Disamping gerakan matahari yang terbit 
dari timur dan terbenam di sebelah barat, ternyata matahari juga 
bergeser dalam arah utara-selatan. Bergeser mulai dari garis 
khatulistiwa, ke utara, kembali lagi ke khatulistiwa, melanjutkan ke 
selatan, dan kembali lagi ke garis khatulistiwa. Waktu yang dibutuhkan 
untuk melakukan satu siklus itu adalah 1 tahun, yaitu waktu yang 
dibutuhkan oleh bumi untuk mengitari matahari satu putaran penuh.
Pergeseran matahari dalam arah 
utara-selatan diakibatkan oleh kemiringan sumbu rotasi bumi. Sudut 
kemiringannya sebesar 23.5º. Ketika bumi mengelilingi matahari maka 
sudut kemiringan ini akan mengakibatkan matahari terlihat bergeser ke 
utara dan selatan dengan jarak maksimum 23.5º dari garis khatulistiwa.
Matahari bergeser sebesar 1/2 piringannya
 setiap hari. Pada tanggal 20-21 Maret matahari tepat berada di atas 
garis khatulistiwa dan selanjutnya bergeser ke utara sampai mencapai 
jarak maksimum 23.5º pada tanggal 20-21 Juni. Ketika sudah mencapai 
titik maksimum di utara maka matahari akan berbalik lagi ke arah garis 
khatulistiwa sehingga sampai lagi di atas garis khatulistiwa pada 
tanggal 22-23 September. Kemudian matahari akan melanjutkan lagi 
perjalanannya menuju ke arah selatan sampai mencapai jarak 
maksimum 23.5º pada tanggal 21-22 Desember. Kemudian berbalik lagi ke 
garis khatulistiwa pada tanggal 20-21 Maret. Itulah perjalanan semu 
tahunan matahari, dan siklus itu berlangsung terus setiap tahun.
(Kemiringan sumbu rotasi bumi 
mengakibatkan matahari terlihat bergeser ke utara dan selatan garis 
khatulistiwa ketika bumi mengitari matahari. Sumber: earthgauge.net)
Jarak matahari terhadap garis 
khatulistiwa diukur dengan satuan derajat (º). Tanda “+” (plus) 
menandakan matahari sedang berada di utara khatulistiwa sedangkan tanda 
“-” (minus) menandakan matahari sedang berada di selatan garis 
khatulistiwa. Jarak matahari dari garis khatulistiwa dalam istilah 
astronomi disebut dengan deklinasi (declination). Deklinasi bernilai nol ketika matahari berada di atas garis khatulistiwa, yaitu pada tanggal 20-21 Maret dan 22-23 September.
Sistem pengukuran deklinasi matahari sama
 dengan sistem pengukuran lintang sebuah tempat, yaitu nilai jarak dalam
 satuan derajat terhadap garis khatulistiwa. Oleh karena itu, semua 
daerah yang berada dalam lintang 23.5º LU sampai 23.5º LS akan dilewati 
oleh matahari 2 kali dalam setahun. Sekali ketika matahari sedang 
bergeser menjauhi garis khatulistiwa dan sekali lagi ketika matahari 
kembali ke garis khatulistiwa. Daerah yang mempunyai lintang lebih besar
 dari 23.5º tidak pernah dilewati oleh matahari.
Untuk mengetahui kapan matahari melintasi
 sebuah daerah, yang pertama kita harus mengetahui dulu nilai lintang 
tempat daerah tersebut. Misalnya untuk kota lhokseumawe, nilai lintang 
tempat untuk kota ini adalah 5° 11′ LU, artinya letak kota 
lhokseumawe 5° 11′ sebelah utara garis khatulistiwa. Langkah selanjutnya
 adalah mencari kapan deklinasi matahari bernilai + 5° 11′. Nilai 
deklinasi matahari ini bisa diperoleh dengan menggunakan tabel deklinasi.
 Dari tabel didapat bahwa nilai deklinasi yang mendekati nilai lintang 
tempat kota lhokseumawe adalah pada tanggal 3 April dan 10 September. 
Sehingga matahari akan terlihat melintasi kota lhokseumawe pada tanggal 3
 April dan 10 September tersebut.
Ada fenomena penting ketika matahari 
sedang melewati sebuah daerah, yaitu titik kulminasi/istiwak matahari 
akan berada tepat di atas kepala (zenit) pengamat yang sedang berada di 
daerah tersebut, sehingga pada saat itu pengamat tidak memiliki 
bayangan. Untuk kasus Lhokseumawe di atas, maka pada tanggal  3 April 
dan 10 September matahari akan tepat berada di atas kepala ketika 
kulminasi/istiwak terjadi. Dalam ilmu falak, kulminasi/istiwak tepat di 
atas kepala dikenal dengan istilah istiwak a’dham.
Kulminasi/istiwak adalah kejadian dimana 
matahari mencapai titik tertingginya di langit, yaitu ketika dia berada 
pada perbatasan belahan langit timur dan barat (meridian). Dalam penentuan waktu shalat, kulminasi/istiwak merupakan awal waktu shalat Zuhur.
Memperbaiki Arah Qiblat Ketika Istiwak A’dham Di Atas Ka’ba
Ka’bah sebagai kiblat umat Islam mempunyai lintang tempat 21o 25′ LU. Deklinasi matahari yang bernilai + 21o 25’
 terjadi pada tanggal 28 Mei dan 16 Juli. Sehingga pada tanggal tersebut
 matahari akan melintasi tepat di atas Ka’bah. Untuk tanggal 28 Mei 
matahari tepat berada di atas ka’bah pada pukul 16:18 WIB sedangkan 
untuk tanggal 16 Juli kejadian yang sama terjadi pada pukul 16:27 WIB.
(Cara menentukan arah kiblat ketika matahari tepat berada di atas Ka’bah. Sumber: bersamadakwah.com)
(Bayangan benda tegak mengarah ke arah Ka’bah ketika matahari tepat berada di atas Ka’bah. Sumber: rukyatulhilal.org)
Ketika matahari tepat berada di atas 
Ka’bah maka seluruh bayangan benda tegak akan mengarah ke Ka’bah, 
Sehingga arah bayangan itu merupakan arah kiblat.
Caranya sangat mudah dengan hanya 
menggunakan bandul atau tiang tegak pada tanggal dan jam di mana 
matahari berada di atas Ka’bah. Maka bayangan yang dihasilkan adalah 
tepat mengarah ke Ka’bah atau kiblat.
Demikian semoga bermamfaat


 
Menakjubkan sekali, rahasia Ilahi
BalasHapus