Air merupakan salah satu unsur terpenting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Bayangkan apabila air di bumi ini habis, tentu tidak akan ada makhluk hidup yang dapat bertahan hidup tanpa air. Namun Allah telah merancang siklus air di bumi ini sedemikian rupa sehingga manusia tetap bisa menikmati air hingga sekarang.
Sudah sejak lama ilmuwan menemukan cara kerja siklus air. Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Beginilah Siklus Air Menurut Alquran
Namun kali ini kita tidak akan membahas siklus air melalui kacamata ilmiah, namun kita akan melihat siklus air menurut Alquran, sebuah kitab suci yang diturunkan kepada seorang nabi yang tidak bisa baca tulis 1400 tahun silam dimana ilmu pengetahuan masih sangat terbelakang.
Dalam surat Al-Waqiah, Allah SWT berfirman:
"Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum." [QS. Al-Waqiah ayat 68]
"Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya?" [QS. Al-Waqiah ayat 69]
Dan dalam ayat lain Allah juga berfirman:
"Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." [QS. Al-Baqarah ayat 22]
Dalam ayat diatas, sangat jelas ditegaskan bahwa air yang kita minum adalah air yang berasal dari langit. Hal ini tentu sangat bersesuaian dengan hasil penelitian ilmiah modern.
Air tersebut adalah air hujan yang turun melalui pengedaran siklus air. Awalnya ia berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, dan salju, hujan gerimis atau kabut.
Allah juga menerangkan bagaimana siklus hujan di dalam Alquran dengan rinci. Beginilah tahapan-tahapan turunnya hujan menurut Alquran:
"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira." [QS. Ar-Rum ayat 48]
Secara teknis, tentang apa yang di firmankan Allah di dalam Alquran sangat bersesuaian dengan hasil penelitian para ilmuwan. Ilmu sains menerangkan bahwa sebelum hujan terbentuk, terdapat beberapa tahap yaitu: 'bahan baku' hujan naik ke udara, kemudian terbentuklah awan, dan hingga turunlah hujan yang bisa kita lihat dan rasakan.
Air yang kita minum ini mungkin berasal dari sumur, sungai atau danau, namun Alquran menyebut air yang kita minum berasal dari hujan. Karena dari hujan inilah terbentuk sumber-sumber air yang akan mengaliri sungai-sungai, mengisi sumur-sumur, dan memenuhi danau. Tanpa air hujan, siklus air di planet bumi ini tidak akan berjalan.
Lalu bagaimana dengan air laut yang asin? Allah juga telah berfirman:
"Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?" [QS. Al-Waqiah ayat 70]
Kata asin dalam ayat di atas masih berkaitan dengan siklus air. Ilmu pengetahuan modern membuktikan bahwa air sungai membawa bermacam-macam mineral ke laut, salah satunya ialah sodium klorida (garam). Pada saat air laut menguap, maka hanya airnya (H2O) saja yang menguap sedangkan garam tetap tertinggal.
Melalui proses siklus yang berulang selama jutaan tahun, maka air laut menjadi asin seperti sekarang. Di seluruh pelosok dunia, sungai mengirim sekitar 40 milyar ton garam ke laut setiap tahunnya.
Itulah siklus air menurut kitab suci yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Seseorang yang hidup sekitar 1400 tahun yang lalu dimana ilmu pengetahuan masih terbelakang. Bahkan ia adalah orang yang tidak bisa membaca dan menulis.
Lalu, bagaimana ia bisa menerangkan siklus air secara tepat dan akurat? hal ini membuktikan bahwa Muhammad hanyalah pembawa wahyu yang datang langsung dari Tuhan yang menciptakan bumi ini beserta isinya, yaitu Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar