Minggu, 21 Maret 2021

BAHAYA ASHOBIYAH

BAHAYA ASHOBIYAH 

Ada diantara kita yang sangat cinta kepada sukunya, sangat bangga dengan kabilahnya, teramat gandrung kepada yayasanya, basah kuyub mandi keringat demi paguyuban, hidup dan mati demi organisasi. Dan siap mati demi seragam, membela atribut dan panji-panji kebesaran korps kebanggaaan. 

Bahkan demi partai mereka siap membantai, demi negara mereka siap sengsara,  demi komunitas mereka siap untuk menumpas, demi asosiasi mereka tega  mencaci-maki, dan demi kesebelasan sepak bola mereka bisa melakukan apa saja.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

- ".لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَعَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ“

"Tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang menyeru kepada ashobiyyah (fanatisme golongan). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang berperang atas dasar ashobiyyah (fanatisme golongan). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang terbunuh atas nama ashobiyyah (fanatisme golongan).” (HR. Abu Dawud 4456)

Begitulah fenomena dan perilaku (ashobiyyah) yang  sering menghinggapi sekelompok manusia, baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, angkatan bersenjata, sampai rakyat jelata ikut-ikutan bangkit kemarahannya, padahal sering tak tahu apa duduk persoalannya. 

Kadang kala hanya demi membela sobat satu marga,  kawan sekolah, teman almamater, korps, atau kesebelasan yang mereka banggakan, mereka tega tawuran sampai mati konyol di lapangan.

Sungguh sebuah pengorbanan jahil dan sia-sia belaka, mereka korbankan nyawa demi susuatu yang tiada berguna sampai ke akhirat sana. Mereka korbankan nyawa kepada sesuatu yang tak bisa membela derajatnya. 

Terhadap perilaku ashobiyah, Rasulullah tidak akan mengakui sebagai umatnya. 

Rasulullah ﷺ bersabda:  "Barangsiapa terbunuh karena membela bendera kefanatikan yang menyeru kepada kebangsaan atau mendukungnya, maka matinya seperti mati Jahiliyah." (HR. Muslim, No. 3440).

Seseorang datang kepada Nabi  ﷺ dan berujar:  "Ada seorang yang berperang karena dorongan FANATISME, atau berperang karena ingin memperlihatkan KEBERANIAN, dan ada yang berperang karean ingin DILIHAT ORANG, siapakah yang disebut FI SABILILLAH?" Nabi menjawab; "Siapa yang berperang agar KALIMATULLAH menjadi TINGGI, ia berada FI SABILILLAH.” (HR. Bukhari No. 6904)

Bahkan yang lebih tragis lagi, demi  menonton konser artis. Mereka rela sakit meringis-ringis dipijak-pijak orang-orang yang histeris. 

Nabi ﷺ,  bersabda: "Barangsiapa keluar dari ketaatan dan tidak mau bergabung dengan Jama'ah kemudian ia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Dan barangsiapa mati di bawah bendera kefanatikan, dia marah karena fanatik kesukuan atau karena ingin menolong kebangsaan kemudian dia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Dan barangsiapa keluar dari ummatku, kemudian menyerang orang-orang yang baik maupun yang fajir tanpa memperdulikan orang mukmin, dan tidak pernah mengindahkan janji yang telah di buatnya, maka dia tidak termasuk dari golonganku dan saya tidak termasuk dari golongannya." (HR. Muslim No. 3436)

Sungguh sesuatu yang sangat ironis, terhadap agama-Nya mereka bisa biasa saja. Bahkan terkesan cuek bebek, dan tak mau tahu tentang suatu perkara yang akan menyelamatkan ( kebahagiaan) dunia dan akhiratnya. Ketika agama Islam dihina, sunah-sunah Nabi dicaci-maki, dan syari’at Islam dicela, mereka diam seribu basa. Namun ketika partai dan ormas dan tokoh pujaanmu dikritisisi, seketika bangkit kemarahanmu, membela dengan membabi buta, harga mati demi organisasi dan gengsi.

Kepada kaum Muslimin yang sampai saat ini masih terjerat belenggu hizbiyah, mohon untuk segera melepaskannya. Bergabunglah kembali bersama jamaah Rasulullah  ﷺ dengan pemahaman para sahabatnya yang shalih. Jangan sampai loyalitas beragama kita terkedilkan oleh ormas-ormas bikinan manusia, yang membuat wawasan agama kita menjadi sempit, picik, dan fanatik.

Dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa keluar dari keta'atan dan memisahkan diri dari Jama'ah kemudian dia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Barangsiapa terbunuh di bawah bendera kefanatikan, balas dendam karena kefanatikan, dan berperang karena kebangsaan, maka dia TIDAK termasuk dari ummatku. Dan barangsiapa keluar dari ummatku lalu (menyerang) ummatku dan membunuh orang yang baik maupun yang fajir, dan tidak memperdulikan orang mukminnya serta tidak pernah mengindahkan janji yang telah dibuatnya, maka dia TIDAK termasuk dari golonganku." (SHAHIH MUSLIM, No. 3437).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar