Selasa, 20 Januari 2015

TAWAKKAL

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakkal kepada Nya.

(QS. Ali Imran (keluarga Imran)/3: 159).

Allah Swt. memerintahkan kepada kita agar bertawakkal kepada Nya, sebagaimana Firman Nya dalam Surat An Nisa/4 ayat 81:.dan bertawakkallah kepada Allah, cukuplah Allah menjadi pelindung. Artinya, Allah Swt. yang kepada Nya diwakilkan segala persoalan.

Menjadikan Allah sebagai wakil, bukan berarti penyerahan secara total mutlak kepada Allah tetapi penyerahan tersebut harus didahului dengan ikhtiar (usaha manusia).

Berkatalah dua orang diantara orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nimat atas keduanya: Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS. Al Maa idah (hidangan)/5: 23.

Dari penjelasan ayat al Quran di atas, tawakkal (menjadikan Allah sebagai wakil) bahwa manusia, didalam mencapai cita-cita dan ambisinya harus berusaha dengan membuat strategi (ikhtiar) semaksimal mungkin dengan tidak mengabaikan hukum kausalitas (sebab-akibat).

Hadits riwayat At Tirmidzi; Ketika Rasulullah saw., berada di Masjid, ada seorang sahabat yang datang untuk bertemu Rasul saw., dengan tidak mengikat untanya terlebih dahulu. Kemudian Nabi saw., bertanya tentang untanya, sahabat menjawab, aku telah bertawakkal kepada Allah. Nabi saw., meluruskan kekeliruan tentang arti tawakkal dan bersabda: Ikat dahulu(untamu) kemudian bertawakkallah.

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw., menjelaskan tentang tawakkal, yaitu Sekiranya kamu bertawakkal kepada Allah Swt. dan dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Dia memberi kamu rezki seperti Dia memberinya kepada kawanan burung yang berangkat di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pulang di sore hari, dalam keadaan kenyang.

Praktik Sai ketika melakukan Ibadah haji yang dimulai dari Bukit Sofa ke Bukit Marwah, bolak-balik sebanyak tujuh kali. Sofa yang berartikesucian dan ketegaran (Al Qurtubi, dikutip oleh M.Quraish Shihab, Membumikan al Quran,, Fungsi dan Peran Wahyu, Mizan, Bandung, 1994, hal. 336). dan Marwah yang berarti ideal manusia.

( Ali Syariati, dikutip oleh M.Quraish Shihab, Op. Cit. hal. 336).

Sai merupakan gambaran bahwa manusia didalam mencapai apa yang diidealkannya, harus dengan niat yang tulus suci karena Allah dan terus menerus berusaha tanpa kenal lelah, dengan bertawakkal kepada Allah.

Tentang kisah Siti Hajar dan anaknya yang masih bayi yaitu Ismail yang ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim demi memenuhi perintah Allah. Ketika itu Siti Hajar dan Ismail berada di satu lembah yang tandus yang secara logika sangat sulit untuk mendapatkan air. Untuk menyelamatkan anaknya (Ismail), Siti Hajar mencari air kesana kemari bolak-balik dari bukit Sofa ke Bukit Marwah dengan tidak kenal lelah demi menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu untuk menjaga anaknya. Dengan niat yang tulus suci, dengan tegar dan penuh keyakinan kepada Allah, Siti Hajar terus menerus mencari air, berharap akan menemukan air. Sampai pada akhirnya air yang dicarinya datang dengan tidak terduga yaitu air Zam-zam yang letaknya sangat dekat dengan Ismail sehingga keduanya mendapatkankesegaran dan energi baru untuk meneruskan perjalanan berikutnya yang penuh tantangan.

Keyakinan kepada Allah akan menjadikan kekuatan untuk bertahan dan menjelmakan kepahitan menjadi rasa manis. Orang yang beriman mengetahui bahwa segala sesuatu di dunia ini berada dalam suatu pola aturan tertentu dan jika ia bereaksi terhadap satu kepahitan secara tepat, maka Allah Yang Maha Kuasa akan memberikan jalan alternatif, meskipun sebelumnya jalan itu tampak mustahil.

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

(QS. Ath Thalaaq (talak)/65: 2, 3).

Sebagai orang yang bertakwa kepada Allah, Siti Hajar bekerja keras dan bersungguh-sungguh dengan berharap akan mendapatkan air dan dengan tidak terduga Allah memberikan keberuntungan kepada Siti Hajar yaitu air zam-zam.

Ketika ujian datang menghampiri diri, hendaklah dihadapi dengan jiwa tawakkal yakni hanya bersandar diri kepada Allah dengan tetap istiqomah melaksanakan aturan-aturan Nya dan berharap akan mendapatkan petunjuk dari Nya untuk mendapatkan jalan keluar terbaik. Janji Allah akan memberikan air kepada orang yang konsisten berada dijalan Nya sebagaimana Firman Nya;

Dan bahwasanya : Jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak). (QS. Jin/72: 16).

Air sebagai sumber kehidupan. Air dapat memberikan kesegaran kepada orang yang hidup dalam kelelahan, kepanasan, kehausan, dan kepayahan. Air dapat membersihkan dan mensucikan. Air juga dapat menyuburkan tanah sehingga tumbuh pepohonan sebagai sumber makanan. Dengan kata lain, air sebagai simbol kemakmuran, keberuntungan dan kebahagiaan.

Orang yang bertawakkal kepada Allah, berarti hidupnya telah tunduk patuh pada aturan Allah yakni mengikuti aturan Allah didalam mencapai tujuannya dengan bersungguh-sungguh melalui prosedur (proses) secara terstruktur, sistemik dan terencana, dengan berlandaskan niat yang baik dan tujuan yang benar. Dan apabila ia tidak mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang dicita-citakannya, maka itu tidak terlalu bermasalah baginya. Karena, pada hakekatnya kesuksesan itu adalah proses yang terbaik dan itulah yang diperhitungkan oleh Allah Swt._ bukan kesuksesan dalam tataran matematis atau kongkrit dalam bentuk material.

Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul Nya serta orang-orang mumin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At Taubah (pengampunan)/9: 105).

(Luqman berkata): Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau didalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. Luqman/31: 16).

Ilmu Allah itu sangat luas dan tak terbatas (multidimensional) dan Allah Maha tahu yang ghaib dan yang tampak, untuk itu, yang terbaik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah. Allah akan memberikan rahmat dan perlindungan (terhindar dari bahaya yang akan terjadi) kepada hamba yang bertawakkal kepada Nya.

Dan kepunyaan Allah lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada Nya lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.

(QS. Huud/11: 123).

boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(QS. Al Baqarah (sapi betina)/2: 216).

Yang terbaik itu kadang menyakitkan. Tangan diamputasi walau terasa sakit (sakit sementara), sebagai alternatif terbaik demi menyelamatkan anggota tubuh yang lain_berjuang lebih dahulu demi mendapatkan kesenangan dikemudian hari _.

Orang yang bertawakkal itu akan bersikap pasrah diri kepada Allah. Pasrah disini bukan berarti pasif, tetapi aktif (bergerak), berusaha dan bekerja dengan cerdas, dengan orientasi yang jelas dan terukur (rasional). Bukan hanya sekedar angan-angan yang tidak disertai dengan aksi yang kongkrit _maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai_ tetapi diawali dengan perencanaan yang matang, ada target, realistis (introspeksi) dan terfokus (spesipic), juga teraih (bukan sekedar mimpi).

Allah Swt. akan memberikan petunjuk jalan kepada hamba yang bertawakkal kepada Nya yang terus menerus mencari informasi dengan belajar dan terus belajar. Belajar dari pengalaman (refleksi) dan belajar dari fenomena-fenomena yang tersaksikan sehingga mendapat ibrah untuk membuat solusi yang terbaik yaitu dapat menjalani kehidupan ini dengan efektif, efesien, dinamis, konstruktif dan profesional.

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan ) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al Ankabuut (kaba-laba)/29: 69).

Jiwa manusia yang dinamis, tidak akan terpaku pada suatu tempat dan tidak pernah kehilangan gairah untuk berusaha dan berharap untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Yang demikian itu, Allah Swt. menjanjikan akan memberikan kemudahan, keluasan, dan kelapangan hidup.

Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(QS. An Nisaa (wanita)/4: 100).

Berjuanglah seperti kuda perang!

Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku - kukunya) dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. (QS. Al Aadiyaat (kuda perang yang berlari kencang)/100: 1 5).

Lima ayat dari Surat alAdiyaat tersebut menggambarkan kuda perang yang berlari kencang, menyerang kumpulan musuh. Begitu semangat dan kencangnya kuda itu berlari hingga hentakan kakinya memercikan api dan menerbangkan debu.

Kuda perang termasuk kuda yang kuat, sehat, gagah dan pemberani. Berlari sangat kencang, tidak pernah menyerah sampai mati (mati dimedan perang). Tidak akan pernah berhenti, kecuali dihentikan.

Ayat tersebut sebagai ilustrasi bahwa didalam menjalani kehidupan yang keras ini harus dihadapi dengan semangat yang membara, kerja keras, pantang menyerah, pantang mundur dan berani (berani menanggung konsekuensi), penuh percaya diri karena berada didalam kebenaran demi memperjuangkan kebenaran hingga sampai pada kebenaran yang sempurna yaitu meninggal dalam keadaan syahid.

Meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar, dengan orientasi hanya untuk meraih cinta Allah, maka setelah selesai tugas yang satu, lanjutkan ke jenjang berikutnya, tahap demi tahap, demi meraih kehidupan yang sukses; tentunya hidup sukses didalam perspektif eskatologis yaitu bukan hanya berbentuk atribut/prestise/simbol, tetapi juga dalam bentuk amal soleh/prestasi (substansial).

TAWAKKAL SEBAGAI KUNCI SUKSES

Hidup ini seluruhnya berisi perubahan yaitu kehidupan bergerak melalui proses; proses menjadi. Yang tadinya buruk menjadi baik dan sebaliknya yang tadinya baik bisa menjadi buruk. Saat ini dipuji, bisa jadi esok hari dicaci. Kemarin cemerlang, saat ini bisa pudar dan kelam. Tadinya miskin menjadi kaya, yang cantik menjadi jelek. Untuk itu apa yang telah dilakukan di masa lalu tidak berarti apa-apa jika kita melakukan kesalahan besar di masa sekarang. Dan tidak akan bernilai apa-apa yang dilakukan hari ini apabila esok hari kita melakukan yang tidak bernilai. Jangan terlena oleh keadaan masa lalu yang penuh kejayaan, tetapi hendaklah umat Islam melihat ke masa depan. Sabda Rasulullah saw., Barangsiapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dia orang yang beruntung. Barangsiapa hari ini seperti hari kemarin, maka dia orang yang rugi. Dan barangsiapa hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka dia orang yang celaka. (HR. Bukhari).

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al Hasyr (pengusiran)/59: 18).

Islam melarang seseorang bersikap takabbur, dengan membanggakan dirinya di atas yang lain atas kelebihannya baik dari segi material atau spiritual. Karena hidup ini adalah proses, maka apabila tidak menjaga amanah dari Allah sebagai khalifah filardhi dengan baik dan benar, bisa jadi berubah menjadi keburukan yaitu berakhir dalam kehidupan ini dalam keadaan suul khatimah. Naudzubillahimindzalik.

Manusia tidak ada yang mengetahui titik akhir kehidupannya (ajalnya). Bagi orang yang berbuat jahat cepatlah taubat, karena sebesar apapun dosanya kalau bertaubat sebelum ajal menjemputnya, Allah Swt. berjanji akan mengampuninya.

Kehidupan manusia terus bergerak dalam proses, jadi apa yang dimilikinya sekarang ini belum menjamin untuk kebaikan hidup di masa mendatang. Untuk itu didalam menjalani kehidupan ini harus berhati-hati dengan bertawakkal kepada Allah yakni dengan hidup berproses menuju kehidupan yang sukses yaitu mencapai hidup bermakna sampai kepada akhir hidup; meninggal dalam keadaan khusnul Khatimah.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran (keluarga Imran)/3: 102).

Tawakkal Principles (prinsip-prinsip tawakkal) dalam proses pencapaian kemenangan atau kesuksesan.

Menurut ustad Aam Amiruddin Lc. sebagai penulis Tafsir Kontemporer, bahwa suatu aktivitas dan kreativitas bisa dikategorikan menggunakan prinsip-prinsip tawakkal apabila mengandung empat unsur, yaitu; mujahadah, doa, syukur, dan sabar.

- Mujahadah

Mujahadah artinya sungguh-sungguh. Allah Swt. memerintahkan kepada kita agar bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan, jangan setengah hati. Didalam menjalankan tugas, hendaklah bersungguh-sungguh sesuai dengan profesinya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam hal ini, apabila bekerja dengan dilandasi beribadah kepada Allah, maka akan merasakan kenikmatan dalam berjuang, akan semangat dan sungguh-sungguh bekerja.

Kalau jadi mahasiswa, belajarlah dengan sungguh-sungguh agar selesai tepat waktu. Jadi pedagang, hendaknya memberikan pelayanan yang terbaik dengan produc yang berkualitas agar pelanggan menjadi ketagihan (tidak berpaling ke yang lain). Jadi karyawan, dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target. Menjadi tukang pos, atau sebagai sopir, direktur, tukang kebersihan, guru, dan lain-lain, dapat mengerjakan tugasnya dengan baik, benar dan memuaskan.

Mujahadah, berarti bersungguh-sungguh dengan kapasitas disiplin ilmu masing-masing untuk merubah kehidupan yang terbelakang (tidak teratur) menjadi kehidupan yang berdasarkan ilmu_secara sistematis, hidup cerdas, efektif dan efesien, sentiasa bergairah dalam menggapai cita-citanya untuk mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

(QS. Alam Nasyrah (melapangkan)/94: 7,8).

- Doa

Allah Swt. memiliki kekuasaan tak terhingga, sedangkan manusia memiliki banyak kelemahan. Untuk itu selain mujahadah, maka harus berdoa memohon pertolongan Nya.Dengan berdoa kepada Allah, hidup kita menjadi semangat, tidak mudah menyerah, tidak mudah putus asa. Dengan berdoa kepada Allah, akanselalu ingat kepada Allah dalam segala aktivitas, dan dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan memberikan pertolongan Nya.

Dari Ummul Mukminin Ummu Salamah, nama sebenarnya adalah Hindun binti Umayyah Hudzaifah Al Makhzumiya r.a. ia berkata: Sesungguhnya Nabi saw. Jika keluar dari rumahnya, beliau berdoa: Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah. Ya Allah, saya berlindung diri kepada Mu dari kesesatan, kegelinciran, kezaliman, dan kebodohan. (HR. Abu Dawud dan dan Tirmidzi).

Dan Dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. Berdoa: Ya Allah, hanya kepada Mu saya berserah diri dan kepada Mu saya percaya sepenuh hati dan hanya kepada Mu lah saya kembali dan untuk Mulah saya berjuang. Ya Allah sayaberlindung pada kemuliaan Mu yang tiada Tuhan selain Engkau dan aku mohon agar Engkau tidak menyesatkan diriku. Engkau adalah Zat Yang Hidup yang tidak akan pernah mati, sedangkan jin dan manusia semuanya akan mati. (HR. Bukhari dan Muslim).

Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nimat Allah (yang diberikan Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mumin itu harus bertawakkal. (QS. Al Maaidah (hidangan)/5: 11).

- Syukur

Apabila mujahadah dan doa menyertai seluruh aktivitas dan kreativitas, maka akan terefleksikan dalam bentuk syukur. Sebuah prinsip yang harus dipegang teguh, karena kesuksesan sering menghantarkan manusia pada arogansi, padahal sikap arogan adalah sifat yang paling dimurkai Allah Swt.

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (QS. Al Israa (memperjalankan dimalam hari)/17: 37).

Apabila kita pandai bersyukur, maka Allah Swt. akan semakin menambah nimat Nya kepada kita.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memalumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nimat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nimat Ku), maka sesungguhnya azab Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim/14: 7).

- Sabar

Tidak ada kesuksesan tanpa ada perjuangan. Dan perjuangan memerlukan kesabaran. Sabar sebagai kunci untuk meraih kesuksesan dimasa mendatang. Tidak sedikit orang yang meraih sukses diawali dengan kegagalan demi kegagalan. Dan tidak sedikit orang yang ketika gagal kemudian berhenti tidak mampu meneruskan perjalanannya. Orang yang sabar akan teguh hati dalam perjuangannya melalui proses step by step_tidak tergesa-gesa, dengan menunda kenikmatan yang sesaat demi meraih kesuksesan dimasa mendatang.

Fitrah manusia untuk mencari kehidupan yang sukses. Kesuksesan itu, lahir dari harapan. Dan harapan-harapan itu, ada didalam sebuah proses yang merupakan indikasi dari sabar dan tawakkal. Yaitu pasrah diri kepada Allah dengan niat yang tulus suci dan orientasi yang benar menurut petunjuk-petunjuk Allah didalam meraih apa yang diidealkannya (mewujudkan apa yang ada dalam idenya). Walaupun tidak seratus porsen, tetapi paling tidak bisa mendekati kepada apa yang di idealkan bahkan ada yang mendapatkan lebih dari apa yang diinginkannya. Fakta membuktikan tidak sedikit orang yang sukses dalam hidupnya sekarang ini melebihi apa yang dicita-citakannya dahulu ketika berjuang untuk meraih kehidupan yang sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar