Selasa, 24 Juli 2012

Makna ASTHA BRATA

Dalam cerita RAMAYANA, ada sebuah kisah yang perlu direnungkan yaitu ”Wejangan Prabu Rama Wijaya pada Gunawan Wibisana yang menggantikan kakaknya (Prabu Dasamuka) yang telah Gugur membela negara Alengka". Ajaran itu dikenal dengan ASTHA BRATA. Astha artinya delapan, sedangkan Brata artinya laku kebajikan. Kisah ini berhubungan dengan sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin negara yang adiluhung.

ASTHA BRATA terdiri dari SURYA, CANDRA, KARTIKA, ANGKASA, BAYU, SAMUDRA, AGNI dan PERTIWI.

Astha Brata ini kalau disimak ibaratnya adalah sifat atau karakter kepemimpinan itu sebagai ”pepindhan/perumpamaan/simbol” dari unsur-unsur alam ini. Dalam pemanfaatannya, sifat-sifat ini akan digunakan ketika seorang raja ber-interaksi sosial, berhubungan dengan orang yang ada di sekitarnya.

1. Surya, Bagaskara, Baskara, srengenge, atau matahari. Matahari memancarkan sinar yang terang sebagai sumber kehidupan sehingga membuat semua mahluk tumbuh dan berkembang. Diibaratkan, seorang pemimpin untuk mampu menumbuhkembangkan daya hidup rakyatnya untuk membangun bangsa dan negara, dengan memberikan bekal lahir dan batin untuk dapat berkarya secara maksimal menurut bidang tugasnya masing-masing.

2. Candra, Rembulan, atau Bulan. Bulan memancarkan sinar di kegelapan malam. Cahaya bulan yang lembut akan mampu menumbuhkan semangat dan harapan di tengah kegelapan. Seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan dorongan atau motivasi untuk membangkitkan semangat rakyatnya, walau dalam kelamnya duka karena bencana.

3. Kartika, Lintang, atau Bintang. Memberikan sinar indah kemilau, jauh di langit, sehingga dapat menjadi petunjuk arah bagi yang memerlukan. Seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan untuk berbuat kebaikan. Tak pernah ragu menjalankan keputusan yang disepakati, serta tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang akan menyesatkan.

4. Angkasa, Akasa, Langit, Awiyat, Wiyati. Luas tak terbatas, hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Seorang pemimpin hendaknya memiliki keluasan batin dan kemampuan mengendalikan diri yang kuat, hingga dengan sabar mampu menampung pendapat rakyatnya yang beraneka ragam.

5. Bayu, Maruta atau Angin. Angin selalu ada di mana-mana, tanpa membedakan tempat serta selalu mengisi semua ruang kosong. Seorang pemimpin hendaknya dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya, bisa mengetahui keadaan dan keinginan rakyatnya. Mampu memahami dan menyerap aspirasi rakyat.

6. Samodra atau lautan. Betapa pun luasnya samudra, senantiasa mempunyai permukaan yang rata, bersifat sejuk menyegarkan. Sang pemimpin hendaknya mampu menempatkan semua orang pada derajat dan martabat yang sama, sehingga dapat berlaku adil, bijaksana dan penuh kasih sayang terhadap rakyatnya.

7. Agni, Dahana, atau api. Api mempunyai kemampuan untuk membakar habis dan menghancurleburkan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berani menegakkan kebenaran dan keadilan secara tegas, tuntas dan tanpa pandang bulu.

8. Pertiwi atau bumi, bantala, lemah, tanah. Bumi mempunyai sifat kuat sekaligus murah hati. Selalu memberi hasil kepada siapapun yang mau berusaha mengolah dan memeliharanya dengan tekun. Seorang pemimpin hendaknya berwatak sentosa, teguh dan murah hati, senang beramal dan senantiasa berusaha untuk tidak mengecewakan kepercayaan rakyatnya.

2 komentar: