“Sesungguhnya di antara cemburu itu ada yang disukai Allah dan ada yang dibenci Allah. Cemburu yang disukai Allah adalah cemburu yang disertai dengan keragu-raguan, dan cemburu yang dibenci Allah ialah cemburu yang tidak disertai keragu-raguan.”(Al-hadits)
CEMBURU adalah fitrah yang merupakan sebuah tanda dari hadirnya rasa cinta dan kasih sayang di dalam hati setiap manusia. Semakin besar cinta, maka semakin besar pula kadar cemburu yang dimiliki oleh seseorang.
Cinta dan cemburu bak sekeping uang logam yang masing-masing sisinya sama sekali tidak dapat dipisahkan. Saat uang logam tersebut menggelinding, maka kedua sisinya akan tetap menggelinding berdampingan kemanapun arah uang logam tersebut hingga sampai di suatu titik perhentian. Begitupun cinta dan cemburu. Keduanya akan saling berdampingan dan terus berjalan dalam jiwa manusia hingga sampai pada suatu titik perhentian.
Menurut M. ‘Usman najati, cemburu merupakan emosi yang membuat hati manusia resah dan benci, dan muncul apabila seseorang merasa jika orang yang dicintainya mengarahkan perhatian atau cintanya kepada orang lain, bukan dirinya.
Cemburu dapat diarasakan oleh semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, biasanya perempuanlah yang lebih sering pencemburu daripada laki-laki. Pada dasarnya cemburu ini terbagi kedalam dua bagian, yaitu cemburu terpuji yang disukai Allah dan cemburu tercela yang dibenci Allah. Cemburu yang terpuji adalah cemburu yang didasari dengan fakta dan bukti-bukti yang kuat.
Sedangkan, cemburu yang tercela adalah cemburu yang didasari oleh sangkaan tanpa didukung dengan bukti yang kuat. Cemburu yang terpuji merupakan sebuah bumbu dalam keharmonisan rumah tangga yang dapat menambah cinta dan kasih sayang antara suami dengan istri. Sedangkan, cemburu yang tercela hanya akan menciptakan kerusakan baik kerusakan hati maupun kerusakan dalam berumah tangga.
Suami atau istri yang pencemburu buta, bahkan ‘membabi buta’, hatinya hanya akan selalu dipenuhi oleh rasa curiga, menghambat pekerjaan dan aktifitas suami, dan cenderung sangat membenci orang ketiga yang dicemburui sehingga dapat menyulut permusuhan.
Oleh karena itu dalam mengantisipasi agar tidak terjadi berbagai kekacauan akibat cemburu, hendaknya baik suami maupun istri memiliki manajemen cemburu yang baik agar dapat menentramkan perasaan dan keadaan. Dengan adanya manajemen cemburu, suami maupun istri akan menyikapi masalah cinta tidak hanya dengan “rasa” tapi juga dengan “rasio”.
Berikut ini ada beberapa tips untuk mengelola cemburu:
Jangan langsung marah apabila mulai ada rasa curiga terhadap pasangan Anda. Terus telusuri hingga mencapai titik temu yang dapat dibuktikan kebenarannya.Berterus terang kepada pasangan bahwa Anda sedang dilanda api cemburu dan mintailah penjelasan darinya. Jika Anda sudah mengenal pasangan Anda dengan sangat baik, maka Anda dapat membedakan bagaimana saat ia berkata jujur dan bagaimana saat ia sedang berbohong.Dekati atau bertemanlah dengan orang yang dicemburui. Meskipun ini merupakan hal yang cukup berat, tapi setidaknya dengan jalan seperti ini Anda akan lebih mudah mengetahui sebatas apa hubungan dia dengan pasangan Anda. Jika dalam batas yang wajar seperti rekan kerja dan semacamnya janganlah menyimpan rasa cemburu tersebut secara berkelanjutan.Berusahalah memberikan rasa saling percaya kepada pasangan Anda. Disinilah dibutuhkan kedewasaan dalam diri masing-masing agar terjalinnya rasa kepercayaan satu sama lain.Berusaha untuk setia. Sebagai orang yang pencemburu, tentunya Anda juga harus bisa membatasi pergaulan dengan lawan jenis sebagaimana yang Anda harapkan dari pasangan Anda agar bersifat adil dan tidak egois.Mengalihkan rasa cemburu dengan akal dan iman terhadap hal-hal yang lebih bergunaseperti menghadiir pengajian, menekuni hobi, dan sejenisnya daripada memelihara dan menumpuk-numpuk rasa cemburu dalam hati.Introspeksi diri. Bisa jadi, pasangan Anda beralih pandangan karena ada suatu atau beberapa hal dalam diri Anda yang tidak disukainya. Jika memang ada, ubahlah diri Anda agar dia tetap melirik Anda sebagai satu-satunya cinta yang ada di dalam hatinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar