juga menegaskan dan memperhatikan profesionalitas petugas polisi lalu lintas yang paling memahami ketentuan dan praktek fungsi kepolisian dalam lalu lintas (fungsi lantas) dan fungsi reskrim, serta memastikan asas tertib penyelenggaraan negara dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk tujuan melayani kepentingan umum masyarakat.

Dengan demikian, Polri yang dalam hal ini korps lalu lintas merupakan satu-satunya lembaga yang paling tepat mengelola Penerbitan SIM, STNK dan BPKB disebabkan kewenangan tersebut adalah bagian dari fungsi preventif dan fungsi represif kepolisian yang merupakan bagian tak terpisahkan dari fungsi kepolisian dalam menjaga kamtibmas. Apalagi dipertegas dengan fungsi pelayanan publik yang menjadi kewajiban penyelenggaraan pemerintahan, dan Polri adalah bagian dari penyelenggara pemerintahan negara dimana dalam hal pelayanan penerbitan SIM, STNK dan BPKB, asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan negara seperti asas profesionalitas, asas efektif, asas efisien, asas tertib penyelenggaraan negara dan kepentingan umum meletakkan Polri sebagai institusi yang paling mampu dan paling tepat memenuhi seluruh aspek dari asas-asas penyelenggaraan negara dalam memberikan pelayanan penerbitan SIM, STNK dan BPKB.

Meletakkan kewenangan pelayanan penerbitan SIM, STNK dan BPKB di bawah Polri sudah sejalan dengan semangat amanah Pasal 30 ayat (4) dan pasal 34 ayat (3) UUD Negara RI 1945, sehingga di samping terjadi kesesuaian norma antara UU No 2 Tahun 2002 dan UU No UU No 22 Tahun 2009 dengan Pasal 30 ayat (4) UUD Negara RI 1945, juga penyelenggaraan kewenangan tersebut membuktikan terjadinya harmonisasi antar pasal dalam UUD Negara RI 1945, yakni antara pasal 30 dan pasal 34 UUD Negara RI 1945, yang juga diperkuat dengan optimalnya pemenuhan penyelenggaraan pemerintah negara yang selaras dengan asas-asas penyelenggaraan pemerintahan/negara sebagaimana ditegaskan dalam UU No 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN dan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dalam pemberian pelayanan publik sebagaimana ditegaskan dalam UU No 25 Tahun 2009.

Bagaimana Jin meniduri Wanita ?

Sudah harus menjadi kesadaran bagi semua wanita untuk mewaspadai gangguan jin atas wanita-wanita muslimah. Oleh karenanya izinkan saya memaparkan beberapa hal yang sangat rentan bagi wanita atas kejahatan jin itu sendiri.

Perlu diketahui, wanita adalah mangsa empuk bagi jin maupun dukun untuk melampiaskan kejahatannya. Wanita lebih mudah kesurupan, di santet, dan disihir oleh dukun. Dan itu lebih rentan apabila dalam keadaan haidh, ditambah lagi kondisi lahir dan batin yang tidak bersih.

Rasul bersabda, ketika wanita keluar rumah maka setan akan menghiasi mereka depan dan belakang. Depan di bagian wajah dan belakang di bagian pinggul. Oleh karenanya kenapa wanita disebut akan mendatangkan fitnah ketika keluar rumah, dianjurkan bagi mrka agar berpakaian menutup dan berdoa serta berzikir agar setan tidak menghiasi mereka serta tidak memudharatkan mereka.

Jin sangat senang melihat aurat, dan itu terlebih lagi bagi wanita. Ketika Rasul pulang kerumah dari gua Hira, Khatijah membuka baju beliau dan menanyakan apakah makhluk (jibril) masih ada? Jika tidak maka itu malaikat dan jika ada maka itu setan. Karena setan senang melihat aurat manusia. Sedang Rasul dalam keadaan ketakutan masa itu. Dan jibril telah pergi.

Begitu juga dgn wanita, pastikan membaca doa (minimal bismillah) ketika membuka aurat, niscaya Allah akan memberi hijab sehingga alam ghaib tidak dapat melihatnya.

Begitupun ketika masuk WC/Kamar Mandi/Toilet. Disebtkan dalam hadits bahwa tempatnya jin disana. Olehkarenanya, pastikan tidak lupa untuk membaca doa masuk wc agar Allah menghijabkannya jika anda tidak mau di plototin oleh jin selama anda didalam tempat itu.
Jin hidup di tempat2 kotor. Termasuk juga bagian tubuh manusia. Jika tidak terurus dan dibiarkan kotor maka dipastikan jin berhinggap disana.

Ukuran jin itu berbagai macam. Ketika kita memaki ia akan tumbuh besar dan ketika kita berzikir ia akan mengecil. Pastika tubuh anda terjaga dari kotoran dan najis serta jadikan ia selalu wangi.
Ketik menguap tutup mulut anda dan tahan agar tidak bersuara. Karena dengan menguap jin mudah memasuki dan bersarang didalam tubuh.

Jauhi perkara-perkara yang menghibur setan seperti bersuara saat menguap dan bersiul.
Pastikan ketika keluar rumah anda tidak sendirian dan tidak berdua2an dengan bukan mahram. Karena jin hadir diantara mereka.

Jika anda sudah berkeluarga, pastikan saat berjimak tidak lupa membaca doa (minimal bismillah). Supaya jin dan setan tidak ikut serta dalam hubungan anda. Karena jin bisa saja meniduri/menzinai anda/istri anda. Itu karena jin juga memiliki nafsu seperti manusia. Sama seperti nafsunya manusia melihat jin yang memikat hati karena wujud rupanya yang mengundang syahwat.
- jangan mandi dalam keadaan terbuka ( telanjang )
- jangan mandi selepas petang
- jangan tidur dlam keadaan terbuka (telanjang) / pakaian yg minim
- jangan tidur telentang, sebaiknya tidur menyamping ( sprti sunnah rasulullah)
- jangan tidur setelah ashar sampai habis mahrib
- jangan tidur di ruang tamu
Saat anda (wanita) tidur, jangan lupa membaca doa. Itu agar anda selamat dari kejahatan (diperkosa) oleh kaum jin laki2. Jika anda merasa ditindih jin maka langsung bertaawudz dan memohon pertolongan krn bisa jadi anda sedang dicabuli setan.

Jika anda anak kos, ketika masuk jangan lupa salam dan doa. Itu supaya rumah anda tidak dihuni jin laki-laki dan supaya tidak memudharatkan anda. Pastikan anda melaksanakan shalat dan tilawah quran didalamnya.

Perlu anda ketahui, sebagaimana pengalaman dri kisah yang ada. Bahwa jin sangat suka dengan wanita cantik. Banyak kita jumpai peristiwa wanita kesurupan karena jin yang merasukinya itu cinta padanya. Jin itu akan mengikutinya kemanapun ia pergi. Pastikan anda selalu memproteksi diri dengan membaca ayat kursi ba'da maghrib, subuh dan sebelum tidur.
Kemudian membaca doa sebelum makan dan minum.

Jangan pernah kedukun dan memakai pelet. Sering-seringlah meruqyah diri sendiri atau Pergilah minimal 6 sekali ke praktisi ruqyah syariyah untuk memastikan dan juga agar jin yang memudharatkan anda itu pergi atau musnah.

Selanjutnya jangan lupa membaca basmalah pada tiap perkerjaan supaya anda terproteksi dari kejahatan.