Rabu, 04 Maret 2015

Amalan yang mematikan Hati

Hati adalah raja yang ada dalam tubuh. Bagusnya hati adalah jaminan bagi mulianya akhlak seseorang. Buruknya hati, selain menjadi sebab buruknya perangai, ia juga yang kelak menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka jahannam. Sebab, hanya orang-orang dengan hati selamatlah yang bisa menghadap Allah Ta’ala sebagai hamba yang diterima amalnya.

Menjaga hati jauh lebih sukar dibanding menjaga anggota fisik. Jika debu atau benda kecil yang hendak masuk ke dalam kelopak mata bisa dilihat sehingga mampu menghindar; ketika ada bahaya mengancam kepala, tangan, kaki, atau anggota badan lainnya kita bisa menghindar atau melawan sebab mengetahui dan bisa melihatnya, tapi tidak demikian dengan gangguan yang mengarah ke dalam hati kita.

Ia masuk melalui bisikan, sangkaan, ataupun perbuatan halus lain yang tidak bisa diindra. Bahkan, sering kali orang-orang merasa melakukan sesuatu yang disukainya, namun ia tak sadar bahwa hal itu merusak kualitas dan kesehatan hatinya. Alhasil, lambat laun, ia menggemari sesuatu yang merusak, tanpa disadari.

Misalnya, seseorang yang menyukai hiburan duniawi secara berlebihan. Hobi menonton konser dangdut, tak pernah ketinggalan menyaksikan konser musik tertentu, hingga tidak absen dengan acara televisi perusak moral, baik acara musik maupun tontonan tak bermutu lainnya, hingga acara pengundang tawa dengan sesuatu yang konyol.

Awalnya iseng, kemudian berlanjut pada nonton yang kedua, hingga menjadi kesukaan. Ketika merasa ada yang kurang saat belum menyaksikan, itulah tandanya bahwa ia telah terjangkiti. Padahal, acara tersebut tidak memberikan manfaat, tidak menambah rezeki, tidak pula merugi jika ditinggalkan.

Padahal, amalan-amalan yang dianggap sebagai hiburan oleh orang umum ini, kebanyakannya justru merusak bahkan mematikan hati. Jika hati yang rusak saja susah untuk diobati, bagaimana dengan hati yang mati? Sungguh, amat berat untuk menghidupkannya jika tanpa pertolongan dari Allah Ta’ala.

Ada sekian banyak amalan yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam disertai balasan yang akan didapatkan oleh pelakunya. Selain amalan kebaikan, dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi ini juga disebutkan amalan yang bisa mematikan hati seseorang.

“Jauhilah perkara yang haram,” sabda Nabi, “niscaya kau akan menjadi manusia yang paling berbakti.” Sebab perkara yang haram adalah larangan. Maka seorang hamba yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Ta’ala, ia akan tercatat sebagai orang yang berbakti.

Agar engkau menjadi manusia yang paling kaya, lanjut hadits ini, “Ridhalah terhadap apa yang Allah Ta’ala bagikan kepadamu.” Sebab, kaya bukan terletak pada jumlah aset ataupun penghasilan. Letaknya ada pada kondisi hati, seberapa besar dan kualitas penerimaan seseorang terhadap nikmat yang Allah Ta’ala berikan.

Hamba yang berbakti dan kaya hatinya, adalah mereka yang beriman dan beragama Islam. Dalam lanjutan hadits ini disebutkan, agar menjadi orang mukmin dan muslim, maka berbuat baiklah kepada tetangga dan cintailah untuk sesama manusia apa-apa yang engkau mencintainya untuk dirimu sendiri.

Kemudian, tutup Rasulullah memberitahukan amalan yang bisa mematikan hati, “Janganlah banyak tertawa. Sebab hal itu akan mematikan hati.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar