Rabu, 30 Juli 2014

AKHLAK ISLAMI BERBICARA TENTANG MERCON

Tar...ter...tor, rentetan petasan berjatuhan satu persatu dengan suara yang memekakkan telinga dan rasa kaget pada sebagian orang. Kadang tetap dibakar sekalipun waktu dini hari tatkala sebagian orang sedang tidur. Demi sebuah tradisi, kemungkaran justru menjadi budaya yang dilestarikan.
 
Sebagian yang lain bahkan juga membakar petasan dalam berbagai macam perayaan-perayaan keagamaan atau budaya setempat, baik dalam acara sunatan dan perkawinan. Dan tidak banyak dari mereka yang mengetahui dari mana asal muasal budaya itu. Siapakah gerangan yang menghidupkan budaya ini?

Bila kita menengok ke belakang, membakar petasan atau mercon dari dongeng Cina. Alkisah pada masa purba hiduplah seorang raksasa bernama Ko Nin. Siapa pun melihatnya akan terserang bahaya. Dan raksasa itu hanya takut pada tiga perkara: mercon, barongsay, dan api. Untuk mengusir raksasa itu, Raja Unthe memerintahkan membakar bambu sehingga menimbulkan suara ledakan. Yang kemudian diganti dengan mercon. Begitu pun pada hari raya, perkawinan dan saat menguburkan mayat, mercon dibakar di persimpangan jalan dan tempat-tempat yang diyakini sebagai persembunyian makhluk halus jahat atau hantu-hantu. [A.D. Elmarzdedeq, Parasit Aqidah: Selintas Perkembangan dan Sisa-sisa Agama Kultur, hal. 31-32, Yayasan Ibnu Rumman, Bandung.
kaget dan kemudian geli rasanya bila kita tengok dongeng itu. Namun, adakah rasa kaget dan geli itu dapat mengantarkan kita kepada hidayah Allah? Sedikit pun tidak ada ulama yang berselisih paham tentang boleh tidaknya kita membakar mercon. Bahkan, semua orang awam yang mau menggunakan sedikit akalnya saja akan segera paham bahwa hal itu merupakan tindakan mubazir dan menyakiti tetangga. Bolehkan seseorang membelanjakan hartanya dengan semena-mena hanya lantaran hartanya iu dalam kekuasaannya, sekalipun jumlahnya sedikit? Bagaimanakah hak Anda sebagai tetangga ingin dipenuhi, sementara di tengah malam buta Anda membakar mercon. Bahkan, mungkin di antara tetangga Anda memiliki bayi, atau sedang sakit, atau mungkin ada beberapa di antara mereka yang tua berpenyakit jantung? Atau sekiranya bukan karena alasan itu semua, dengan kata lain tetangga Anda orang-orang muda yang sehat semuanya, dan Anda membakarnya di tengah lapangan pada siang hari, apakah hal itu dapat menjadi dalil bolehnya Anda membakar mercon?

Ketahuilah bahwanya membakar mercon suatu pemborosan dalam hal harta. Dan tidak seseorang melakukannya, melainkan ia telah berteman dengan setan-setan. Bersikap waspadalah dengan harta yang Allah amanahkan kepada Anda, dan laranglah sanak keluarga Anda melakukan hal yang demikian. Pemborosan merupakan perkara tercela. Yang memang secara sunnatullah kita dapati mayoritas orang yang memiliki harta, kedudukan, dan kekuasaan sangat bemar menghambur-hamburkan apa yang mereka miliki bukan untuk ketaatan kepada Allah. Adapun celaan terhadap mereka tertuang dalam firman Nya,

"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbmu." (Al Isra': 26-27)

Adakah di antara kita yang mau dipersaudarakan dengan setan-setan hanya lantaran mengikuti tradisi buruk dengan membakar mercon? Sekalipun harta untuk membeli mercon itu sedikit, tetap saja itu mewujudkan bentuk pengingkaran Anda terhadap harta yang telah diamanahkan Allah. Bukankah setiap manusia itu lemah? Adakah di antara kita yang lahir dalam keadaan kaya dan berkedudukan? Bukankah semua kita tatkala bayi tidak berdaya dan hanya menangis sebagai isyarat kita membutuhkan pertolongan? Dan hal itu berlangsung terus dengan suplai yang tidak henti-hentinya dari Allah hingga seseorang mencapai kedewasaan, sampai pada kedudukan dan hartanya saat ini. Semua itu tidak kita peroleh semata hanya karena kemampuan kita.

Disebutkan di dalam Jami' At Tirmidzi, dari hadits Atha' bin Abi Rabah, dari Ibnu Umar dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda, 

لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيْمَا فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ.

"Kedua kaki seorang hamba tidak akan melangkah pada hari Kiamat sehingga ia ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan; dan tentang hartanya, dari mana ia dapatkan, dan untuk apa ia belanjakan; dan tentang masa mudanya, untuk apa ia lewatkan." (Hadits hasan shahih diriwayatkan At Tirmidzi)

Adakah suatu pertanyaan yang paling ditakuti makhluk dijagat raya ini selain pertanyaan yang datangnya dari Pencipta jagat ini. Bilakah ada dari harta kita yang dibelanjakan untuk membakar mercon itu ditanya? Adakah di antara kalian dapat bersilat lidah dengan argumen-argumen kalian ketika di dunia? Ketika kaki dan tangan Anda yang jujur diberi hak Allah Azza wa jalla untuk mengatakan segala apa yang pernah Anda lakukan?

Bukankah tatkala Anda membakar mercon masih terlalu banyak sanak keluarga Anda, atau tetangga Anda yang yatim dan janda, atau pembantu Anda, atau umat ini yang miskin papa terjerat arus kehidupan hingga melalaikan shalat dan bahkan murtad lantara diiming-imingi makanan, kesehatan, dan pendidikan oleh misionaris. Ternyata uang yang Anda belanjakan untuk membeli mercon itu sangat dibutuhkan oleh umat ini. Adakah Anda peduli?

Sungguh indah apa yang pernah dituturkan oleh Dr. Mustafa As Siba'i, "Jika dibuka salah satu kancah kebaikan yang membutuhkan harta dan bantuannya, maka mukanya tampak muram dan cemberut, kemudian dia mengaku dirinya orang miskin, hidupnya melarat, usahanya seret, terus merugi, dan serba sulit keadaannya. Mereka inilah orang-orang yang buruk dan menjadi bencana bagi umat. Egoisnya merupakan sarana yang dapat membunuh umat dan memperburuk keadaannya. Sementara pada saat yang sama dia sangat royal ketika menyelenggarakan walimah dan acara-acara perjamuan makan." [Dr. Abdullah bin Ibrahim Ath Thariqi, Stop Boros, hal. 64, Darul Falah, cet. I, Juli 2003]

Hanya memubazirkan harta sajakan mudharat yang ditimbulkan dari membakar mercon? Tidak. Sungguh membakar mercon itu akan menjadi senjata makan tuan. Bukankah kita makhluk sosial yang memiliki ketergantungan sesama kita? Bukankah suara yang tar...ter...tor itu dapat merusak hubungan sosial kita dengan para tetangga? Anda telah menginjak-injak hak mereka dan menebar kebencian. Tunggulah bagaimana kebencian itu tumbuh menjadi kedengkian.

Singkatnya, jangan Anda menyakiti tetangga jika hak Anda ingin dihormati dan ditunaikan oleh mereka. Bagaimana bila mereka yang membakar mercon atau mengundang orkes dengan sound system yang hingar-bingar dalam pesta pernikahan atau lainnya? Apakah ada jaminan Anda dapat bersabar? Apalagi jika saat itu Anda sedang sakit gigi? Atau bayi Anda yang rewel baru tertidur? Sedang mertua Anda yang mengidap penyakit jantung baru pulang dari rawat inap di rumah sakit? Jangan anggap semua ini terlalu mengada-ada. Yakinilah tatkala kerabat Anda membakar mercon, mereka dan Anda tidak tahu sejauh mana keberadaan keluarga para tetangga Anda. Bahkan, uang yang Anda bakar untuk membeli mercon itu bukan hanya mengganggu ketenangan mereka karena boleh jadi di antara tetangga Anda sejak pagi belum sesuap nasi pun yang masuk ke lambungnya; dan ketimbang untuk membeli mercon, mereka mempunyai hak atas harta yang Anda hambur-hamburkan itu:

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

"Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian." (Adz-Dzaariyat: 19)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar