Rabu, 24 Juni 2015

Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara

JANGAN sampai kita menyesal dalam hidup. Apalagi di akhir hidup. Sesal kemudian tiada berguna. Seorang yang menyesal pasti ia telah melewati masa tertentu kaena ia mengerjakan ataupun tidak mengerjakan sesuatu. Ada seoang ayah yang menyesal karena memukul anaknya hingga mati. Ada pula seorang ibu rumah tangga tang menyesal tidak membeli pakaian setelahdiscount sale di sebuah butik tersebut ditutup.

Rasulullah mengingatkan kita agar tidak menyesal kemudian lakukanlah lima hal sebelum datangnya lima hal yang lain. Yang pertama, sebelum waktu tua tiba, manfaatkanlah masa muda kita. Banyak orang menyesal ketika di hari tua ia ingin banyak beramal namun sudah tidak ada kesempatan. Fisiknya sudah lemah dan yang penting waktunya sudah terbatas. Ia punya niat membaca dan mempelajari Al-Quran, namun betapa sulitnya belajar huruf hijaiyyah. Ibnu Qayyim mengatakan, Belajar di usia muda laksana mengukir ilmu di atas batu. Belajar di usia senja seperti menulis di atas air”. Padahal banyak hal yang bisa dia lakukan di masamudannya. Namun apa daya usia telah tua dan ia tidak bisa berbuat apa-apa. Oleh karena itu selagi muda, manfaatkan untuk berbuat amal kebaikan.

Kedua selagi sehat, banyaklah beramal. Kadang kalau kita sedang tergeletak di atas tempat tidur karena sakit, terpikir dalam benak kita untuk berbagai macam kegiatan. Saya ingin mengaji setelah sehat nanti. Atau aku ingin naik haji kalau kelak peyakitku sudah hilang. Dan sebagainnya. Apalagi kalau penyakitnya sudah parah mendekati ajal. Penyesalanlah yang akan dia lakukan, padahal itu semua tiada guna.

Ketiga, selagi waktu senggang masih banyak, manfaatkan untuk beramal. Mengerjakanaktivitas yang bermanfaat. Seorang mantan aktivis yang sudah jadi direktut berkali-kali menolak ajakn rekan-rekannya untuk mengaji dan melakukan aksi sosial hanya karena susah menemukan waktu selanya. “Waduh, saya sibuk sekali nih”. Sambil bolak-balik agendanya yang penuh dengan janji bisnis. Orang ini pun kelak akan menyesal karena kesibukannya mencari dunia. Dia tidak punya waktu luang buat mengerjakan amal kebaikan atau amal akhirat. Ketika kesibukan sudah melingkupi diinya, menyesallah dirinya, kapan aku sempat mengerjakan amal ibadah ini?

Keempat, apabila ada harta segeralah disedekahkan atau dipergunakan untuk kebaikan. Kadang ketika kaya kita lupa untuk beramal. Kita sibuk menginvestasikan harta tersebut agar bisa berkembang lebih banyak. Tahu-tahu investasinnya gagal dan bangkrut. Padahal ketika kaya ia berkeinginan untuk menyumbangkan ini membantu itu. Namun niatnya tidak kesampaian karena ditunda-tunda, akhirnya gagal karena jatuh miskin. Oleh karena itu. Selagi ada harta tersebut di jalan Allah, kebangkrutan tidak akan terjadi. Justru hartanya berkembang lebih banyak. Tidak ingatkah kita pada janji Allah, “Perumpamaan orang-orang yang menafakahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas lagi Maha mengetahui”. (QS.Al-Baqarah [2]: 261)

Terakhir, sampai akhir hayat kita harus memanfaatkan hidup untuk beramal kebaikan. Meski waktu tinggal sedikit, beramal jangan ditinggalkan. Nasihat sebelumnya. Intinya adalah manfaatkan waktu yang ada sebelum maut menjemput. Insya Allah kita akan menjadi orang yang beruntung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar