Minggu, 24 September 2017

SEJARAH YANG TIDAK BOLEH TERLUPAKAN

INILAH SEJARAH YANG TIDAK BOLEH DI LUPAKAN OLEH KITA SEMUA.

Tgl 31 Oktober;1948 : Muso di Eksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH.Lukman dan Nyoto pergi ke Pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).

Akhir November 1948 : Seluruh Pimpinan PKI Muso berhasil di Bunuh atau di Tangkap, dan Seluruh Daerah yg semula di Kuasai PKI berhasil direbut, antara lain : Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lainnya

Tgl 19 Desember 1948 : Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.

Tahun 1949 : PKI tetap Tidak Dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan Rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.

Awal Januari 1950 : Pemerintah RI dgn disaksikan puluhan ribu masyarakat yg datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan Pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengidentifikasi Para Korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 Kerangka Mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 Kerangka Mayat yg semua'y berhasil diidentifikasi. Para Korban berasal dari berbagai Kalangan Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.

Tahun 1950 : PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.

Tgl 6 Agustus 1951 : Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua Senjata Api yg ada.

Tahun 1951 : Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai Nasionalis yg sepenuh'y mendukung Presiden Soekarno sehingga disukai Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun kembali PKI.

Tahun 1955 : PKI ikut Pemilu Pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.

Tgl 8-11 September 1957 : Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di Palembang–Sumatera Selatan Mengharamkan Ideologi Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua Mantel organisasi'y, tapi ditolak oleh Soekarno.

Tahun 1958 : Kedekatan Soekarno dgn PKI mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan Pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat, karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI.

Tgl 15 Februari 1958 : Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi Mendeklarasikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), namun Pemberontak kan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.

Tanggal 11 Juli 1958 : DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.

Bulan Agustus 1959 : TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun Kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.

Tahun 1960 : Soekarno meluncurkan Slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yg didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dgn demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.

Tgl 17 Agustus 1960 : Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustus 1960 tentang "PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia)" dgn dalih tuduhan keterlibatan Masyumi dalam Pemberotakan PRRI, padahal hanya karena ANTI NASAKOM.

Medio Tahun 1960 : Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dgn keanggotaan mencapai 2 Juta orang.

Bulan Maret 1962 : PKI resmi masuk dalam Pemerintahan Soekarno, DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.

Bulan April 1962 : Kongres PKI.

Tahun 1963 : PKI Memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dgn Malaysia, dan mengusulkan dibentuk'y Angkatan Kelima yg terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara” melawan Malaysia.

Tgl 10 Juli 1963 : Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.

Tahun 1963 : Atas Desakan dan Tekanan PKI terjadi Penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain : KH.Buya Hamka, KH.Yunan Helmi Nasution, KH.Isa Anshari, KH.Mukhtar Ghazali, KH.EZ. Muttaqien, KH.Soleh Iskandar, KH.Ghazali Sahlan dan KH.Dalari Umar.

Bulan Desember 1964 : Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yg didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.

Tgl 6 Januari 1965 : Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1/KOTI/1965 tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah Memfitnah PKI.

Tgl 13 Januari 1965 : Dua Sayap PKI yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) Menyerang dan Menyiksa Peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan Pelajar Wanita'y, dan jg merampas sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injak'y.

Awal Tahun 1965 : PKI dgn 3 Juta Anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara lain : SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).

Tgl 14 Mei 1965 : Tiga Sayap Organisasi PKI yaitu PR, BTI dan GERWANI merebut Perkebunan Negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dgn Menangkap dan Menyiksa serta Membunuh Pelda Soedjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.

Bulan Juli 1965 : PKI menggelar Pelatihan Militer untuk 2000 anggota'y di Pangkalan Udara Halim dgn dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara”.

Tgl 21 September 1965 : Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.

Tgl 30 September 1965 Pagi : Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.

Tgl 30 September 1965 Malam : Terjadi Gerakan G30S/PKI atau disebut jg GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh) : PKI Menculik dan Membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayat'y ke dalam sumur di LUBANG BUAYA Halim, mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen MT.Haryono, Letjen S.Parman, Mayjen Panjaitan dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo. PKI jg menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution. PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yg sedang bertugas menjaga Rumah Kediaman Wakil PM Dr.J.Leimena yg bersebelahan dgn Rumah Jenderal AH.Nasution. PKI jg menembak Putri Bungsu Jenderal AH.Nasution yg baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yg berusaha menjadi Perisai Ayahanda'y dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhir'y wafat pd tanggal 6 Oktober 1965.
G30S/PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang membentuk tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu : Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi. Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah Perwira ABRI (TNI/Polri) dari berbagai Angkatan, antara lain : Angkatan Darat : Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo dan Kolonel Infantri A. Latief. Angkatan Laut : Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu Sunardi dan Komodor Laut Soenardi. Angkatan Udara : Men/Pangau Laksda Udara Omar Dhani, Letkol Udara Heru Atmodjo dan Mayor Udara Sujono. Kepolisian : Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.

Tgl 1 Oktober 1965 : PKI di Yogyakarta jg Membunuh Brigjen Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuk'y DEWAN REVOLUSI baru yg telah mengambil Alih Kekuasaan.

Tgl 2 Oktober 1965 : Letjen TNI Soeharto mengambil alih Kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dari PKI.

Tgl 6 Oktober 1965 : Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha Melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan Terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.

Tgl 13 Oktober 1965 : Ormas Anshor NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di Seluruh Jawa.

Tgl 18 Oktober 1965 : PKI menyamar sebagai Anshor Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshor Kecamatan Muncar untuk Pengajian. Saat Pemuda Anshor Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yg menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah Keracunan mereka di Bantai oleh PKI dan Jenazah'y dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa/Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshor yg dibantai, dan ad beberapa pemuda yg selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi Saksi Mata peristiwa. Peristiwa Tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.

Tgl 19 Oktober 1965 : Anshor NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.

Tgl 11 November 1965 : PNI dan PKI bentrok di Bali.

Tgl 22 November 1965 : DN Aidit ditangkap dan diadili serta di Hukum Mati.

Bulan Desember 1965 : Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.

Tgl 11 Maret 1966 : Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yg memberi wewenang penuh kepada Letjen TNI Soeharto untuk mengambil langkah Pengamanan Negara RI.

Tgl 12 Maret 1966 : Soeharto melarang secara resmi PKI. Bulan

April 1966 : Soeharto melarang Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI.

Tgl 13 Februari 1966 : Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan : ”Di Indonesia ini tdk ada partai yg Pengorbanan'y terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”

Tgl 5 Juli 1966 : Terbit TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS–RI Jenderal TNI AH.Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.

Bulan Desember 1966 : Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi Hukuman Mati pd tahun 1967.

Tahun 1967 : Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di wilayah terpencil di Blitar Selatan bersama Kaum Tani PKI.

Bulan Maret 1968 : Kaum Tani PKI di Blitar Selatan menyerang para Pemimpin dan Kader NU, sehingga 60 (enam puluh) Orang NU tewas dibunuh.

Pertengahan 1968 : TNI menyerang Blitar Selatan dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI. Dari tahun 1968 s/d 1998 Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasiya dilarang di Seluruh Indonesia dgn dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966. Dari tahun 1998 s/d 2015

Pasca Reformasi 1998 Pimpinan dan Anggota PKI yg dibebaskan dari Penjara, beserta keluarga dan simpatisanya yg masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS, justru menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka meraja-lela melakukan aneka gerakan pemutar balikkan Fakta Sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN Pejuang Kemerdekaan RI. Sejarah Kekejaman PKI yg sangat panjang, dan jgn biarkan mereka menambah lagi daftar kekejamanya di negeri tercinta ini..

Semoga Tuhan YME senantiasa melindungi kita semua

BAGIKAN SEJARAH INI.
JADIKAN PELAJARAN
BUAT GENERASI YG AKAN DATANG

Senin, 04 September 2017

3 Pesan Rasulullah

3 PESAN RASULULLAH SAW

Di dalam hadis riwayat Baihaqy, Malaikat Jibril as., menyampaikan pesan Allah SWT tentang beberapa kunci mensikapi hidup di dunia kepada Rasulullah SAW agar diteruskan kepada seluruh ummat Rasulullah SAW (termasuk kita sekalian):
Malaikat Jibril AS mendatangiku seraya berkata: “Wahai Muhammad! “Hiduplah kamu (di dunia ini) sehendakmu, tetapi ingat bahwa kamu akan mati; cintailah apa yang kamu sukai, tetapi ingat bahwa kamu akan meninggalkannya, dan berbuatlah sesukamu, tetapi ingat bahwa kamu akan mendapatkan balasan dari apa yang telah kamu perbuat..”

Pesan pertama, (“’isy ma syi’ta fainnaka mayyitun); “Hiduplah kamu sesukamu, tetpai ingat bahwa kamu akan mati”, mengandung pesan kunci bahwa kematian merupakan kata kunci dan tolak ukur kaum Muslim dalam mensikapi hidupnya. Kematian merupakan rambu-rambu kita dalam memanfaatkan seluruh umur kita di kehidupan dunia ini. Allah SWT menciptakan manungsa lengkap dengan sarana hidup yang dinamakan “keduniaan” ; sifat dunia adalah “mata al-ghurur” (kesenangan yang menipu). Tipu dayanya cukup halus dan memukau, hingga sering manusia dibuatnya terlena karenanya. Dalam perspektif ini, dunia bagaikan jaring laba-laba yang setiap saat menjerat siapapun yang melewatinya. Faktanya, berapa banyak manusia yang berhasil dijadikan tawanan oleh dunia; asyik-maksyuk di dalamnya hingga mengabaikan tugasnya menghamba kepada Allah SWT.

Di dalam banyak tempat (ayat) Al-Qur’an meningatkan kita agar “berlomba-lomba” mengerjakan amal shalih, dengan tujuan utama mengingatkan kita agar hidup kita tidak sia-sia: Di dalam QS. al-Baqarah: 148 Allah berfirman:
“Maka berlomba-lombalah kalian dalam mengerjakan amal shalih. Di tempat manapun kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkanmu (di hari kiamat)”
Orang mukmin akan menyambut firman Allah tersebut dengan bersegera, karena mereka sadar bahwa akan kembali menghadap Allah SWT. Ciri utama seorang mukmin adalah; senantiasa semangat dan rajin mengerjakan amal shalih, dan bersamaan dengan itu para mukmin itu juga senantiasa khawatir, cemas jikalau amal shalih yang telah dilakukannya ternyata tidak diterima disisi Allah SWT., Karena itu, di dalam harap dan cemas itu, para mukmin senantiasa berusaha untuk bisa mengerjakan amal shalih sebanyak-banyaknya. Allah menyampaikan ciri mukmin ini di dalam QS. Al-Mukmin: 61:

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali pada Tuhan mereka; mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya”.

Meneruskan ayat-ayat Allah tersebut, Rasulullah SAW mengingatkan kita agar bersegera mengerjakan amal shalih, sebelum terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, karena di jaman akhir (yang insyaAllah kita alami ini) orang akan dikepung oleh berbagai rintangan agar semakin jauh dari tuntunan Ilahi. Rasulullah mengingatkan kita sebagai berikut:
“Bersegeralah kalian mengerjakan amal shalih, sebab akan datang fitnah-fitnah (besar) bagaikan gelap-gulitanya malam, dimana akan terjadi seseorang yang pada pagi harinya masih menjadi mukmin, sore harinya sudah menjadi kafir; dan sore harinya seseorang masih menjadi seorang mukmin, pagi harinya sudah menjadi kafir; orang-orang itu rela menjual agamanya dengan harga yang sangat murah.” (HR. Muslim)
Analisis dan prediksi Rasulullah SAW di dalam hadis di atas, mengisyaratkan, bahwa seorang mukmin jangan sampai terlambat mengerjakan ibadah dan amal shalih serta kebajikan-kebajikan lainnya, sehingga perjalanan hidupnya dipenuhi dengan kesibukan beramal dan beribadah kepada Allah SWT, karena takkan ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi esuk hari; hari-hari senantiasa berubah; masa selalu silih berganti, sementara berbagai fitnah bermunculan tiada terbendung.

Oleh karena dahsyatnya fitnah-fitnah tersebut, sampai-sampai sangat sulit untuk diketahui hakikatnya, ibarat berada di dalam suatu malam yang pekat, malam yang gelap gulita, yang menyebabkan orang sangat mudah tersesat dan tidak tahu arah; Inilah benang merah prediksi Rasulullah SAW; bahwa di pagi hari seseorang masih dalam keadaan mukmin, tiba-tiba di sore harinya sudah menjadi kafir (penentang kebenaran); dan sebaliknya, di sore harinya seseorang masih menjadi mukmin, tiba-tiba di pagi harinya sudah menjadi kafir.

Dalam kondisi seperti inilah, analisis Rasulullah kemudian, menyatakan bahwa sangat dimungkinkan seseorang rela menjual agamanya dengan harga yang sangat murah; sangat mudah ia menyatakan halal terhadap perkara-perkara yang telah diharamkan oleh Allah SWT; menyatakan haram terhadap perkara-perkara yang telah dihalalkan Allah SWT, gara-gara hanya ingin meraup keuntungan duniawi yang fana (tidak langgeng) ini.
Pesan kedua; (2) “Cintai apapun yang kamu suka, tetapi ingat bahwa semuanya akan berpisah denganmu”.

Rasulullah saw mengajarkan kepada kita agar jangan sampai terpedaya oleh keduniaan dalam bentuk apapun (harta, anak, isteri/suami, jabatan/pangkat, ilmu, dan sebagainya), sebab ketika kita terjebak oleh tipu muslihat keduniaan, maka bisa dipastikan kita akan kehilangan kepekaan hati; tidak bisa merasakan cahaya Allah SWT; hingga hati kita gelap dan nyaris tertutup dari hidayah serta pertolongan Allah SWT.

Disaat kita terlena oleh tipu muslihat keduniaan, sebenarnya di saat itu juga kita sudah melepas ikatan suci dengan cahaya Allah SWT. Karena itulah Rasul SAW mengajarkan kiat kepada kita agar harta dunia itu takkan membelenggu kita; beliau sampaikan agar kita memanfaatkan harta dunia itu sebagai sarana meraih cahaya Allah SWT.

Banyak model yang telah dicontohkan oleh para pemilik dunia dikalangan sahabat Rasul SAW.; mereka rela meninggalkan kecintaannya pada dunia yang telah lama dikuasai demi menuju rahman dan rahim Allah SWT. Salah satunya adalah Abu Thalhah. Beliau adalah orang Anshar yang paling banyak hartanya. Dan harta yang paling dicintainya adalah sebuah kebun indah yang terletak berhadapan dengan Masjid Nabawi. Kebun indah itu bernama Bairuha’. Rasulullah sendiri biasa masuk ke kebun itu dan menyempatkan minum airnya yang sangat jernih.
Suatu kali turun wahyu kepada Rasulullah SAW ayat 92 surat Ali ‘Imran:
“Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”

Setelah Abu Thalhah mendengar khabar akan turunnya wahyu tersebut, ia langsung menemui Rasulullah SAW, kemudian berkata kepada beliau; “wahai Rasulullah! Aku telah mendengar wahyu Allah yang engkau terima; sementara aku memiliki harta kekayaan yang sangat aku cintai, yakni sebuah kebun indah yang biasa engkau singgah disana; kebun Bairuha’. Saat ini kebun itu aku serahkan kepada engkau dengan harapan bisa menjadi sedekah yang aku harapkan kebajikannya dan sebagai simpanan di sisi Allah SWT. Maka taruhlah wahai Rasulullah, sesuai yang diberitahukan Allah kepada engkau.”

Sebagai mukmin, sudah barang tentu kita mengetahui bahwa tujuan hidup ini adalah Allah SWT; bukan harta, bukan tahta, dan bukan yang lainnya. Harta dunia semata alat; semata sarana. Ia hanya menyelamatkan, jika digunakan di jalan Allah SWT; Tetapi manakala hanya dinikmati untuk kemewahan dan kesombongan, ia hanya akan membuat diri lalai dan selebihnya mencelakakan.
Namun demikian, meski kita telah mengetahui, faktanya sering hati ini tidak mau menghayati; bahwa harta dunia itu adalah hanya alat semata. Harta dunia yang tampak langsung di depan mata, sungguh sangat menggoda hati; meski tahu harta itu fana dan akan abadi bila diinfakkan, hati ini masih sangat suka menyimpannya dan terasa berat untuk mengeluarkannya di jalan Allah SWT.

Perasaan terlalu mencintai harta seperti itu hendaknya jangan dibiarkan membelenggu jiwa. Meski dunia ini terasa indah, hendaknya selalu diyakinkan bahwa kita akan meninggalkan dunia ini; dan semua harta yang kita miliki akan kita tinggalkan. Hanya iman dan amal shalih yang menjadi bekal menghadap Allah. Kepada Allahlah kita akan kembali.

Keindahan dunia juga dirasakan oleh Abu Thalhah. Kalau beliau menganggap harta terindah dan paling dicintai adalah kebun Bairuha’, kita tentu juga memilikinya. Tentu saja dalam bentuk yang lain (misalnya; perhiasan emas, rumah, kendaraan, ladang, tanah, atau lainnya).

Andai kita bersama-sama melakukan sebuah simulasi untuk menjatuhkan pilihan; mana yang lebih kita cintai; “harta dunia kita” atau “Allah kah”?, kira-kira saja kita sangat berat untuk menjatuhkan pilihan itu. Andai kita menuliskan salah satu harta yang paling kita cintai pada secarik kertas; lalu kita tuliskan lagi tujuan hidup kita, yakni Allah SWT pada secarik kertas yang lain; kemudian masing-masing kita genggam erat-erat; lalu kita bertanya kepada diri sendiri; mana yang harus kita pertahankan dan mana yang harus kita lepas. Hati kita nampaknya akan terasa berat melepas salah satunya; mau melepas diri dari Allah SWT tidak akan mungkin, karena kita sangat sadar takkan melepas keimanan hanya demi membela harta dunia yang fana; namun akan melepas harta yang paling kita cintai rasanya juga sayang; karena selagi hidup di dunia kita akan membutuhkannya.

Meski paparan singkat ini hanya bayangan simulasi; hati kita sudah merasakan betapa berat memilih salah satu dari keduanya. Mampukah kita membuat keputusan gagah seperti Abu Thalhah ? Rasanya dengan jujur kita mengaku, bahwa hati ini masih sangat mencintai harta dunia kita. Abu Thalhah memang mencintai kebunnya, namun demi meraih kebajikan yang sempurna disisi Allah SWT, ia berani melepas harta yang paling dicintainya dan lebih berpegang kepada Allah SWT.

Pesan ketiga; “Berbuatlah kamu sesukamu, tetapi ingat bahwa kamu akan mendapat balasannya. “
“Hari ini adalah hari amal tanpa hisab, besuk hari hisab dan tak lagi menerima amal” kata Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW., telah membuat analisis tentang keadaan umat manusia di akhir jaman; beliau sampaikan bahwa di jaman itu manusia sudah tak lagi peduli kepada hukum dan aturan agama; Manusia banyak adalah manusia yang senang berbuat jahat, menentang kebenaran, bahkan bangga melakukan maksiat di depan umum.
Diantara sekian banyak orang, lanjut Rasulullah, hanya sedikit sekali orang yang masih mau mengikuti ajaran Allah dan Rasul-Nya; saking sedikitnya hingga orang-orang itu mendapat gelar “al-ghuraba” (manusia langka, manusia unik dan aneh); disebabkan kebanyakan orang sudah tak lagi peduli kepada norma dan ajaran agama, sementara orang-orang ini justru semakin taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Kepada orang-orang langka ini, Rasul menyampaikan jaminan akan kepastian beroleh keuntungan dan kebahagiaan hakiki; (thuba li al-ghuraba); orang-orang unik ini bisa dikenali dari perilakunya; (1) mereka tetap baik dan berbuat kebajikan di tengah-tengah orang-orang brengsek (orang-orang jahat dan pekerjaannya hanya berbuat kejahatan); “alladzina yushlihuna idza fasad an-nas; (2) mereka tetap menghidupkan sunnah-sunnah Rasulillah SAW dengan penuh hikmat di tengah-tengah manusia banyak yang telah melalaikan bahkan membunuh sunnah-sunnah Rasul tersebut; “alladzina yuhyuna sunnaty ba’da amataha an-nas.
Dalam bahasan lain Rasulullah mengilustrasikan keadaan orang-orang beriman di jaman akhir seperti orang yang tengah memegang bara api di tangan, sementara ia berada di tengah-tengah samudra yang tiada bertepi. Andai bara api di lepas, ia akan kehilangan arah karena hanya bara api itu yang bisa menyinari sekelilingnya; sementara; sementara andai bara api tetap di pegang, ia akan berjuang mati-matian melawan panas yang tiada terperi. Hanya orang-orang yang beriman kokoh saja yang mampu bertahan dalam kondisi apapun; karena mereka tahu bahwa kebahagiaan hakiki telah menunggunya di surge Allah yang abadi.

Selagi kita masih di dunia; memiliki kesempatan untuk memilih, mari kita berbenah, menata hidup dengan lebih baik lagi, agar kita bisa memastikan diri, bahwa seluruh amal yang kita lakukan; semuanya bernilai shalih disisi Allah SWT.