Arti gambar ungkapan Jawa Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake
secara harafiah dapat diartikan: kaya tanpa harta, memiliki kesaktian
tanpa ilmu/benda pusaka, menyerang tanpa bala pasukan, menang tanpa
merendahkan.
Penjabaran penjelasan ungkapan Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1. Sugih tanpa bandha.
Sugih tanpa bandha,
kaya tanpa harta. Kaya yang dimaksud sebenarnya adalah tidak
berkekurangan, artinya bukan semata-mata harta yang menjadikan tolok
ukur. Kaya yang dituju dalam hidup bukanlah pengumpulan harta benda dan
uang selama hidup.Tidak berkekurangan karena kita mempunyai relasi yang
banyak, pertemanan yang banyak, dimana relasi tersebut membuat kita
selalu mudah untuk melakukan segala sesuatu, karena relasi kita,
teman-teman kita secara langsung / tidak langsung mau membantu kita,
bahkan dengan sukarela / ikhlas. Hal tersebut sebenarnya berawal dari
kita sendiri, dimana kita juga dituntut sebelumnya mau melakukan segala
sesuatu dengan sepenuh hati, bahkan tanpa imbalan sekalipun. Dengan
demikian, dalam kehidupan kita, budi baik kita, akan senantiasi diingat
orang lain, dan suatu waktu kita membutuhkan bantuan / pertolongan orang
lain, orang lain yang juga dengan sepenuh hati menolong kita / membantu
kita, juga tanpa imbalan.
2. Digdaya tanpa aji
Kekuasaan sering kali tercipta karena suatu kemenangan fisik, kemenangan mental. Ungkapan Jawa ' digdaya tanpa aji
' tersebut di atas, kata-kata kekuasaan bukan juga karena kita
mempunyai suatu ilmu beladiri / ilmu tenaga dalam / aji-aji. Namun
disini, suatu kekuasaan tercipta karena citra dan wibawa seseorang,
perkataannya, membuat orang lain sangat menghargainya. Sehingga apa yang
diucapkannya, orang lain senantiasa mau mengikutinya.
3. Nglurug tanpa bala
Ungkapan Jawa nglurug tanpa bala
dapat di artikan secara harafiah ' menyerang tanpa pasukan '. Di sini
memiliki arti bahwa kita haruslah menjadi orang yang berani bertanggung
jawab, berani untuk beraksi walaupun terkadang tinggal kita sendiri.
Sikap ini adalah mencontoh sikap kesatria, yang mana bukanlah orang yang
mudah untuk terhasut, ikut-ikutan, tetapi lebih cenderung kepada orang
yang berani maju, berani meghadapi masalah, berani untuk bertanggung
jawab, walaupun yang lainnya mundur / lari dari masalah tersebut.
4. Menang tanpa ngasorake
Ungkapan Jawa menang tanpa ngasorake
tersebut memiliki arti bahwa tujuan pencapaian kita yang kita harapkan,
kemenangan yang kita inginkan, haruslah tanpa merendahkan orang lain.
Secara modern filosopi ungkapan ini sama dengan ' win win solution ', yang memiliki arti semua pihak yang berselisih paham memiliki hasil yang menguntungkan untuk semuanya.
Ungkapan Jawa sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake tersebut
di atas dapat di jadikan pedoman berperilaku dalam hidup kita. Filosofi
yang sangat mendasar, yang akan membuat hidup kita menjadi kehidupan
yang lebih indah, tanpa merendahkan orang lain, kehidupan yang di isi
dengan sikap-sikap kesatria, kehidupan yang jauh dari keserakahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar