Rumah adalah tempat tinggal, berteduh, istirahat dan markas hidup. Sedangkan masjid adalah rumah ibadah. Bisakah keduanya disatukan? Membawa rumah ke masjid jelas tidak mungkin, lha iya, masak mau tinggal di masjid bersama keluarga, gak mungkin. Jika demikian maka yang mungkin adalah membawa masjid ke rumah, maksudnya aktifitas masjid kita alihkan ke rumah, memang tidak semuanya, karena kalau semuanya, maka masjid kehilangan fungsi, akan tetapi hanya sebagian saja yang mungkin kita rumahkan.
RUMAH SEBAGAI TEMPAT SHALAT
Shalat sebagai ibadah mulia dan agung dalam Islam, ia harus diperhatikan oleh setiap muslim. Hendaknya seorang muslim tidak mengharamkan rumahnya dari kebaikan dan keberkahan ibadah yang agung ini. Caranya yaitu dengan melaksanakan shalat di rumah. Melaksanakan shalat di rumah bagi wanita (istri dan anak-anak perempuan) adalah jelas karena rumah adalah tempat terbaik bagi mereka, bagi laki-laki (suami dan anak-anak laki-laki) adalah dengan melaksanakan shalat-shalat sunnah di dalamnya karena untuk shalat wajib bagi laki-laki tempatnya adalah masjid. Firman Allah,
وَاجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قِبْلَةً وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ [يونس : 87]
“Dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman.” (Yunus: 87).
Ibnu Abbas berkata, “Menjadikan rumah sebagai kiblat, maksudnya adalah menjadikan rumah sebagai masjid (tempat shalat).”
Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ الصَّلاَةَ فِي مَسْجِدِهِ فَلْيَجْعَلْ لِبَيْتِهِ نَصِيْباً مِنْ صَلاَتِهِ فَإِنَّ اللهَ عز وجل جَاعِلٌ فِي بَيْتِهِ مِنْ صَلاَتِهِ خَيْراً .
“Apabila salah seorang dari kalian shalat di masjidnya maka hendaknya dia memberi bagian dari shalatnya kepada rumahnya karena Allah Azza wa Jalla menjadikan kebaikan di rumahnya karena shalatnya.” Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir.
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Itban bin Malik bahwa dia berkata kepada Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam, “Aku sangat ingin wahai Rasulullah, engkau datang kepadaku dan shalat di dalam rumahku sehingga aku menjadikannya sebagai mushalla (tempat shalat).” Ia berkata, Maka Rasulullah bersabda kepadanya, “Akan aku lakukan insya Allah.” Itban berkata, “Maka berangkatlah Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam dan Abu Bakar ketika siang nampak meninggi, maka Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam meminta izin, lalu aku mengizinkan kepada beliau, beliau tidak duduk sebelum masuk ke dalam rumah, lalu beliau berkata, “Di mana engkau suka aku melakukan shalat dari rumahmu?” Ia berkata, “Maka aku tunjukkan kepada beliau suatu arah dari rumahku, maka Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam berdiri kemudian bertakbir, lalu kami semua berdiri membentuk barisan dan Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam shalat dua rakaat kemudian salam.”
RUMAH TEMPAT MEMBACA AL-QUR`AN
Membaca al-Qur`an secara umum diperintahkan termasuk membacanya di rumah karena bacaan al-Qur`an di rumah menghadirkan keberkahan dan rahmat, khususnya jika yang dibaca di rumah adalah surat Al-Baqarah maka rumah akan terlindungi dari sumber keburukan yaitu setan. Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قُبُوْرًا إِنَّ السَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ البَيْتِ الَذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ البَقَرَةِ .
“Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan! Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah.” Diriwayatkan oleh Muslim.
RUMAH TEMPAT BERDZIKIR
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam dalam hadits di atas melarang menjadikan rumah sebagai kuburan, yakni berdzikirlah di rumahmu supaya rumahmu tidak menjadi kuburan, di samping kuburan adalah tempat orang mati dan rumah yang tidak ada dzikir kepada Allah di dalamnya adalah mati, hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam,
مَثَلُ البَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ وَالْبَيْتِ الَّذِي لاَيُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالمَيِّتِ .
“Perumpamaan rumah yang di dalamnya ada dzikrullah, dan rumah yang tidak ada dzikrullah di dalamnya adalah (laksana) perumpamaan antara yang hidup dengan yang mati.” Diriwayatkan oleh Muslim.
Dari sini seorang muslim harus menjadikan rumahnya sebagai tempat berbagai bentuk dzikir yang disyariatkan baik dzikir hati maupun lisan, dzikir umum maupun dzikir khusus misalnya shalawat, dzikir pagi dan petang, membaca hadits-hadits Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, membaca buku-buku agama yang bermanfaat dan sebagainya.
Termasuk menjadikan rumah sebagai tempat berdzikir adalah menjaga doa-doa dan sunnah yang disyariatkan khusus terkait dengan rumah. Sebagai contoh adalah dzikir pada saat masuk rumah dan ketika makan. Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Jika seorang laki-laki masuk ke dalam rumahnya kemudian menyebut nama Allah Ta’ala ketika dia masuk dan ketika dia makan, setan berkata, ‘Kamu tidak punya (jatah) tempat tidur dan tidak pula (jatah) makan di sini.’ Dan jika ia masuk dan tidak menyebut nama Allah ketika ia masuk, maka setan berkata, ‘Kamu mendapatkan (jatah) tempat tidur.’ Dan jika tidak(menyebut) nama Allah ketika makan, setan berkata, ‘Kamu mendapat (jatah) tempat tidur dan makan’.” Diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Termasuk doa-doa yang terkait dengan aktifitas harian di rumah seperti doa hendak buang hajat, doa hendak tidur dan bangun darinya dan lain-lain.
RUMAH TEMPAT MAJLIS ILMU
Salah satu bentuk tanggung jawab pemimpin rumah tangga adalah menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anggota keluarganya agar mereka mengamalkannya dengan dasar ilmu yang benar. Hal ini salah satunya adalah dengan mengadakan majlis ilmu di rumah secara periodik, misalnya mingguan atau dua mingguan atau paling tidak bulanan. Bapak atau suami bisa menunaikan tugas ini sendiri, tentu dia harus membekali diri terlebih dahulu dengan ilmu yang memadai atau kalau bapak merasa belum mampu, dia bisa menghadirkan seorang muallim atau ustadz untuk kepentingan ini, hadirnya orang shalih yang berilmu ke rumah Anda sudah merupakan keberkahan tersendiri bagi Anda dan keluarga lebih-lebih orang-orang tersebut hadir demi ilmu. Pembawa minyak wangi kepada Anda, minimal Anda akan mencium aroma harum darinya. Anda tentu tidak mau kan kalau yang masuk rumah Anda adalah orang buruk lagi bodoh? firman Allah,
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا [نوح : 28]
“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kebinasaan.” (Nuh: 28). Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar