Allah ‘Azza wa Jalla adalah Dzat yang Maha Pemurah. Dia mengabulkan doa siapa yang meminta pada-Nya tanpa menyekutukannya dengan sesuatu pun. Dia mengampuni dosa siapa yang memohon pengampunan hanya kepada-Nya yang Maha Penerima tobat.
“Berdoalah kepada-Ku,” demikian perintah-Nya dalam al-Qur’an yang disucikan, “Niscaya Aku akan mengabulkannya,” tutup ayat yang mulia itu sebagai sebuah kepastian pengabulan dari Allah Ta’ala yang memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa hanya kepada-Nya.
Karenanya, doa adalah wujud ketergantungan seorang hamba kepada Allah Ta’ala yang telah menciptakan dan memenuhi semua kebutuhannya. Sedangkan Dia amat menyukai hamba-hamba yang bergantung hanya pada-Nya semata.
Doa adalah jaminan keterkabulan jika dipanjatkan oleh seorang hamba kepada Rabbnya. Ialah sebuah jaminan nan amat pasti sebab Dia tidak mungkin mengingkari janji-Nya. Amat mudah bagi Allah Ta’ala untuk berikan semua yang dipinta oleh hamba-hamba-Nya, sebab tak ada satu pun orang yang mampu menandingi Kuasa-Nya.
Ada begitu banyak doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, baik yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an maupun riwayat shahih dari hadits yang mulia melalui banyak jalur periwayatan.
Di antara banyak hadits itu, ada yang secara jelas menyebutkan ganjaran-ganjaran yang dijanjikan oleh Allah Ta’ala bagi siapa yang membacanya. Bahkan ada di antara banyak riwayat itu yang menyebutkan berapa kali doa itu harus dibaca dan kapan membacanya.
“Barang siapa yang membaca (doa) di pagi atau sore hari, ‘Allahumma inni ashbahtu usyhiduka wa usyhidu hamalata ‘arsyika wa malaaikataka wa jami’a khalqika annaka antallahu laa ilaha illa anta wahdaka laa syarikalaka. Wa anna Muhammadan ‘abduka wa rasuluka.'”
(Ya Allah, sesungguhnya saya bersaksi kepada-Mu dan bersaksi pada pemilik ‘Arsy-Mu, dan para malaikat-Mu dan seluruh makhluk ciptaan-Mu. Sesungguhnya Engkau Allah, tiada Tuhan selain Engkau Yang Esa, tiada sekutu bagi-Mu, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu).
Jika dibaca sekali, sebagaimana kelanjutan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud ini, “Niscaya Allah Ta’ala akan membebaskan dirinya dari seperempat neraka.”
“Kemudian jika dibaca dua kali, niscaya dia dibebaskan dari neraka separuhnya. Barang siapa yang mengucapkannya tiga kali, maka dia terlepas dari neraka tiga perempatnya. Dan barang siapa yang mengucapkannya empat kali,” pungkas Nabi dalam hadits yang dikutip oleh Syaikh Musthafa Dib al-Bugha dalam “al-Wafi”, “maka Allah Ta’ala akan melepaskan dirinya dari neraka.”
Tentunya doa tersebut harus dibaca dengan sungguh-sungguh sehingga spiritnya terinstal sempurna ke dalam jiwa seseorang, kemudian terejawantah dalam amal sehari-hari; bukan sekadar ucapan kosong sebab pengucap tak ketahui makna yang terkandung di dalamnya dan malas mencari ilmu tentangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar